“Lalu apa lagi? masih bertanya, aku juga ingin mendapatkan seperti apa yang Richie dapatkan.”Seringai Nakal Daniel membuat bibir Ghea menipis, dia gelengkan kepalanya dan dengan nakalnya meraih kencing kemeja suaminya.“Apa kamu tidak mau mandi dulu?” godanya nakal, mata Ghea terfokus pada tangannya yang terus membuka kancing kemeja sang suami satu persatu.“Apa kamu secara tidak langsung mengajakku bercinta di kamar mandi?” Daniel menyeringai, digenggamnya tangan sang istri agar berhenti membuka kancing bajunya.“Berendam air hangat sepertinya menyenangkan.”Daniel tertawa lebar, dia bangkit dan langsung membopong tubuh sang istri yang belakangan sering membuat tekanan darahnya naik turun tak karuan. Ghea melingkarkan tangannya ke leher Daniel, membiarkan bibir
Ghea menimang Sean, menciumi pipi putranya itu dengan masih sedikit merasakan rasa bersalah di hatinya. Dia berbisik meminta maaf dan berjanji tidak akan melakukan kesalahan seperti itu lagi.“Sean, hari ini mama dan papa libur. Apa kamu mau jalan-jalan?” tanya Ghea seolah putranya bisa menjawab pertanyaannya. Ghea tertawa sendiri dan seketika kaget saat sebuah tangan melingkar di pinggangnya.Daniel ternyata sudah bangun dan menyusulnya ke kamar Sean. Pria itu tesenyum dengan mata masih lengket, menyandarkan dagunya ke pundak Ghea lantas berbisik, “Sean, kamu kecil-kecil sudah mencuri mama dariku. Lihat! mama langsung ke sini dan meninggalkan papa sendirian di kamar.”Ghea merasa geli dengan ucapan Daniel. Sedikit melirik pujaan hatinya yang sepertinya masih lelah. “Tidur lagi sana!” titahnya.“Tidur? Bukankah kamu tadi baru saja bertanya pada Sean apakah di
Ghea merasa sedikit tenang mendengar ucapan Daniel. Ia mengangguk kemudian memutuskan meminta Jenny untuk memanggil wartawan. Ghea berniat memberikan keterangan perihal masalah yang menimpanya besok. Sebagai publik figure dia sadar harus menjaga tingkah laku, dan perbuatan menampar Dini dia sendiri memang merasa sedikit berlebihan.“Kenapa?” Daniel memeluk Ghea yang belum juga tidur. “Kamu harus memersiapkan diri besok, jangan sampai terlihat stres,” ucap Daniel.Ghea memilih diam, dia membenamkan wajahnya ke dada Daniel. Menghirup aroma tubuh suaminya yang menenangkan. “Sebenarnya aku takut, karena aku tahu aku salah,” lirih Ghea.“Apa kamu ingin bertemu Dini dan meminta maaf kepadanya?” tanya Daniel dengan penuh kehati-hatian.“Untuk apa? dia ganjen dan dia memang pantas mendapatkannya.”“Lalu kenapa kamu m
Jepretan kamera tak henti-hentinya menyorot Ghea. Sementara itu, Daniel ikut duduk di sebelah untuk memberi dukungan. Berbagai macam pertanyaan dilontarkan wartawan secara bergantian, dan Ghea pun menjawab apa adanya.“Ghe, apa kamu akan datang ke kantor polisi?”“Tentu, sebagai warga negara yang baik jelas aku akan datang,” jawab Ghea dengan tenang.“Apa benar soal penganiayaan yang kamu lakukan?”“Tidak, aku tidak segila itu memukuli orang. Semuanya akan aku jelaskan ke petugas, jadi aku mohon kalian tidak membesar-besarkan masalah ini.” Ghea menundukkan kepala sebelum memilih mengakhiri wawancara itu dan berdiri.Meski sudah selesai, wartawan tetap saja terus mengerumuni hingga Daniel pasang badan dan berucap dengan lantang. “Tolong beri Ghea ruang, setelah dari kantor polisi kalian j
Pagi itu Ghea duduk di atas closet, sedangkan Daniel berdiri bersidekap bersandar pada meja wastafel sambil memandangi wajah sang istri. Sudut bibir pria itu tersenyum, Daniel membayangkan bagaimana paniknya Ghea dulu saat mengetahui tengah mengandung Sean."Sudah muncul?" tanya Daniel pada Ghea yang baru saja melakukan uji kehamilan menggunakan tespek.Ghea berkali-kali merutuki keteledorannya, dia memang tidak menggunakan kontrasepsi karena takut badannya akan melar. Ghea hanya memakai kalender dan menghindari masa subur saat berhubungan badan dengan Daniel, tapi tetap saja di sadar susah sekali menolak jika suaminya sudah memberikan rangsangan-rangsangan sensual, dia dengan sendirinya pasti membalas."Dulu pertama kali mengecek saat hamil Sean, apa kamu juga sepanik ini?" goda Daniel."Tentu saja." Ghea yang cemas jelas tidak bisa memberikan jawaban panjang. Matanya terus tertuju pada tespek.
