Akibat pengkhianatan kekasih dan juga saudara sepupunya, Luo Tan, ketua salah satu perguruan besar di Dataran Ji, berakhir mati mengenaskan dengan reputasi buruk. Namun, tanpa diduga, dia mendapatkan kesempatan untuk terbangun kembali 100 tahun kemudian di tubuh seorang remaja dengan takdir menyedihkan. Dengan tubuh dan identitas barunya, Luo Tan bersumpah untuk membalaskan dendam pemilik tubuh asli yang mati dengan tidak adil, juga dendamnya terhadap saudara sepupu yang dahulu mengkhianatinya dan masih hidup di zaman itu! “Semua orang yang telah menindas kepercayaan kita, akan kupastikan mereka menyesal dan tunduk di bawah kaki kita!"
View More"Habisi penjahat itu!"
"Bunuh dia!"
Seruan-seruan tersebut terlontar dari mulut para anggota Perguruan Luo, satu dari empat perguruan besar di Dataran Ji. Kemarahan mereka diarahkan kepada sosok yang berlutut di atas panggung eksekusi perguruan dengan dua kaki dan tangannya terikat rantai.
"Saudara-saudaraku!" Satu sosok lain bertubuh besar dan tegap dengan pedang di sisi pinggangnya berteriak lantang, mengalihkan fokus semua orang. Dengan wajah tegas, dia berkumandang, "Sesuai aturan perguruan, penganut ilmu sesat dan pembunuh saudara kita ini akan dieksekusi!"
Sorakan mengikuti pengumuman tersebut, puas karena keadilan yang mereka inginkan akan segera didapatkan.
Pria bertubuh besar dan tegap itu pun berbalik untuk menghadap sosok yang akan segera dia adili itu. Karena wajahnya tidak bisa dilihat para anggota lain, dia menyunggingkan senyuman penuh kemenangan seiring dirinya berlutut dengan satu kaki di hadapan lawan bicaranya.
"Luo Tan, Luo Tan, siapa yang menduga akan tiba hari kamu berlutut di hadapan semua orang?" cemooh pria bertubuh besar itu dengan ekspresi mengejek. "Ketua perguruan yang diadili anggota perguruannya sendiri, mungkin hanya dirimu yang akan menyandang status itu di dunia ini."
Ucapan pria bertubuh besar itu membuat Luo Tan mengangkat kepalanya. Matanya memancarkan aura kebencian yang sangat kental.
"Luo Liang," geramnya dengan suara parau. "Bila aku sungguh mati hari ini, akan kupastikan untuk membawamu ikut bersamaku!"
BUK!
"Urgh!"
Tinju keras yang diarahkan ke wajahnya membuat Luo Tan terpelanting ke samping, darah mengalir dari bibirnya. Seluruh tubuhnya tergeletak tanpa tenaga, hasil dari racun yang menyebar di tubuhnya.
KRAK!
"Ahh!"
Suara tulang patah yang memilukan terdengar mengikuti injakan Luo Liang pada kaki Luo Tan. Kepuasan tampak di wajah Luo Liang kala ekspresi tersiksa tampak di wajah mantan ketua perguruan sekaligus adik sepupunya itu!
"Arogan dan lancang. Apa kamu kira dirimu masih ketua perguruan yang terhormat?" ejek Luo Liang sebelum akhirnya menjambak rambut Luo Tan, memaksa saudaranya itu untuk menatap semua anggota perguruan di bawah panggung yang menatapnya penuh kebencian. "Lihat, kehormatan yang dahulu mereka tampakkan untukmu telah sepenuhnya sirna," ucap Luo Liang sebelum lanjut berbisik, "dan itu semua ... karena diriku."
Tangan Luo Tan mengepal kuat, membuat darah mengalir dari telapaknya. Dirinya yang merupakan ketua perguruan yang terhormat, juga kultivator tertinggi di Dataran Ji, berakhir menyandang status seorang pembunuh dan pengkhianat, semua karena fitnah dan jebakan saudara sepupunya sendiri.
Tidak terima! Luo Tan tidak terima!
Namun, satu pertanyaan masih bertengger di benak Luo Tan.
Dengan mata penuh amarah, Luo Tan bertanya, "Kenapa ... kamu melakukan semua ini?" Darah mengalir turun dari sudut bibirnya, serangan Luo Liang telah mengacaukan energi dalamnya. "Sebagai saudara, teman, dan juga rekan ... aku memercayaimu dan menyayangimu ... apa sebenarnya kesalahanku?!"
