Share

Bab 27. Kekhawatiran Jayden

Fatimah merasa gelisah menunggu jawaban dari suaminya, jari-jari lentiknya tak henti menari-nari di atas meja. Seolah-olah mencari tahu di mana Jayden tinggal membutuhkan waktu lama.

"Lebih baik, Mas, tanyakan dulu sama Jayden. Jika anak itu ada di rumah, kita langsung ke rumahnya saja, bagaimana?" usul Abdullah. Pasalnya, Abdullah harus mendapatkan izin dari Jayden, putranya. Bukan karena tidak percaya pada istrinya, melainkan ini menyangkut Kanaya. Abdullah tidak mau sampai Rayyan mendengar kabar ini dan nekat menemui adiknya.

Tiba-tiba, suara pecahan kaca menggema di ruangan. Sebuah vas bunga telah jatuh dan pecah berkeping-keping di lantai. Rayyan, yang ternyata telah mendengar percakapan mereka, mengumpat keras, amarah membara di matanya.

"Mas, apa itu?" tanya Fatimah, berjalan menuju sumber suara dengan langkah gontai, diikuti oleh Abdullah yang mengernyitkan dahi. Rayyan, yang mendengar langkah kaki mendekat, bergegas pergi dari sana, menghindar
Заблокированная глава
Продолжайте читать эту книгу в приложении

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status