LOGINMeski masih SMA, Andini bekerja keras mengumpulkan uang untuk membeli rumah agar bisa membawa ibunya keluar dari rumah neneknya yang seperti neraka. Hanya saja, suatu hari, Andini mengetahui sebuah rahasia besar: rumah yang ia kira milik neneknya ternyata adalah milik almarhum ayahnya. Namun, neneknya selama ini sengaja menyembunyikan karena menganggap lebih berhak sebagai ahli waris karena dialah ibu yang sudah melahirkan Anto. Lantas, bagaimana nasib Andini dan ibunya?
View MoreDi sebuah warung kopi kecil di pinggir jalan, Robi duduk bersama beberapa temannya. Asap rokok mengepul di udara, bercampur dengan aroma kopi hitam yang mereka seruput. Mereka sudah berkumpul sejak tadi, mengobrol tentang banyak hal, dari kerjaan yang tak kunjung datang hingga tentang judi online yang sedang mereka mainkan. "Jadi kamu kembali lagi dengan istrimu, Rob?" tanya salah satu temannya, sambil mengaduk kopi dalam gelas kecilnya. Robi menyandarkan tubuhnya ke kursi plastik yang sudah reyot. Ia menghembuskan napas berat sebelum menjawab. "Iya. Mau gimana lagi? Di rumah orang tuaku, kena sindir terus gara-gara nggak kerja." Matanya melirik temannya dengan ekspresi malas. "Ya gimana mau kerja, motor aja nggak ada." Temannya tertawa kecil. "Untungnya kamu, Rob. Masih diterima istrimu meskipun punya banyak kesalahan." Robi menyeringai, bibirnya melengkung dengan kesombongan terselubung. "Dia nggak bisa lepas dari aku. Apapun masalahnya, dia nggak akan bisa lepas dari aku,"
Rio menatap lembaran kertas di tangannya. Tanda tangan yang Andini minta sebagai syarat Alvin meminjam uang."Kamu ngomong apa ke mereka, kok bisa dapat tanda tangan secepat itu?" tanya Rio curiga, matanya mengamati Alvin yang berdiri dengan santai di depannya. "Kamu nggak bilang yang minta tanda tangan itu Andini, kan?"Alvin tertawa kecil, menggeleng. "Nggak kok. Santai aja, Rio."“Tapi ngomong-ngomong, Andini mau pakai buat apa?” tanya Alvin.“Entahlah. Aku pun nggak tahu,” jawab Rio pura-pura nggak tahu. “Yakin, kamu nggak tahu Yo?” tanya Alvin.“Iya,” jawab Rio singkat.Keduanya pun terdiam sesaat. Rio yang Alvin kenal, tidak seperti dulu. Jika dulu Rio akan bercerita semua apa yang dialaminya. Sekarang tidak. Bahkan Alvin baru tahu kemarin, kalau Andini sudah menjadi calon istri Rio. Entah kapan mereka jadian."Kamu berubah, Rio," lanjut Alvin tiba-tiba, suaranya le
"Mas, aku mau keluar dulu ya. Temanku kecelakaan," ujar Anisa dengan nada cemas sambil meraih tas kecilnya.Andi, yang tengah duduk di sofa sambil memangku Disa, anak mereka yang baru berusia dua bulan lebih, langsung menatap istrinya. "Aku antar," katanya tegas.Anisa menggeleng cepat. "Nggak usah, Mas. Aku sendirian aja. Kamu jaga Disa. Dia lagi tidur, kan?"Andi melirik ke arah putrinya yang terlelap dalam dekapan. Tarikan napasnya terdengar berat, seakan ingin membantah, tapi dia tahu Anisa benar. Dia tidak bisa meninggalkan Disa sendirian."Yaudah, hati-hati. Jangan lama-lama," ucapnya akhirnya, meski raut wajahnya masih tampak ragu.Tanpa banyak bicara lagi, Anisa segera meraih kunci motor dan melesat keluar rumah. Hatinya penuh kegelisahan. Farhan Hartawan, pria yang selama ini menjadi tumpuannya dalam diam, mengalami kecelakaan. Bagaimana kondisinya sekarang?Sesampainya di Rumah Sakit Bhakti
Bu Rodhiah tiba di rumah sakit tepat pukul delapan malam. Udara malam yang dingin menyelinap ke dalam jaket tipisnya saat ia melangkah menuju kamar rawat Hera. Di dalam tirai bagian Hera, hanya ada Hera yang terlelap di ranjang rumah sakit, dengan bayinya meringkuk di sampingnya. Cahaya lampu temaram membuat wajah Hera tampak lebih pucat, kelelahan masih tergambar jelas di raut wajahnya.Bu Rodhiah mendekat, lalu dengan lembut menepuk tangan putrinya."Hera," panggilnya pelan.Hera tersentak dan membuka matanya, lalu terkejut mendapati ibunya berdiri di samping tempat tidur."Ibu," gumamnya dengan suara serak.“Bagaimana keadaanmu?” tanya Bu Rodhiah.“Sudah mendingan Bu. Ibu kok lama banget sih datangnya?”“Tadi tanggung, ada pembeli. Jadi nunggu melayani pembeli selesai, baru kesini,” jawab Bu Rodhiah."Alvin mana?" tanya Bu Rodhiah, matanya langsung menyapu ruangan, menc






Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
reviewsMore