Share

107. Aku ingin hadiah

“Iya, nugu lima taun, ya? Kalau buku gaban balu boleh?” tanya Rufy.

“Itu sekarang juga Ayah minta Mr. Hang beli.”

“Acik!” Rufy memeluk David. “Maacih, Ayah.”

Vinza nyengir. “Bunda juga mau kado, Yah,” pinta Vinza.

“Kado apa?” David penasaran.

“Hal paling berharga yang pernah kamu kasih buat aku waktu kita pacaran,” jawab Vinza. Maksudnya adalah cincin. Dia ingat waktu kemarin jalan-jalan ke mall melihat cincin cantik sekali. David dulu waktu mereka pacaran pernah belikan Vinza cincin dari hasil jual akun game. Benda paling berharga yang belum pernah Vinza miliki sebelumnya.

“Oke. Bilang saja kamu lagi ngidam sampai pengen itu.” Tangan David mengusap rambut Vinza.

Senyum Vinza terkembang. “Iya kayaknya. Makanya aku pengen banget. Biasanya juga enggak pernah kepikiran pengen gituan.”

Dan sepertinya kesalahpahaman memang selalu terjadi dalam hidup Vinza dan David. Bangun tidur siang, Vinza melihat ada kotak kado di atas nakas. “Ini apa?” tanya Vinza.

“Kado. Kamu pengen itu kemarin,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status