Dia tidak menyangka rahasia yang dia sembunyikan selama bertahun-tahun akan terungkap.Rahasia itu sudah disembunyikan selama 20 tahun lebih dan dia mengira semuanya akan baik-baik saja.Dia sudah ceroboh.Namun, Dahlia tidak akan setuju bercerai dengan Andy.Dulu ketika Andy ingin menceraikannya, dia merasa bersalah dan memilih untuk melepaskan semua hartanya.Sekarang, dia pasti tidak akan seperti itu lagi.Bagaimana kalau itu memengaruhi pernikahan Irene? Itu tidak boleh!Tony baru turun dari lantai atas ketika dia melihat Andy memasuki rumah. Dia menghampiri Andy dengan terkejut. "Tuan Andy, kenapa Anda datang ke sini malam-malam? Apa telah terjadi sesuatu?""Nggak, aku datang untuk melihat anak-anak. Aku sibuk sehingga aku baru bisa datang sekarang. Apa mereka sudah tidur?" tanya Andy.Tony tersenyum. "Mereka sudah tidur.""Nggak apa-apa. Aku hanya akan melihat mereka," ujar Andy."Baik. Saya akan mengantar Anda ke atas." Tony pun menuntun Andy. Sebenarnya Andy tahu di mana letak
Andy pelan-pelan meletakkan Julia di tengah kedua kakaknya. Lalu, dia menyelimuti Julia dan berharap Julia memimpikan Yasmin.Setelah mereka keluar dari kamar, Andy bertanya pada Daniel, "Apa kamu benar-benar nggak akan mengizinkan anak-anak untuk bertemu dengan ibu mereka? Kalau kamu sungguh menyayangi anak-anakmu, kamu nggak akan melakukan itu. Itu nggak baik untuk pertumbuhan mereka.""Kalau waktu itu kamu yang mengetahui tentang anak-anak, apa kamu akan menasihatinya seperti itu?"Andy memalingkan mukanya dan melihat ke arah bawah. "Hal itu nggak pernah terjadi, jadi aku nggak bisa menjawabmu.""Kamu nggak akan," jawab Daniel.Andy menghela napas. Segala suka dan duka yang sudah dialami bertahun-tahun seolah-olah tersembunyi di matanya. Lalu, dia tiba-tiba menjadi depresi."Hidupku memang seperti ini. Aku terus membuat kesalahan. Aku sudah melukai diriku sendiri dan orang lain. Daniel, menurutku, kamu nggak jahat. Dan aku nggak punya permintaan lain. Tolong jangan sakiti Yasmin. An
"Raymond!" Klara sangat gembira saat dia bertemu dengan orang yang dikenalnya.Senyuman di wajah Yasmin terlihat canggung. Cara Klara memanggil Raymond mesra sekali.Raymond berjalan mendekat. Dia tersenyum dan berkata, "Tante, Yasmin, aku kira aku melihat salah orang. Ternyata benar-benar kalian. Apa kalian datang ke sini untuk mengenang masa lalu?"Yasmin tersenyum dengan segan. "Aku mengajak ibuku berlibur.""Itu bagus," kata Raymond.Klara bertanya, "Raymond, kenapa kamu di sini? Jangan-jangan kamu juga kuliah di sini?""Aku sedang melakukan penelitian akademis. Dan salah satu teman sekelasku seorang profesor di sini, jadi aku datang untuk melihatnya," ujar Raymond."Wah, hebat sekali. Masih muda, tapi sudah menjadi profesor di Universitas Hambridge! Raymond dan teman-temanmu memang berada di level yang berbeda," puji Klara."Tante terlalu baik."Klara memberikan kode kepada Yasmin melalui tatapan matanya. Sebelum Yasmin mengerti apa maksudnya, Klara berkata, "Aduh, aku lelah sekal
Tatapan mata Raymond menjadi lembut. 'Apa aku ada di dalam hidupmu?'Dia tidak bisa mengucapkan kata-kata itu. Itu akan membebani Yasmin.Klara sedang duduk di kafe. Dia meminum kopinya sambil melihat ke luar jendela.Dia melihat Yasmin sedang berjalan ke arahnya, tapi Yasmin tidak bersama Raymond.Sebelum Yasmin sempat duduk, Klara sudah bertanya dengan tidak sabar, "Bagaimana? Apa yang kalian bicarakan tadi?""Kenapa kamu sangat penasaran?" tanya Yasmin sambil menopang dagu."Dia kemari bukan karena dia tahu kamu ada di sini, 'kan?""Apa yang kamu pikirkan?" Yasmin merasa ibunya terlalu pandai berimajinasi. "Dia sudah bilang dia datang ke sini untuk bekerja.""Berapa lama dia tinggal di sini?" tanya Klara."Dua hari lagi dia pulang.""Kebetulan sekali. Kita juga belum mau pulang. Ajak Raymond makan malam bersama kita.""Nggak perlu, deh?" Yasmin tidak mau terlalu sering bertemu dengan Raymond."Kenapa kamu begitu kurang ajar? Dulu Raymond sangat baik padamu. Dia juga membantumu merah
