Share

7. Lucas Takut dan Kepulangan Peter

Suara dentingan pedang disertai teriakan di luar kereta itu membuat Anna panik. Meski ia mempercayai kehebatan para ksatria Chester hal itu tetap tak dapat membuatnya tenang. Keberadaan Lucas bersamanya menimbulkan rasa takut dan khawatir. Ia memeluk erat tubuh mungil putranya sedangkan Marie pelayan pribadinya merentangkan tangan melindungi mereka berdua.

Tak lama suara ketuka terdengar. "Nyonya apakah semua baik-baik saja?" tanya salah seorang ksatria membuat Anna mendesah lega begitu pula Lucas mengucapkan syukur dalam hati. Ia tahu dan percaya akan kehebatan ksatria Chester.

"Ya, kami baik-baik saja. Bagaimana dengan kalian?" jawab Anna masih dengan memeluk Lucas.

"Tidak ada yang terluka. Maaf kami terlalu lama karena mereka ada banyak sekali, tetapi semua sudah kami kalahkan. Mohon maaf untuk dapat menunggu sebentar lagi untuk membereskan mereka."

"Terimakasih atas kerja keras kalian. Jangan khawatirkan kami dan lakukan tugas kalian!"

"Baik, Nyonya! Terimakasih."

Anna melepas pelukan pada Lucas dan bertanya keadaannya. Lucas mendongak menatap raut wajah ibunya yang nampak lega. "Aku baik-baik saja karena ada Ibu dan Bibi Marie disini."

Anna tersenyum lega lalu menoleh dan menanyakan hal yang sama pada Marie. "Saya baik-baik saja Nyonya Duchess," jawab Marie yang sudah kembali duduk dekat pintu.

"Ibu, bolehkah aku membuka jendela? Aku ingin melihat paman ksatria." Tanpa menunggu jawaban ibunya, Lucas sudah turun dan mengambil duduk deket jendela.

Melihat keinginan putranya yang tidak ingin dibantah Anna pun mengiyakan dengan syarat dia tidak boleh keluar. Meski kondisi sudah terlihat kondusif ia tetap khawatir jika ada serangan kedua. Mendengar persetujuan Anna, Lucas pun mengangguk lalu segera membuka tirai jendela.

Melihat sekumpulan bandit yang tengah diikat itu membuat keningnya mengerut. Serangan kali ini tidak pernah terjadi di kehidupan pertamanya. Hal ini terjadi ketika ia dan ibunya pergi keluar. Lucas menatap salah seorang ksatria datang mendekat. Ia lalu membuka jendela yang langsung dihadiahi pekikan oleh ibunya. "Ada paman ksatria Ibu!" seru Lucas dengan cepat untuk menahan keluhan yang akan dikeluarkan oleh ibunya.

"Maaf Nyonya, kami menemukan sekelompok orang yang diduga diculik oleh bandit ini."

Mendengat ucapan dari ksatria itu, Anna lantas melangkah keluar dari kereta yang diikuti oleh Lucas. "Bawa aku menemui mereka!" perintah Anna yang diangguki oleh ksatria tersebut.

Sesampainya disana ia dapat melihat sekelompok orang yang tengah duduk berkerumun ditemani dua orang ksatria Chester. Terhitung ada tiga anak perempuan seumuran dengan Lucas, seorang wanita dewasa dan dua orang gadis remaja. Lucas yang berdiri tak jauh dari ibunya terkejut kala menemukan wajah orang yang nampak tidak asing itu.

"Wanita itu ... " gumam Lucas.

Mata Lucas menajam menatap seorang wanita berambut coklat dengan pakaian kotor. Ketika menoleh ia dapat melihat warna bola matanya yang hijau gelap. Mungkin karena ia sedari menatap wanita itu sekilas raut terkejut tertangkap dalam pandangnya.

"Nyonya, terimakasih atas kebaikan Anda. Kami semua selamat berkat Anda." Wanita itu berdiri mendekati Anna namun Marie melangkah ke depan menghalau jarak agar tak berdekatan dengan nyonyanya.

Lucas mendengkus tak suka. Mungkin kebencian dalam hatinya ini memunculkan rasa tak percaya pada wanita itu. Lucas mendongak menatap ibunya namun yang ia dapati adalah keterdiaman ibunya. Sepertinya ibunya nampak terkejut mendapati banyak orang yang menjadi korban penculikan bandit itu.

"Ibu ...," panggil Lucas seraya menarik pelan gaun ibunya.

Anna nampak terkejut mendapati putranya yang ternyata mengikutinya. Ia mengambil tangan anaknya lalu digenggamnya. "Apa kalian baik-baik saja?" tanya Anna pada sekelompok korban penculikan tersebut.

