Share

Bab 50. Perdebatan di Aula Padepokan

Permana segera memerintahkan murid-murid padepokan untuk menurunkan mayat Begawan Wirasena dan menaruhnya dulu di ruangan belakang. Dia kemudian meminta Gendis dan Cakraraya ke aula padepokan untuk berdiskusi.

Permana duduk di kursi ketua, sementara Cakraraya, Gendis dan Nyi Dewi duduk di kursi bawah. Wajah keempat tokoh utama pedpokan segaran itu tampak tegang. Tidak ada yang pernah menyangka akan ada kejadian seperti ini di padepokan segaran.

“Sebagai ketua padepokan, aku merasa terhina sekali. Seorang Begawan Sakti bisa tewas di tempat kita, mau ditaruh dimana harkat dan martabat padepokan bila berita ini tersiar keluar! Kita harus segara menangkap dalang, dari semua ini!” Permana dengan suara prihatin membuka suara.

Cakraraya dan Gendis hanya menunduk. Cakraraya yang mengundang sang Begawan benar-benar merasa terpukul. Dia semalam tidur terlalu lelap hingga sama sekali tidak mendengar apapun. hingga peristiwa naas itu terjadi.

“Hmm, Kejadian seperti ini tidak akan terjadi bila kal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status