Ayah Baru Pilihan si Kembar

Ayah Baru Pilihan si Kembar

Oleh:  Mah_ai  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
5 Peringkat
33Bab
355Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

"Om, mau tidak jadi ayah kami?" Kanaya tidak menyangka si kembar memaksa ikut ke kampus dan melamar Muhammad Jayden Haris yang baru selesai bersholawat untuk jadi ayah mereka! Lantas, akankah Jayden mengabulkan permintaan dua bocah ini atau justru menolaknya mentah-mentah?

Lihat lebih banyak
Ayah Baru Pilihan si Kembar Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
kamiya san
Karya yang sangat bagus. Yang rajin up hingga end dan semangat, ya, Kak Thor.
2024-05-03 15:41:34
0
user avatar
Ulyana
Marathon baca ini. Seru, manis dan gemasssss. Semangat updatenya Thor
2024-04-26 18:55:18
0
user avatar
Kayra Lyra
ayo, semangat teh...
2024-04-04 17:24:57
1
user avatar
Lucy
wah ada cerita baru kerennnn. semangat updatenya Thor
2024-04-04 14:10:55
1
user avatar
Febrriyyani
semangat update nya kam
2024-04-04 14:09:29
0
33 Bab
Bab 01. Permintaan Si Kembar
"Bunda, apakah hari ini Bunda pergi ke kampus?" tanya seorang anak laki-laki berusia 6 tahun dengan polos."Iya, sayang," balas Kanaya lembut. "Kamu di rumah saja ya, bareng nenek. Jangan lupa jagain adikmu, Kalisa," lanjutnya, menatap anak laki-lakinya itu."Bunda, bolehkah aku dan adik ikut ke kampus?" pinta Keanu dengan wajah yang penuh harap."Maaf, sayang, sebenarnya--""Jika kami tidak boleh ikut, maka Bunda juga tidak boleh pergi ke kampus!" potong Keanu dengan nada tinggi, kemudian berlalu pergi dari ruangan itu. Keanu yakin bundanya pasti akan menyusulnya karena tidak tega melihat mereka merajuk.Kanaya menghela napas panjang. Setiap pagi selalu ada drama yang sama tentang keberangkatan ke kampus. Jika bukan Keanu, pasti Kalisa."Abang," panggil Kanaya, namun tidak mendapatkan respons dari anaknya."Sudahlah, Nay, ajak saja mereka. Toh, hari ini Sabtu, mungkin mereka bisa belajar di rumah," ujar Maryam, ibu mertuanya, yang keluar dari dapur."Baiklah, Bu. Saya coba bujuk mere
Baca selengkapnya
Bab 02. Kedatangan Jayden
"Ayo, Abang, kita ke Bunda," ajak Kalisa tiba-tiba kepada Keanu. Dia tidak akan memaksa jika pria dewasa ini tidak mau menjadi ayahnya. Nanti Kalisa akan mencari sendiri saja ayah baru di toko Oren seperti yang sering Tante Zoya katakan jika tengah berbincang dengan bundanya. Harusnya ada, kan?"Tapi, Dek, bukannya kita-""KITA KE BUNDA, BANG!" teriak Kalisa. Wajahnya memerah dan matanya sudah sembab. Entah apa yang ada di hati bocah cantik ini saat ini, tapi satu hal yang dia inginkan adalah pergi dari sini.Akhirnya, Keanu pun mengikuti keinginan Kalisa. Mereka berdua pergi dari tempat itu, tidak lupa mengucapkan salam kepada Jayden.Jayden terdiam, tatapannya tidak lepas dari dua bocah itu. Entah kenapa, melihat gadis mungil itu menangis membuat hati Jayden terasa sesak."Jay, ayo, Pak Anwar akan segera masuk," ajak Bima untuk membuyarkan lamunan Jayden.Jayden bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kelasnya, diikuti oleh teman-temannya yang lain.Sementara itu, Kanya baru saja
Baca selengkapnya
Bab 03. Lamaran