"Kami baik-baik saja Nyonya. Berkat Nyonya kami selamat dari mereka. Kami mengucapkan terimakasih." Wanita tadi yang menjawab dan membungkuk diikuti oleh yang lain.

"Syukurlah kalau begitu. Kalian istirahatlah dan tenangkan diri. Nanti akan ada yang mengantar kalian ke kantor keamanan. Aku akan memastikan kalian kembali rumah dengan aman." Setelah mengatakan itu Anna berbalik dengan masih menggenggam tangan Lucas. Namun aksinya harus terhenti karena wanita itu kembali bersuara.

"Nyonya, maafkan saya tapi kami semua tidak memiliki tempat tinggal. Kami hanyalah gelandangan yang tidak punya keluarga. Dan karena itu kami diculik oleh bandit itu untuk dipaksa bekerja. Maaf jika perkataan saya lancang apakah Nyonya bisa mempekerjakan kami? Kami tidak mengharap imbalan, dengan adanya tempat tinggal dan makan itu sudah sangat hal yang mewah bagi kami."

Mendengar perkataan orang itu membuat kekesalan dalam hatinya semakin bertambah. Apalagi dari perkataan wanita itu tentu memunculkan kegelisahan dalam hatinya pula. Dia harus menghalangi wanita pengrusak keluarga ini masuk dalam lingkaran Chester. Tidak akan ia biarkan kejadian di kehidupan pertamanya terulang.

"Aku tidak bisa menjanjikan hal itu. Untuk sementara kalian tetap ikuti ksatria itu ke kantor keamanan. Lalu masalah tempat tinggal dan lainnya akan aku bicarakan dengan suamiku."

Mendengar jawaban ibunya itu Lucas menghela napas lelah. Betapa baiknya wanita yang menyandang gelar Duchess Chester sekaligus ibunya itu. Lagipula ibunya juga tidak mengetahui akan kejadian masa lalu yang menimpanya. Maka dari itu Lucas akan mengambil langkah untuk mencegahnya. Ia harus memastikan ibunya tidak menerima wanita ini.

Setelah mendengar jawaban Anna, orang-orang tersebut kembali membungkuk dan mengucapkan terimakasih. Akhirnya mereka berdua kembali ke lokasi kereta kuda. Namun dari kejauhan nampak sekelompok orang berkerumunan di sana. Ia juga melihat punggung laki-laki yang tidak asing.

"Anna ... Lucas," panggil Peter yang berbalik memandang mereka dengan senyum.

Peter melangkah cepat meraup tubuh Lucas menggendongnya lalu memeluk Anna. Terdengar gumaman Peter yang mengungkapkan rasa rindunya.

"Kalian baik-baik saja? Aku sudah mendengar semuanya," tanya Peter setelah melepas pelukannya pada Anna. Ia meneliti tubuh Anna dan Lucas mencoba mencari apakah mereka terluka atau tidak.

"Ayah sudah pulang? Bukannya besok sampainya?" Sungguh Lucas terkejut sekali dengan hari ini. Insiden penyerangan, bertemu dengan wanita yang menjadi biang kehancuran keluarganya lalu yang tak ia sangka dirinya bertemu dengan ayahnya.

Lucas pusing menghadapi berbagai kejutan yang ia alami hari ini. Ia tidak tahu seberapa jauhnya alur ini melenceng. Kekurangannya dalam ingatan masa kecil di kehidupan pertama sudah membuatnya cemas kini berbagai kejadian yang tak pernah ia alami hari ini membuatnya takut akan ke depannya.

"Ayah ingin memberi kalian kejutan tapi siapa sangka jika akulah yang harus terkejut," ungkap Peter. Betapa kagetnya ia mendapati kereta Chester dengan para ksatria tengah mengikat sekelompok bandit yang tak sadarkan diri. Namun mendapati Anna dan Lucas yang baik-baik saja ia benar-benar bersyukur. Tidak bisa ia bayangkan jika kedua orang tersayangnya terluka.

"Ayo segera kembali! Biarkan Matthew dan yang lain menyelesaikan sisanya." Mendengar ucapan sang Tuan, Matthew mengangguk lalu mengundurkan diri untuk berkoordinasi dengan bawahannya.

Lucas, Anna dan Marie menaiki kereta lalu Peter dengan kudanya diikuti beberapa ksatria. Kini perjalanan mereka dilalui dengan aman dan lancar. Lucas memandang ke luar dengan tatapan gamang. Kejadian hari ini mendorong kecemasan dalam hatinya semakin besar.

"Terlalu banyak hal yang terjadi membuatku tidak siap. Aku harus lebih berhati-hati. Salah-salah hal ini bisa mendorong ke arah yang buruk," tutur Lucas dalam hati. Tatapannya bergulir pada ibunya. Tekadnya semakin bulat ia tidak akan membuat ibunya dalam bahaya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status