# Arisan Bodong Keluarga
Bab 3 Sampai di rumah Murni masih kesal, dia terus menyebut nama Novia dan menyebutnya sebagai menantu tak tahu diri. " Sudahlah Mah tak usah marah marah, malu sama tetangga. Mereka pasti membicarakan keluarga kita " " Ah merekanya saja yang kepo suka ikut campur urusan orang " balas Murni masih dengan wajah sangarnya. " Bapak tadi udah janjiin Novia buat datang, emang Bapak udah ada uang buat bayar?Lagian Pak gak usah di bayar itu kan pasti uang Diki " Imam menggelengkan kepalanya, seingatnya Novia selalu bilang jika arisan itu 100% uang dia. Karena uang Diki lebih banyak di berikan pada istrinya. Untuk nafkah pun Novia hanya mendapat sisa gaji Diki. " Amah hubungi dulu Robi dan Ayu, mereka kan yang pakai uang itu. Bagaimana pun uang itu akan di tuntut Novia karena itu memang haknya," " Tapi Pak..." " Sudah Mah, cepat hubungi mereka. Bapak gak mau masalah ini berlarut larut. Jangan sampai tetangga menilai kita buruk " Imam memotong ucapan istrinya. Dengan malas Murni meraih ponselnya dan meminta anak menantunya datang agar menyelesaikan masalah uang arisan. Dua jam kemudian Cantika putrinya dan Robi anak laki lakinya datang. Robi datang bersama istrinya Ayu yang menggendong putri mereka. " Ada apa sih Mah. Aku lagi sibuk mesti antar jemput anak anak " Cantika menghenyakan bokongnya di sofa. " Baguslah kalian datang, cuma Diki yang gak ada. Tapi tak apa nanti dia pasti setuju dengan keputusan kita " " Ini soal apa sih Mah? " Cantika masih belum paham dengan maksud Ibunya menyuruh datang. " Jadi gini, Novia sudah tahu kalau uang arisannya tak ada. Tapi Amah belum bilang kalau uangnya di pakai biaya nikah Robi. Karena dia minta ganti Amah sama Bapak sudah sepakat untuk menggantinya dengan cara nyicil.... " " Ya baguslah kalau gitu Mah, asal aku gak ikut bayarin aku ok ok saja " potong Cantika. " Ya gak gitu juga Tik, sebagai saudara kalian harus saling bantu. Nanti juga kalau kamu kesulitan pasti Robi bantu kok. Iya kan Rob? " Murni meminta dukungan Robi anak bungsunya. Robi langsung mengangguk mantap, tidak dengan Cantika malah tertawa lebar. " Hahaaa, masa sih? seingatku yang ada dia terus yang minta di bantuin " Robi langsung melotot tak suka. Setelah bicara panjang lebar tetap saja mereka tak menemukan jalan keluar. " Sudahlah lebih baik kita tunggu Diki saja, yang pasti keputusan Amah tidak berubah. Untuk pembayaran akan di cicil pada Novia " " Terserah Amah sajalah " Cantika berdiri dari duduknya. Sebentar lagi anaknya harus di jemput dari sekolahnya. Sebagai Ibu rumah tangga itulah tugasnya dan sisanya dia akan nongkrong bersama teman temannya sebab pekerjaan rumah sudah di kerjakan ART. Murni kembali mengirim pesan pada Diki dan Novia agar nanti mereka langsung pulang seusai kerja. Karena ingin membahas soal uang arisan milik Novia. *** Turun dari ojeg online Novia menggerutu kesal gara gara mertuanya membuat keributan dia jadi telat. Untung saja bel belum berbunyi jadi dia masih bisa sedikit bernafas. Belum lagi Diki yang pergi sendirian tidak mengajaknya padahal mereka masih satu pabrik. " Loh Bu kok sendirian? tadi saya lihat Pak Diki sendirian juga. Kirain Ibu gak masuk " Satpam penjaga gerbang bertanya pada Novia yang baru saja datang. Diki