Jayden tersenyum kecil dan merentangkan kedua tangannya dengan lebar menyambut bocah kembar itu."Hap!" Keduanya masuk ke dalam pelukan Jayden.Hal ini jelas membuat Kanaya dan Maryam saling tatap seakan berbicara lewat hatinya, kenapa anak-anak begitu akrab dengan pria ini?"Ekhem!" Abdullah, ayah Jayden berbicara."Maaf sebelumnya, perkenalkan saya Muhammad Abdullah, ini istri saya Fatimah, dan putra bungsu saya, Muhammad Jayden Haris," ucap Abdullah."Kedatangan kamu kesini karena ada niat baik kepada putri ibu Kanaya," ucap Abdullah."Ayo Jay, kamu yang berbicara," titah Abdullah."Assalamualaikum, perkenalkan saya Muhammad Jayden Haris. Kedatangan saya malam ini ingin melamar Kanaya untuk menjadi istri saya," ucap Jayden.Sontak Maryam dan Kanaya terkejut bukan main, bahkan Kanaya sampai dibuat geleng-geleng kepala mendengar ucapan pria brondong ini."Maaf sebelumnya, sepertinya kamu salah orang," ucap Kanaya."Tidak! Memang benar kamu yang saya ingin jadikan istri saya," ucap J
Baca selengkapnya
Bab 04. Mahar
"Alasannya, kamu ini masih anak kecil. Kamu masih senang bermain-main. Jangan sampai-""Itu pemikiran konyol, Nay," pungkas Jayden."Apakah menikah harus dilihat dari umur? Kata siapa saya kekanakan? Bahkan kamu belum mengenal saya, dan kamu tidak akan tahu sifat dan sikap saya," ucap Jayden."So, jangan menyimpulkan sesuatu dari penampilan atau umur.""Terkadang, wanita yang mengaku dewasa tapi masih memiliki sifat kekanakan, egois, bahkan lebih memikirkan keinginan sendiri daripada kedua anaknya," sindir Jayden."Hey, maksud kamu apa?""Kamu nyindir aku gitu?" tanya Kanaya."Nyindir? Buat apa? Tapi kalau kamu merasa ya, sudah. Mungkin buat kamu," ucap Jayden dengan santainya."Dasar brondong tengil," gerutu Kanaya yang masih terdengar oleh Jayden.Jayden terkekeh, "Jangan salah, brondong begini juga sebentar lagi jadi imammu," goda Jayden."Astagfirullah, mimpi apa aku semalam," keluh Kanaya dengan wajah sedih."Ketemu pangeran setampan Muhammad Jayden Haris," jawab Jayden."Tersera
Baca selengkapnya
Bab 05. Panggil Ayah
"Ya jelas bisa, kan aku yang melamarnya," jawab Jayden dengan percaya diri."Kerja? Umurnya berapa?" tanya Rayyan."Dia seorang janda dengan dua anak, namanya Kanaya, usianya 27 tahun," jawab Jayden."Kamu sehat kan, Dek?" tanya Rayyan, masih bingung dengan pilihan Jayden yang memilih seorang janda."Tentu saja, Mas. Kenapa tidak sehat? Sudahlah, Ibu, Ayah, Jay pamit pergi dulu, Assalamualaikum," ucap Jayden sambil menyapa satu persatu dengan salam."Bu, kok janda sih!" ujar Rayyan."Ray, biarkan saja. Yang penting adikmu bahagia, semoga pernikahannya langgeng hingga akhir hayat," kata Fatimah dengan bijak.Jayden berpamitan kepada Fatimah dan Abdullah. Mereka yang melihat kepergian Jaydey berharap yang terbaik untuk Jayden dan Kanaya dalam perjalanan mereka menuju kehidupan baru yang penuh kebahagiaan. Terlepas status Kanaya yang terpenting keduanya bisa saling mencintai satu sama lain."Ya tapi tidak dengan janda juga apalagi memiliki anak, aduh ibu ayah ini bagaimana sih." Pekik Ra
Baca selengkapnya
Bab 06. Siapa Jayden?
"Tapi aku udah kayak tante-tante gatel deh, masa nikah sama brondong kayak gak ada cowok aja.""Cowok banyak, tapi jodohnya sama saya. Sudah gak usah dipikirkan," ucap Jayden meyakinkan."Ayo turun," ajak Jayden saat mobil akhirnya sampai di depan butik. Ternyata perjalanan hanya memakan waktu 10 menit.Mereka berdua turun dari mobil dan masuk ke dalam butik. Saat pintu terbuka, para karyawan menyambut kedatangan Jayden.Keduanya berjalan masuk ke dalam butik. pintu terbuka, dan beberapa karyawan menyapa Jayden dan Kanaya."Selamat pagi, Tuan Haris," sapa beberapa karyawan dengan sopan. Kanaya terdiam mendengar sapaan tersebut, terkejut dengan panggilan 'Tuan Haris'."Tolong kamu siapkan beberapa gaun untuk calon istri saya," perintah Jayden kepada para karyawan dengan tegas. Mereka mengangguk patuh dan membawa Kanaya untuk melihat koleksi gaun yang tersedia di butik tersebut.Sementara itu, Jayden duduk di sofa yang tidak jauh dari Kanaya. Pria tampan ini mengeluarkan ponselnya dan mu
Baca selengkapnya
Bab 07. Pernikahan?