"Kenapa?" Luo Liang mengulangi dengan senyuman keji. "Salahkan dirimu datang ke tempat ini dan merebut semua yang seharusnya menjadi milikku." Pandangannya berubah gelap dan diselimuti kebencian mendalam. "Bocah yatim piatu tidak tahu diri yang datang dengan kesedihan memuakkan karena kematian orang tua bodohnya, tapi berakhir dipilih menjadi penerus kedudukan ketua perguruan oleh Kakek? Aku tidak terima!"
Setiap patah kata diucapkan dengan nada yang kian meninggi, menunjukkan amarah dan keirian dengki yang mendalam terhadap saudara sepupunya itu.
“Tapi tidak apa-apa. Semua rasa sakit hati dan kebencian yang kurasakan telah terbayar satu persatu. Dimulai dari kematian kakek kesayanganmu itu!”
DEG!
Tubuh Luo Tan membeku. "Apa maksudmu?"
Luo Liang pun berbisik dengan suara yang sangat rendah, "Aku ... yang meracuni dan membunuh tua bangka itu."
Seketika, mata Luo Tan langsung terbuka lebar, memperlihatkan urat matanya yang memerah. Tangannya mengepal kuat dan tubuhnya bergetar hebat. "Luo Liang!!! Kamu bajingan!!!" serunya penuh amarah. "Kakek adalah kakek kandung kita!"
Suara lantang Luo Tan membuat para anggota perguruan mengerutkan kening, mulai bertanya-tanya mengenai apa yang terjadi. Hal ini membuat satu sosok melangkah maju menghampiri Luo Liang.
"Laksanakan eksekusinya segera. Jangan membuang waktu lagi, Luo Liang," ucap wanita berwajah rupawan dengan tubuh molek yang mendadak menyentuh tangan Luo Liang. "Jangan sampai rencana kita gagal."
Suara lembut dan merdu itu membuat Luo Tan mengangkat pandangannya, dia menatap benci sosok yang sekarang berada di sisi Luo Liang. "Yun Xiang ...," panggilnya setengah menggeram.
Yun Xiang adalah saudari seperguruan Luo Tan dan Luo Liang. Tak hanya itu, dia juga tunangan Luo Tan.
"Jangan menyebut namaku, aku tidak sudi dipanggil olehmu," balas Yun Xiang dengan pandangan jijik.
Walaupun dirinya adalah tunangan Luo Tan, tapi Yun Xiang ... adalah orang yang bekerja sama dengan Luo Liang untuk menjatuhkan Luo Tan. Dia yang telah mencekoki tunangannya sendiri dengan racun agar tubuhnya digerogoti dari dalam.
"Langit melihat apa yang telah kalian perbuat!" teriak Luo Tan menyentak Yun Xiang. "Kalian berdua adalah– Akh!"
Ucapan Luo Tan terhenti akibat cekikan tangan Luo Liang di lehernya. Senyuman kejam mengembang di bibirnya. "Maaf, ya. Kekasihku tidak sabar untuk mengakhiri hidupmu, sama seperti para anggota yang lain!"
“Aku ... akan ... membu ... nuhmu!” Luo Tan berusaha mengerahkan tenaganya yang tersisa untuk melepaskan diri. Namun, sia-sia.
Luo Liang tertawa. Dia memperkuat cekikannya. “Sebaiknya kamu bersyukur karena mati di tanganku. Paling tidak, kultivasimu itu tidak akan sia-sia,” desisnya dengan suara rendah membuat Luo Tan terbelalak.
Luo Liang berniat menggunakan eksekusi ini untuk menyerap kultivasinya!
Tidak! Luo Tan tidak rela! Kalau harus mati, maka dia harus mati tanpa menguntungkan bajingan di hadapannya ini!
Tak ada cara lain, Luo Tan harus menggunakan jurus terlarang itu.
Dengan satu tangan yang terbebas, Luo Tan menempelkan telapak tangannya di dada. Hal itu membuat Luo Liang mengerutkan kening.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya Luo Liang dengan alis tertaut.
Sebuah senyuman miring disunggingkan Luo Tan kepada Luo Liang. "Menghancurkan rencanamu ...."
Ketika nadi di tubuh Luo Tan bersinar, semua orang langsung terkejut, terutama Luo Liang yang langsung menyadari rencana saudaranya.
