Luc menceritakan kepergiannya beberapa hari terakhir setelah memastikan aku sudah mandi. Rupanya, dia mengejar orang itu ke Negeri Orang-orang mati. Para Malaikat Maut juga mulai bertanya-tanya tentang orang itu, karena mereka yakin lelaki itu adalah orang hidup. Oleh karena itulah kemampuannya untuk membuka gerbang negeri orang mati dan memanipulasi jiwa terasa sangat aneh.
Para Malaikat maut sekarang sibuk mencari tahu tentang catatan makhluk sepertinya. Luc sendiri tidak yakin, selama eksistensinya, dia tidak pernah sekalipun bertemu dengan lelaki sepertinya. Dia mengetuk tangannya ke meja. Alisnya mengernyit dalam, terasa aneh ketika dia melakukannya karena Luc tidak pernah ke bingung itu terhadap sesuatu.
“Mereka menyebutnya Penyusup,” katanya.”Penyusup itu mampu memisahkan jiwa, menjangkau negeri orang mati dan menggunakan sebilah potongan sabit kematian. Itu sangat aneh karena hanya malaikat mau yang mampu menggunakan sabit. Artemis sepertimu s
Aku menceritakan pertemuan dengan Penyusup dan Link yang dia pasang padaku. Luc segera memintaku melepas Link itu, tetapi aku menolak. Aku bisa menggunakan Link itu sebagai sarana mata-mata, meski dengan begitu Penyusup bisa melakukan sebaliknya.“Kau yakin bisa mengatasinya?” tanya Luc khawatir. “Link itu bisa merusak mentalmu perlahan. Itulah yang dia lakukan pada Lilia.” Dia menyentuh tanganku perlahan. Begitu berahti-hati hingga aku bisa merasakan kesungguhannya. “Aku tidak mau hal itu terjadi padamu juga.”“Luc,” gumamku lelah. “Hanya ini yang bisa kulakukan untuk menjaganya. Aku merasa dia mengetahui sesuatu.”Luc menatapku dalam-dalam. Aku tahu, dia tidak menyetujui rencanaku, tetapi juga tahu keputusanku masuk akal. Penyusup selalu melangkah lebih dulu dari kami dan setiap kami berhasil mengetahuinya, dia sudah lebih dulu pergi. Sekarang, ketika akhirnya dia m
Luc memaksa mobilku melewati jalan setapak yang basah karena embun, hingga terhenti oleh batang pohon besar yang tumbang. Ini bukan ide bagus, aku tahu, seharusnya aku menerima tawaran Daniel membawa Jeepnya, tetapi nasi sudah menjadi bubur. Bahkan bila, kami membawa Jeep Daniel, kita tidak akan bisa lewat.“Biar kucek, apakah aku bisa memindahkan itu,” kata Luc.Dia turun, kemudian berjalan ke pohon. Setelah memastikan sesuatu, dia menggeleng. Tangannya melambai, memintaku turun, sehingga aku menuruti permintaannya. Begitu sampai di tempatnya, aku disuguhkan pemandangan menyebalkan, berupa lumpur dan genangan, serta ilalang-ilalang.“Di sinilah akhir perjalanan mobil kita hari ini,” gerutuku sembari berkacak pinggang kesal. “Yah, ini tidak berarti kita tidak pernah bertemu situasi semacam ini.”Luc menoleh. “Kita akan berjalan mulai sekarang?”“Ya.”Rute yang kami lalui tidak sesul
Ketika kami sampai di rumah sakit, Daniel sudah menunggu di salah satu bangku tunggu unit gawat darurat. Ada Naomi juga di sana, wajahnya tegang, dan kemudian dari belakang kami, mobil polisi datang. Hanya ayah Daniel yang turun dari mobil dengan tergesa-gesa. Wajahnya dipenuhi berbagai macam emosi. Antara marah, bingung, frustasi, semuanya. Mengingat semua yang terjadi di kotanya yang kecil, itu tidak mengherankan.Daniel mendatangi kami, begitu pula Naomi. Daniel berdiri di depanku memasang badan untuk ayahnya yang mengepal erat.“Mr. Steel,” panggilku sembari mengangguk. Berpura-pura tidak mengetahui kemarahannya.“Apa yang sebenarnya terjadi di sini, Scott?” geramnya. Wajahnya memerah karena amarah. “Semua baik-baik saja sebelum kau datang. Apa yang kau lakukan?”“Ini bukan salahnya!” bentak Daniel. “Dia mencoba untuk membantu.”Ayahnya tidak mendengar. Suara sambungan radio di dadanya
Aku menceritakan semua hal yang terjadi di kota ini. Sebagai gantinya, Sheriff Steel sedang berusaha tidak menatapku dengan pandangan bertanya apakah aku sudah gila. Aku menghargai usahanya, sungguh, tetapi usaha itu tidak cukup kuat untuk membuatku tidak tertawa geli. Setidaknya, beginilah orang dewasa ketika mereka mengtahui keberadaan makhluk supernatural yang selama ini mereka anggap mitos. Pengalaman dan pikiran rasionalnya mencoba menolak mati-matian, tetapi bukti ada di depan mata.Ketika cerita itu sampai pada para penduduk desa yang merupakan Manusia Serigala, Sheriff Steel tidak bisa menahan dirinya untuk merokok. Daniel melotot, tetapi Sheriff perlu nikotin untuk menjaga pikiran warasnya. Dia mengembuskan asap rokok ke langit-langit ruangan, ekspresiy yang tiba-tiba saja terlihat jauh lebih tua, dan sambungan walkie talkie yang terus bergemeresak.“Manusia Serigala. Rubah Api. Pemburu Magis Setengah Dewa. Hal gila ap