cukup di kenal karena dia memiliki jabatan sebagai supervisor di produksi sedangkan Novia memiliki jabatan sebagai admin di gudang. " Oh iya Pak tadi suami daya duluan, tadi ada pekerjaan saya di rumah belum beres. Mari Pak saya sudah terlambat " jawab Novia ramah dia membuat alasan yang masuk akal. Si Satpam hanya mengangguk dan mengiyakan. Satpam tersebut mengenal Diki karena Diki salah satu Pengawas di pabrik tersebut. " Tuh kan dia merajuk, bikin malu saja. Masa iya aku bilang jujur kalau aku lagi ribut " gumam Novia dalam hati. " Iya Bu, silahkan " buru buru Novia melanjutkan langkahnya menuju ruang kerjanya. " Heuhh heuuhhh " karena terburu buru Novia sedikit berlari hingga sampai di ruangannya dia nampak terengah engah. " Loh Vi baru sampe, tumben? " sapa Nurma teman satu ruangannya. " Iya tadi aku berangkat sendiri " jawabnya lalu meraih satu botol air mineral yang sudah tersedia di mejanya. " Kirain belanja dulu, bukannya kemarin bilang mau dapat arisan ya. Hebat uuyyy di traktir nih " mata Novia mendelik, dia kembali kesal mengingat kejadian kemarin yang ternyata uangnya tak ada. " Boro boro, yang ada zonk " tukasnya. Melihat wajah Novia yang nampak sedang kesal Nurma memilih diam. Mungkin sahabatnya ini sedang butuh waktu untuk sendiri. Biasanya jika hatinya sudah tenang maka Novia akan bercerita. Nurma dan Novia sudah lama saling mengenal. Novia lebih dulu masuk bekerja dua bulan kemudian Nurma bekerja di pabrik tersebut. Saking sudah lamanya mereka mengenal satu sama lain merasa tidak canggung jika harus bercerita masalah keluarga. Bahkan mereka sering sharing agar mendapat solusi. Karena bel berbunyi yang menandakan jam bekerja sudah dimulai mereka pun menghentikan obrolan dan fokus untuk bekerja. Siang hari di jam istirahat Novia dan Nurma duduk berdua. Tanpa di minta Novia pun menceritakan kejadian yang di alaminya kemarin. Terutama soal uang arisannya raib. " Kamu serius gak seperak pun? " mata Nurma membulat tak percaya. Dan Novia hanya mengendikan kedua bahunya. " Gila ya mertua kamu, itu kan hasil keringatmu. Aku tahu persis perjuangan kamu tiap bulan menyisihkan uang untuk arisan. Cckkk padahal aku pernah peringatin kamu " Novia menunduk teringat ucapan sahabatnya untuk tidak mengikuti arisan tersebut. Novia sempat menolak tapi dorongan dan sindiran Amah membuat Novia menyerah. " Huhhhh sudahlah, nasi sudah jadi bubur. Sekarang aku harus perjuangin hak aku. Semoga saja uang itu bisa kembali " Tarikan nafas Novia nampak berat, seberat beban di hatinya. Ting [ Pulang kerja di tunggu di rumah Amah soal uang arisan ] Ada pesan masuk dari suaminya, tanpa ada permintaan maaf telah meninggalkannya bekerja. Pesan yang sama yang dikirim oleh mertuanya. " Siapa? kok mukanya kesal gitu " " Mas Diki, pulang kerja di suruh ke rumah mertua buat bahas soal uang arisan " jawab Novia dengan wajah masam. " Saran aku ya, sebaiknya kamu jangan datang sendiri. Itu kan kandang mereka, lebih baik ajak Ibu atau siapa Paman kamu tuh? " " Paman Arif? " Nurma mengangguk. Novia berpikir sejenak, ada benarnya juga saran dari sahabatnya. Jangan sampai nanti di tekan lagi oleh suami dan keluarganya. Selama ini Novia selalu mengalah rasanya sudah cukup lelah. Mereka akan makin