Kanaya merasa hatinya teriris mendengar kata-kata Rayyan. Dia ingin menampar Rayyan, tapi dia tidak bisa. Dia hanya bisa menahan rasa sakit yang mendalam di hatinya.Hening beberapa saat.Jayden melirik Kanaya, rasa penyesalan menggelayut di wajahnya. "Maaf," ucapnya dengan suara serak. Kanaya hanya menundukkan kepalanya, bibir bawahnya digigitnya kuat-kuat untuk menahan tangis yang hampir pecah. Bahkan tangan Kanaya meremas tali tasnya dengan kuat, mencoba mencari pegangan."Maaf, atas semua kata yang menyakiti hatimu." ucap Jayden lagi, suaranya penuh penyesalan. "Jangan dengarkan apa yang dia katakan, karena yang menikah itu bukan dia tapi kita," lanjut Jayden, mencoba memberikan semangat pada Kanaya.Namun, Kanaya hanya tersenyum getir. Apakah Jayden tidak tahu betapa sakitnya hatinya? Apakah benar apa yang dikatakan Rayyan, bahwa Kanaya tidak pantas untuk pria sebaik Jayden?Dengan suara yang hampir tak terdengar, Kanaya berbisik, "Aku mohon, batalkan pernikahan ini." Ucapnya pe
Baca selengkapnya
Bab 08. Kekecewaan Jayden
Fatimah menggelengkan kepalanya, dengan air mata yang terus mengalir membasahi pipi. 'Astagfirullah, Mas," ucap Fatimah, terkejut dengan apa yang terjadi. Fatimah tidak menyangka bahwa putra sulungnya bisa bicara se-kasar itu terhadap seorang wanita."Maaf," ucap Rayyan, merasa menyesal atas tindakannya."Ya Allah, Mas. Kenapa seperti ini?" tanya Fatimah kepada putra sulungnya dengan suara penuh kekecewaan. Fatimah tidak percaya bahwa putranya, yang seorang ustadz, bisa melakukan hal seperti ini. Dia merasa kecewa dengan apa yang terjadi. Dia bertanya-tanya, kemana ilmu agama yang selama ini diajarkan kepada putranya."Mati-matian sedari tadi Jay menahan sakit ini, Mas," sambung Fatimah, mengungkapkan rasa sakit hatinya melihat Jayden menderita."Bahkan rasanya Jay belum puas memukuli wajahmu!" tambah Jayden dengan nada yang penuh kebencian."Kamu tahu, wanita yang kamu sakiti itu adalah seorang ibu, Mas!" lanjut Jayden dengan suara yang penuh emosi. Setelah mengucapkan itu, Jayden ba
Baca selengkapnya
Bab 09. SAH
Di dalam kamar, si kembar saling berbisik satu sama lain dengan hati-hati. Mereka tahu betul bahwa pintu kamar mereka tidak kedap suara, sehingga suara mereka bisa terdengar keluar."Abang, apakah kamu melihat pria dewasa tadi sore?" tanya Kalisa dengan suara berbisik."Ya, Abang melihatnya, dek," jawab Keanu dengan suara yang sama pelan."Kok pria itu mirip sekali dengan Abang, terutama dari bola matanya," ucap Kalisa dengan rasa penasaran. Keanu tertawa mendengar ucapan adiknya."Adek, di dunia ini banyak orang yang mirip satu sama lain, loh," jawab Keanu dengan santai."Ish, Abang, aku serius nih. Apa jangan-jangan..." Kalisa belum sempat menyelesaikan kalimatnya ketika pintu kamar mereka tiba-tiba diketuk.Tok, tok, tok.Mendengar ketukan itu, Keanu bergegas menuju pintu dan membukanya. Pintu terbuka, dan tampaklah Kanaya berdiri di sana."Ayo, makan malam dulu, sayang," ajak Kanaya sambil tersenyum. Keanu mengangguk setuju, lalu memanggil adiknya."Kalisa, ayo dekat sini. Waktuny
Baca selengkapnya
Bab 10. Trauma Kanaya
Setelah acara pernikahan selesai, Kanaya mengajak Jayden untuk beristirahat di dalam kamarnya. Mereka berdua berada di dalam kamar, dengan Kanaya duduk di depan meja rias. "Apa mau saya bantu?" tawar Jayden saat melihat Kanaya kesulitan melepas singa pengantin yang terdapat di atas hijabnya. "Apakah tidak merepotkan?" tanya Kanaya dengan keraguan. "Tidak," jawab Jayden dengan tulus. Dia berjalan mendekati Kanaya, dan dengan lembut Jayden mengulurkan tangannya untuk membantu melepas aksesoris yang menempel di atas hijab Kanaya. "Cantik," ucap Jayden dengan penuh kagum saat melihat wajah istrinya melalui cermin. "Siapa?" tanya Kanaya dengan gugup. Jayden menunduk, dan dengan suara lembutnya dia berbisik di samping Kanaya, "Istriku." Wajah Kanaya langsung memerah, dan detak jantungnya berdegup kencang. Dia memalingkan wajahnya ke samping, mencoba menyembunyikan perasaannya. "Su-dah, Jay," ucap Kanaya dengan
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status