Ghea sengaja mengosongkan jadwalnya selama empat hari karena Daniel mengajaknya pergi bersama Sean. Gadis itu sangat senang bahkan memilah sendiri baju Daniel dan putranya yang akan dibawa liburan.“Niel ini kamu bawa ‘kan?”Ghea menunjukkan dasi ke Daniel yang sedang bergurau dengan putranya di atas ranjang. Pria itu hanya menjawab dengan anggukan kepala dan kembali menciumi perut Sean hingga putranya terkekeh geli.“Dasar kalian,” gerutu Ghea sambil berlalu masuk ke dalam ruang ganti lagi. Kini matanya tertuju pada deretan lingerie miliknya, dia bergumam dalam hati haruskah membawa satu atau dua? Mereka bisa membuka kamar satu lagi untuk bercinta. Daniel dan Ghea memang memutuskan untuk tidak bercinta saat berada satu kamar dengan Sean, meskipun putranya sedang tertidur.“Hayo!” suara Daniel mengagetkan Ghea. Pria itu mencium pipi sang istri yang menoleh sa
Daniel juga merasa aneh, ia menggaruk kening karena ucapan Ghea memang masuk akal. Jika penggemar jelas ini menakutkan karena sampai tahu dimana idolanya menginap bahkan nomor kamarnya, lagi pula jelas Ghea di sana untuk mengikuti dirinya, bukan untuk manggung atau sejenisnya. “Kalau begitu tidak usah diterima.” Daniel menatap sang istri kemudian pelayan, tangannya mendorong kotak yang masih dipegang pelayan itu sambil berucap,” bawa kembali!” “Begini Pak, apa tidak ingin dibuka dulu? misal di dalamnya tidak ada nama pengirim Anda boleh untuk tidak menerimanya, yang jelas orang yang mengirimkan juga menginap di hotel kami.” Ghea ragu, tapi Daniel langsung meraih kotak itu dan membukanya. Sebuah kalung berlian beserta sebuah kartu ucapan berada di dalamnya. Ia cukup terkejut dengan hadiah mahal seperti itu, karena dia juga pernah membelikan Ghea sebuah kalung berlian, di
“Reymond, dia pemilik perusahaan start up yang aku sebutkan,” ucap Daniel menjelaskan ke Ghea, “Apa mungkin orang yang sama?” Ghea begitu penasaran. “Entah lah kita bisa memastikannya besok malam, karena akan diadakan jamuan makan, pagi sampai siang ada seminar. Kamu dan Sean ada rencana jalan-jalan? Atau mau tinggal di kamar saja?” Ghea berlari menuju ranjang tanpa menjawab pertanyaan Daniel karena Sean menggeliat dan hampir menangis. Ia langsung membuka baju dan menyusui putranya itu. “Aku mungkin akan di kamar saja, aku takut Sean kelelahan jika aku mengajaknya jalan-jalan,” ucap Ghea yang direspon dengan anggukan kepala dari Daniel. Malam harinya mereka menghabiskan waktu bertiga, menggoda Sean yang mulai bisa diajak bercanda. “Sean mau adik? Mau adik nggak?” tanya Daniel sambil mencium gemas perut putranya. Sean yang tak mengerti jelas hanya