Semuanya berjalan baik. Patroli ditingkatkan, larangan resmi mengatakan migrasi serigala yang mengkhawatirkan. Rupanya sudah banyak warga kota yang melihat serigala berkeliaran dan aku mulai berpikir ini cukup mengkhawatirkan. Sepanjang makan malam itu, kami semua tegang oleh semua kemungkinan yang terjadi. Daniel menyusul tiga puluh menit setelahnya, wajahnya kusut setelah memberitahu eksistensi aslinya.“Kau baik-baik saja?” tanyaku.Daniel bimbang sejenak. “Kurasa begitu. Dad syok, tapi hanya itu.”“Kau memberi tahu sampai setelah itu, ya?”Aku tidak mampu membawa diriku mengucapkan ‘kematianmu’, tetapi Daniel memahami maksudku. Dia tersenyum dan duduk di sebelah Naomi yang hanya memutar pastanya. Kami semua tidak dalam kondisi terbaik untuk makan, tetapi bagaimana pun kami perlu makan. Daniel memesan minuman bersoda dan mengusap wajahnya kasar.“Iya,” jawabnya pada akhirnya setelah pel
Lolos lagi. Sialan.Aku membanting pintu mobil keras-keras. Luc yang mengemudi hanya bisa melihat. Lima hari dan bajingan-bajingan itu telah menculik setidaknya lima belas orang. Tidak ada pola, tidak ada waktu yang pasti, tidak tentu di mana. Mereka mengambil anak kecil, orang tua, pekerja yang baru pulang, anak sekolah yang baru pulang pesta, gelandangan mabuk. Semuanya. Mereka menculik anak kecil di taman pada sing bolong. Mereka menyerang anak sekolah di depan teman-teman mereka. Ketakutan semakin meraja lela. Polisi kewalahan oleh panggilan-panggilan telepon.Aku hampir gila.“Hyde!” panggil Luc. Dia turun dari mobil dan berjalan cepat menyusul. Luc menarik tanganku, hingga membuatku berbalik. Tiba-tiba saja aku sudah berada di dalam pelukannya. “Tenang, okay?”Luc mengetahui apa yang dilakukan Daniel lima hari lalu, tetapi tidak melakukan apa pun tentang itu. Sebagai gantinya, dia lebih sering dekat denganku, tidak takut lagi
“Apa sesuatu terjadi antara kau dan Luc?”Tidak ada.Luc tidak menciumku, tidak mengatakan hal-hal aneh tentang keselamatanku, tidak menjadi dirinya yang sangat lembut. Jantungku tidak berdebar. Aku tidak menyukai ciuman itu. Kami tidak menikmatinya. Kegiatan di pagi hari setelah tidur itu tidak pernah terjadi.Akan tetapi, itu benar-benar terjadi. Itu bukan mimpi. Bukan juga khayalan. Luc menciumku dengan begitu lembut dan aku masih bisa membayangkan sentuhan bibirnya yang dingin. Aku pasti gila.“Tidak ada apa-apa,” kataku, berbohong.Naomi mengerutkan dahinya.Tentu saja dia curiga. Aku menghindarinya mati-matian. Sebagian dariku tidak nyaman dengan perasaan membuncah di perutku, sementara sebagian yang lain merasa bersalah karena merasakannya. Rasa bersalah karena menyukai perlakuan Luc padaku. Bagaimana bisa aku berbunga-bunga pada orang yang telah membunuhnya?Untuk apa semua mimpi buruk-mimpi buruk itu?
Kesampingkan perihal masalah pribadiku dengan Luc. Masalah ini berjalan ke arah yang amat rumit. Serena benar-benar bodoh. Apa dia pikir melakukan itu bisa membuat Dean bangkit? Malam itu aku kembali bersama Luc setelah dia memberikan list orang-orang yang kemungkinan akan hilang. Wajah Sheriff memucat. Umurnya seolah bertambah sepuluh tahun hanya dalam beberapa menit. Dengan tangannya yang gemetar, dia mengambil walkie talkie-nya dan memerintahkan polisi-polisi menjaga orang-orang ini. Aku tidak mengenal semua yang ada di nama itu, tetapi ada nama Makezie di sana, sedangkan Daniel menjadi lebih gelisah tentang itu. “Itu karena nama-nama di sana tidak hanya berisi orang dewasa, tetapi juga anak-anak,” jelasnya setelah ayahnya pergi menggunakan mobil polisi dengan terburu-buru. Mobil derek sudah dipanggil dan tidak ada lagi yang bisa mereka lakukan sekarang, karena tidak ada korban jiwa. “Itu tentu saja membuatnya syok.” “Apa lagi yang