berani nantinya. Tadi malam saja dia mendapat tamparan dari Diki. Apalagi nanti bisa bisa jadi bulanan. Meski dia berani tapi juka melawan lebih dari 3 orang rasanya harus di pikir dulu. Novia pun mengirim pesan pada pamannya untuk datang nanti malam. Dia memang butuh pendamping apalagi ini jumlah uang yang besar. " Aku udah hubungi Paman, tapi belum di balas. Mungkin lagi sibuk " " Nanti juga di balas, semoga Pamanmu bisa datang. Setidaknya kamu tidak menghadapi mereka sendirian. " Novia mengangguk membenarkan ucapan sahabatnya.# Arisan Bodong Keluarga Bab 149 ( Robi Melepas Motornya ) Buugghhh Terdengar suara hantaman keras menyusul suara tubuh yang terjatuh. " Mas Robiii " teriak Ayu histeris. " Robiiii " Bu Murni pun berteriak tak kalah keras dari Ayu. Robi jatuh terjengkang ke lantai terkena tendangan Diki. Rupanya sedari tadi Diki bersiaga ketika Cantika dan Robi beradu mulut. " Sudah sudah berhenti, malu saya sama tetangga. Dari tadi saya gak mau ikut campur urusan keluarga kalian tapi malah makin ribut " Suami Dina yang berada di dalam kamar ikut keluar, padahal awalnya dia tak mau ikut campur urusan keluarga istrinya karena semua tetangga berbeda RT pun tahu kalau keluarga Bu Murni sering ribut. Robi langsung berdiri di bantu Ayu. Diki pun sudah mundur kembali dan sekarang berdiri bersisian bersama Cantika. Melihat suami Dina marah, Pak Imam langsung meminta maaf. " Maaf Dhika, keluarga saya sudah bikin keributan disini. Saya juga tidak tahu kalau istri saya sering bertemu Robi disini "
# Arisan Bodong Keluarga Bab 148 ( Ribut Lagi ) " Diaammm " Robi berteriak menggema ke seluruh ruangan. Cantika memang terdiam, namun dia mengangkat wajahnya seakan menantang. " Apa maumu? " ucap Robi menatap tajam Cantika. " Kembalikan uang yang sudah kau makan, semua catatan dan bukti ada disana jadi kamu tak bisa mengelak lagi " Cantika menunjuk buku yang tadi dilempar menggunakan dagunya. " Hahaaa, kalau aku tak mau? " Robi tertawa dan balik menantang. " Tak masalah, pilihannya cuma ada 2. Kamu kembalikan semua uang yang sudah kau makan atau kalau tidak aku akan melaporkanmu ke Polisi agar kau di penjara " sahut Cantika dengan tegas. " Aku tak akan pernah mengembalikan uangnya. Aku rasa tak perlu karena itu uang Amah, bukan uangmu. Lagi pula aku yakin kamu juga pasti ikut memakai uang tersebut " " Apa kau punya bukti aku sudah memakai uang toko? jangan bermimpi untuk menuduhku. Maling teriak maling, Amah sudah mendengarkan apa yang ada di pikiran anak kesayangan Amah in
# Arisan Bodong Keluarga Bab 147 ( Pura Pura Pingsan ) Bluughhhh " Amaahhh " jerit Ayu. Semua langsung menoleh ke arah Bu Murni yang terkulai di lantai. Diki dan Cantika saling berpandangan. Ada sorot mata keraguan di hati Cantika dan Diki. Dalam hati mereka mengira kalau Bu Murni berpura pura, tapi bagaimana kalau misal benaran pingsan? Mereka pun sedikit khawatir. Cantika dan Diki dilema, mereka terlihat menelan ludah kasar. Ayu dan Robi posisinya paling dekat dengan Bu Murni otomatis mereka yang paling pertama mendekat. " Lihat gara gara kalian Amah pingsan, kalau ada apa apa sama Amah kalian harus bertanggung jawab " Robi berteriak sangat kuat. " Huaaa huuaa Amaaah " Ayu berteriak tak kalah histerisnya. Para