Share

Bab 26 Salah Pilih

Mataku yang berat seperti ada beton seratus kilo akhirnya bisa terbuka sedikit demi sedikit. Tentu saja karena merasakan ada hal yang beda dengan penciumanku. Aku tak mencium aroma sedap mie instan yang terakhir kumakan. Bahkan, tak ada bau makanan sama sekali. Justru mayoritas bau obat. Dimana ya aku? Apa aku teleportasi ke pabrik obat?

“Al?” Sebuah guncangan membuatku tersentak. Mataku langsung terbelalak kaget.

Kulihat Bunda memandangku gusar, “Alana, kamu sadar Nak?”

“Savannah gimana perasaanmu?” imbuh Ayah tak mau kalah.

“Kok bisa nggak ngabarin kami kalau sakit keras,” kutuk Bang Ranu khawatir.

Aku nyengir seperti keledai bodoh. Rupanya aku sedang ada di rumah sakit kare
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status