Itu adalah Raymond yang sedang check in hotel."Raymond!" sapa Klara dengan ramah.Raymond menoleh. Dia tercengang saat melihat mereka. Dia tersenyum dan bertanya, "Kalian juga menginap di sini?""Iya! Kebetulan sekali!" Klara tertawa. "Kebetulan kami mau pergi makan. Apa kamu sudah makan?""Belum." Raymond menyunggingkan seulas senyuman. "Aku baru selesai bekerja.""Ayo makan bersama." Klara mengajak, "Aku dan Yasmin menemukan satu restoran yang lumayan enak. Bagaimana?"Raymond melihat Yasmin, dia seolah-olah tidak bisa membuat keputusan.Melihat Raymond tidak berniat untuk menolak, Yasmin pun mengajaknya, "Apa kamu mau ikut?"Raymond berkata pada staf di sebelahnya. "Tolong antarkan barang-barangku ke atas.""Baik," kata staf itu sambil membungkuk sedikit.Maka itu, Yasmin, Klara dan Raymond makan bersama di luar.Raymond menyewa mobil di hotel. Begini lebih nyaman karena mereka bisa pergi ke mana pun mereka mau.Raymond mengemudi mobil, sedangkan Klara dan Yasmin duduk di kursi bel
Tak peduli bagaimana Yasmin meronta, lengan Daniel yang melingkari pinggang Yasmin tidak bergeming sedikit pun."Daniel, lepaskan Yasmin!" bentak Klara padanya."Tuan Daniel, kamu begini sangat nggak masuk akal!" Raymond tahu dia tidak boleh sembarangan bertindak.Menangani Daniel saja sudah cukup merepotkan, apalagi pengawal-pengawalnya.Daniel menatap Raymond dengan sinis. "Sepertinya kamu benar-benar nggak menginginkan bisnis keluargamu lagi. Berani-beraninya kamu mengincar wanitaku?!""Siapa wanitamu!" lawan Yasmin. Dia juga mendorong Daniel dengan kuat.Pria ini sangat mendominasi!Lengan di pinggang Yasmin mengerat dan Yasmin juga ikut menahan napas. Dia merasa Daniel akan meremukkannya."Kalau kamu bukan wanitaku, kamu milik siapa?" tanya Daniel dengan dingin. Tatapan matanya yang tajam menembus Yasmin."Aku bukan milik siapa-siapa!" Yasmin memelototi Daniel. "Lepaskan aku ....""Ikut aku pergi!" Daniel bersiap-siap membawa pergi Yasmin dengan paksa.Yasmin pun menjadi panik. "N
Bayangan Daniel menutupi seluruh tubuh Yasmin. Yasmin seakan-akan sudah disambut oleh neraka.Dia sangat ketakutan sehingga tubuhnya gemetar, tapi dia masih memelototi Daniel, seolah-olah dia tidak takut mati.Daniel menahan amarahnya sambil menatap dengan galak. "Pria bajingan itu bahkan nggak punya kemampuan untuk menolongmu, tapi kamu masih mau bersamanya?"Yasmin sama sekali tidak mau berdebat dengannya tentang hal itu. Untuk apa? Daniel kira dia siapanya?!"Biarkan aku pergi." Yasmin hanya ingin jauh-jauh dari pria ini."Apa dia pernah menyentuhmu?" tanya Daniel dengan suara rendah. Tanpa menunggu Yasmin menjawabnya, Daniel menarik baju Yasmin dengan kuat dan bahu mulus Yasmin terekspos. "Di mana dia menyentuhmu?"Yasmin menggigit bibirnya dan tidak menjawab.Daniel mencengkeram rahang Yasmin. "Apa kamu nggak mendengarku? Apa dia ada menyentuhmu?!"Muka Yasmin terasa sangat sakit sehingga air matanya hampir menetes, tapi dia tetap membungkam mulutnya.Tangan Daniel gemetar dan sek
Video itu mendadak melekat di benaknya.Sebuah truk besar langsung menabrak mobil hitam di tengahnya.Di malam yang gelap, Yasmin bisa melihat pecahan kaca beterbangan. Mobil hitam itu terguling beberapa kali di jalan.Mobil itu cacat parah dan Yasmin tidak bisa melihat orang di dalam.Namun, dia bisa melihat pelat mobil dengan jelas.Daniel menutup video itu, lalu menyimpan ponselnya. Dia menoleh ke Yasmin yang sedang berdiri di sampingnya.Yasmin seolah-olah sudah berhenti bernapas. Wajahnya tampak pucat. "Apa ayahku berada di dalam mobil? Apa dia baik-baik saja?""Dia baru diantar ke rumah sakit dan sedang diselamatkan."Yasmin tersadar, kemudian dia memegang lengan Daniel dengan gelisah. Dia berkata dengan suara gemetar, "Aku mau pulang, aku mau pulang .... Bawa aku pulang!"Daniel mengangkat tangannya, kemudian dia membelai pipi Yasmin. "Paman Andy akan baik-baik, tapi kita harus pulang.""Ayo pulang. Aku akan menurutimu. Ayo pulang." Saat ini Yasmin tidak peduli dengan Daniel. Di