tetangga mulai masuk karena penasaran mendengar teriakan Robi dan tangisan Ayu. Salah satu dari mereka bertanya " Ada apa, apa ada masalah? " " Aduh ternyata banyak tetangga, padahal niatnya cuma menahan Diki dan Cantika supaya gak lapor Polisi, gimana ini ? " Bu
# Arisan Bodong Keluarga Bab 146 ( Perkelahian Diki Dan Robi ) Klotak " Haaa, Di-Ki Ti-ka " suara Dina tercekat. " Hai Bi, gak usah kaget seperti itu " ucap Cantika sambil menerobos masuk ke dalam. " Tik " ucap Dina ingin menarik tangan Cantika. Namun Diki menghalangi adik Ibunya tersebut. " Sudah Bi, kami ada urusan penting. Aku harap Bibi gak ikut campur ya " Diki memegang tangan Bibinya. " Kamu jangan gak sopan sama Bibi ya Ki, ini rumah Bibi " bentak Dina pada Diki. " Aku tahu Bi, aku kecewa sama Bibi sudah menutupi semua. Andai Bibi tak mengizinkan Amah membawa Robi kemari aku juga tak akan mengganggu kenyamanan Bibi " balas Diki telak. Dina langsung terdiam tak bisa menjawab, andai bukan permintaan kakaknya dia juga tak akan mengizinkan kakak dan anaknya bertemu di rumahnya. " Aarrghhh " terdengar teriakan di dalam ruang makan membuat Diki dan Dina berlari untuk melihatnya. Diki berlari terlebih dahulu dia melihat Cantika sedang menjambak Ayu dan Robi sedang berusah
# Arisan Bodong Keluarga Bab 145 ( Dimana Amah? ) " Pantas saja emas si Ayu tambah banyak, belum lagi sering pasang story lagi makan di cafe mahal bareng si Robi. Dasar pasangan gak ada akhlak " umpat Diki sambil menggebrak meja. " Jadi kapan kita akan meminta pertanggung jawabannya? aku sudah gak sabar buat menghajar dia " tambah Diki nampaknya dia marah sekali dengan perbuatan adiknya. Sedikitnya Diki memiliki dendam pribadi pada Robi karena secara tidak langsung Robi yang menghancurkan rumah tangganya. Gara gara pernikahan Robi yang menggunakan uang arisan istrinya kini dia yang harus menanggung akibatnya, berpisah dengan anak istrinya. " Kamu punya dendam pribadi ya Mas sama dia sampe semangat gitu hehee " Cantika tersenyum miring melihat tingkah kakak laki lakinya. Dikii sedikit malu mendengarnya karena ternyata nampak sekali amarah dan dendamnya. " Apa salah kalau aku marah, kamu bayangkan saja sendiri kalau kamu ada di posisiku. Berpisah dengan anak dan suami mu karena
# Arisan Bodong KeluargaBab 144 ( Robi Dan Ayu Korupsi )Pulang dari tempat kerja Diki langsung menuju ke toko Cantika, lebih tepatnya toko Ibunya hanya saja dikelola oleh Cantika.Diki pulang dengan diselimuti rasa kesal setelah sebelumnya dia sempat bersitegang dengan Novia di parkiran motor." Sombong sekali Novia mentang mentang sudah dapat penggantiku, dia kira cuma dia saja yang laku? Haaahh aku juga punya Nuri " Diki menggerutu sepanjang jalan di motornya.Dulu motornya paling bagus di parkiran karena model terbaru dan harganya mahal, kini gelar motor terbagus diambil Novia bahkan Novia membeli cash walaupun itu hadiah. Sementara Diki dia mengambil dengan cara kredit untung saja gak ambil tenor lama karena Diki takut tiba tiba dia tak bisa membayarnya.Diki sudah tiba di depan toko Cantika dia langsung memarkirkan motornya kemudian masuk ke dalam." Mi dimana Cantika? " Diki bertanya pada Umi, bisa dibilang Umi ini orang kepercayaan Cantika.Di antara yang lain dia termasuk