“J-jurus ini?! Kau–!”
Akan tetapi, dia terlambat bertindak.
"Sampai jumpa di neraka, Luo Liang ...."
Detik berikutnya, inti energi Luo Tan hancur sepenuhnya, menyebabkan ledakan keras yang mengerikan. Gelombang energi menghancurkan bangunan sekitar menjadi puing dan melemparkan semua orang menjauh dari pusat ledakan.
Itu ... adalah akhir dari riwayat Luo Tan, ketua Perguruan Luo yang menganut ajaran sesat.
Atau paling tidak ... itulah yang dikira semua orang.
*100 tahun kemudian*
Remaja lelaki berpakaian serba hitam mendadak membuka mata. Menatap langsung ke arah langit yang cerah tanpa awan.
Suara air mengalir di dekat tempatnya terbaring membuatnya yakin bahwa dia kini ada di dasar gunung. Mungkin tepatnya di dekat sungai dengan aliran air deras.
Dia masih hidup.
Menyadari hal itu, dia langsung mendudukkan diri dengan mata terbelalak. “Bagaimana bisa aku masih hidup?!”
Luo Tan lebih menyukai alam terbuka ketika bermeditasi. Akan tetapi saat ini dia tidak bisa memilih tempat yang cocok untuknya.Walau kamar yang sekarang ditempatinya memang kurang cocok, Luo Tan memutuskan untuk menerima apa yang diberikan padanya.Mata Luo Tan terpejam, tarikan napasnya melambat ketika dia berhasil memisahkan diri dari kesibukan yang terjadi di sekitar perguruan.Wajahnya melembut seiring jiwanya mulai mengembara melintasi pegunungan yang hijau, hutan lebat tak berpenghuni dan sungai yang mengalir deras.Dia bisa merasakan sejuknya mata air, tenangnya pemandangan Gunung Awan, bebas dari semua emosi yang menjeratnya selama ini.Luo Tan menyatu sempurna dengan alam. Meridian dalam tubuh yang tersumbat perlahan-lahan terbukaKolam Qi dalam dirinya terasa meluap-luap dan menjadi lebih luas. Sehingga Luo Tan merasa tubuhnya juga menjadi lebih ringan.“Tuan sudah berada di tingkat delapan. Biasanya orang lain akan membutuhkan waktu bertahun-tahun agar bisa naik satu tingk
Pelajaran hari itu berjalan dengan damai dan lancar. Setidaknya di permukaan tidak ada gejolak yang berarti.Lin Hua mengajar dengan tenang, sementara murid-murid tingkat satu belajar tekun di bawah pengawasannya mengenai teknik mantra.Selesai pelajaran Luo Tan bergegas pulang ke kamarnya. Tentunya setelah mengantarkan Wei Quan yang terus menggerutu karena tubuhnya terasa nyeri.Pakaian putihnya sudah berganti menjadi pakaian warna hitam. Kalau bukan karena aturan perguruan Merpati Putih yang mengharuskan semua murid baru berpakaian putih, Luo Tan tidak akan mau mengenakannya dengan suka rela.“Anda sudah kembali, Tuan.” Zha Ji berciap girang menyambut kedatangan Luo Tan.Monster jiwa berbulu kuning itu bertengger di atas meja teh. Satu set teh telah terhidang di sana dengan uap tipis yang bergerak di udara.“Zha Ji sudah menyiapkan teh untuk Tuan,” ucap Zha Ji dengan nada bangga. Seperti biasa, sayapnya yang mungil selalu berkepak cepat tiap kali merasa senang.Luo Tan duduk di deka
“Wakil Ketua Yun Xiang masih penasaran padamu.” Wei Quan memulai pembicaraan di antara mereka.Luo Tan melirik ke arah Wei Quan tanpa mengatakan apapun. Dia membimbing Wei Quan yang sesekali terhuyung ke depan.Seharusnya dia belum boleh keluar kamar tetapi Wei Quan bosan hanya berbaring sepanjang hari. Dia membujuk Luo Tan dengan susah payah agar bersedia mengajaknya keluar.“Di mata Wakil Ketua kamu bukan murid biasa. Dan itu memang benar, aku sendiri masih tidak mengerti bagaimana bisa murid lemah sepertimu ternyata memiliki elemen ganda.”Bibir Luo Tan semakin menipis. Sejak tadi dia sudah berusaha menyembunyikan kebenciannya pada Yun Xiang tetapi Wei Quan terus saja menyebut nama perempuan itu.Dada Luo Tan bergemuruh karena kebencian dan amarah yang bergulung menuntut untuk diluapkan. Namun, dia berhasil menahannya karena sadar kemampuan Luo Tan saat ini masih belum sebanding dengan Yun Xiang.Dia hanya akan mati konyol untuk kedua kalinya di tangan pengkhianat itu. Nama baik Lu
Hujan deras turun semalam, tetesan air masih terlihat jelas di atas daun sebelum akhirnya terjatuh ke tanah dan bercampur dengan genangan yang perlahan terserap tanah.Sebuah pembakar dupa berbentuk bunga lotus mengepulkan asap tipis. Aroma dupa yang telah familiar mengisi seluruh kamar Yun Xiang sementara pemiliknya baru saja membuka mata.Shen Xixi berdiri di sisi ranjang Yun Xiang untuk membantu gurunya bangun. Gadis berkulit seluruh salju itu membungkuk ketika Yun Xiang bertanya serak padanya.“Bagaimana?”“Dia terlihat tidak peduli, Wakil Ketua.”Yun Xiang mengerutkan kening. “Tidak ada reaksi darinya?”Shen Xixi kembali menggeleng. Dia bergegas mengambil pakaian yang sudah dipersiapkan olehnya tadi malam.“Wakil Ketua, Anda tidak penasaran dengan nasib Yu Fang?” tanyanya hati-hati seraya membantu Yun Xiang berpakaian.Yun Xiang hanya mendengus sinis. Wajahnya yang cantik tampak kontras dengan tatapannya yang dingin dan kejam.Hanya beberapa orang yang tahu seperti apa sifat Yun
“Sudahlah. Biarkan saja dia beristirahat dulu sampai menjadi lebih tenang.” Hu Lei menepuk pakaiannya dari bubuk ramuan yang tercecer ketika mengobati Wei Quan.“Aku akan menemaninya sebentar,” ujar Luo Tan.Hu Lei segera menyetujui tawaran Luo Tan. Dia melirik ke arah Wei Quan yang masih memandang ke arah junior mereka dengan tampang bodoh.“Jaga dia dengan baik. Jaga temperamennya agar lebih terkendali.”Hu Lei meninggalkan kamar tersebut setelah meninggalkan pesan pada Luo Tan. Dia harus segera melaporkan keadaan Wei Quan pada Lin Hua.“Kepalamu masih sakit, Senior Wei?” Luo Tan bertanya tanpa mendekati Wei Quan.Wei Quan masih memandang Luo Tan. “Aku tahu kamu berbohong.”“Kenapa aku harus berbohong?”“Aku tidak tahu.” Wei Quan mengangkat tangan untuk mengusap pelipisnya yang bengkak. “Ingatanku memang samar-samar tetapi aku ingat di sana ada Yu Fang dan anak buahnya.”“Mungkin Senior hanya bermimpi.”“Mimpi?” Wei Quan tertawa pendek lalu meringis kesakitan. Dia tidak berada dalam
‘Chen Yi tidak mungkin memiliki kemampuan sebesar ini!’ Mata Yu Fang terbelalak lebar ketika menyadari kemungkinan tersebut.Namun, dia tidak memiliki kesempatan untuk berpikir lebih jauh karena Luo Tan kini sudah berada di dekatnya. Gerakan Luo Tan begitu cepat sehingga membuat Yu Fang gelagapan.Sisa-sisa energi Qi di dalam tubuhnya segera ditarik untuk membuat pedang tetapi lagi-lagi Yu Fang gagal melakukannya.“Akh!” Teriakannya tertahan di kerongkongan yang terasa kering. Dua bilah jarum ditusukkan ke saraf pipa suara Yu Fang, jangankan berbicara bahkan dia tidak lagi dapat mengeluh.“Tentu saja aku bukan Chen Yi yang kalian kenal dulu.” Luo Tan menatapnya dengan sorot mata geli. “Apa kalian tidak bisa merasakan perbedaannya sama sekali?”Bola mata Yu Fang berputar ke belakang, tubuhnya jatuh ke tanah tanpa sempat memikirkan jawaban atas pertanyaan Luo Tan.***Wei Quan membuka mata pelan-pelan, tusukan sinar matahari membuatnya mengernyit karena silau.“Ini di mana?” Dia mengern
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments