“Maaf om… ini dari abah, depan rumah, lagi syukuran kakak Lulus sekolah”
Seorang anak kecil Usia sekitar lima tahunan berdiri di depan pintu, sambil menyodorkan bungkusan, biasanya sih isinya sekotak nasi dan sekotak jajanan
“Eh iya dek… terimakasih ya…semoga berkah…”timpal Darto sambil menerima bungkusan kresek itu
Tiba-tiba anak itu mendellik, kemudian menutup matanya dengan tangan,
“Waduh pacar om kog nggak pakai baju, hi…malu….” Cicit anak balita itu sambil berlari
Darto terjengit, lalu menoleh ke dalam rumah, dia tidak melihat apa-apa, tapi yang di katakana anak itu sepertinya merujuk pada sosok Mayang,
Darto berjalan kedalam sambil terus kepikiran kata-kata anak itu, bagaimana mungkin anak itu bisa melihat sosok Mayang, dia yang sampai bercinta dengannyapun sampai sekarang tidak bisa melihatnya, kecuali dalam mimpi
“Mayang, apa benar anak itu bisa melihatmu,”
<Sepertinya iya mas, dia tadi menatapku >
Darto bersungut-sungutsambil menahan ketidaknyamanan luar biasa di tubuhnya , bayangkan pas lagi tegang-tegangnya, kayak kucing pas lagi indehoi di siram air sama orang, apa nggak menderita tuh kucing… Darto mendekati pintu lalu dibukanya“Ups…,”Dia kaget, mengiranya anak kecil Indigo itu datang lagi, tadi Mayang disuruhnya buru-buru sembunyi, takutnya anak itu melihat Mayang lagi, dalam keadaan bugil lagi, tentunya gawat dong.Berdiri seorang gadis manis seusia anak SMA berkerudung di depan pintu“Assallamualaikum om, maaf mengganggu,” salam ramah gadis itu“Walaikkumussalam, iya ada apa dek,?” tanya Darto ramah pula, dia sedikit kikuk, apalagi dengan penampilan kacau seperti itu, tentu membuat Darto lebih Insecure,“Ini saya diutus sama pak RT, untuk mensensus warganya untuk data interen kampung, sekalian nanti, pak RT juga mengundang untuk rapat warga nanti malam jam t
Darto yang tidak pernah mengenal seorang gadis tentu kurang pengalaman dalam memahami perilaku seorang gadis, dia tidak tahu, bahwasanya saat ini mayang sedang cemburu, Melihat langsung Darto beramah tamah dengan seorang gadis, membuatnya Mayang tidak suka, meski dia Hantu, tapi kan juga punya perasaan, dikira kalau hantu itu tak berperasaan?, jangan salah hantu itu rasa cemburunya lebih besar, dalam menyikapi rasa cemburu itu para hantu melakukannya dengan berbagai macam, ada yang menyakiti orang yang membuatnya cemburu, ada juga yang menyakiti orang yang dicemburukan, tapi Mayang termasuk jenis seperti setengah manusia, dia hanya menahan perasaan cemburunya dengan merajuk, entah mengapa dia berbeda dengan hantu lain Darto terus saja menjulurkan tangannya ke sana ke mari, sambil meniariaki nama Mayang, sedangkan yang dipanggil-panggil tak jua menunjukkan dirinya, akhirnya dia capek sendiri, dia terduduk di kursi makan, diraihnya gelas dituangkannya air putih,
Hari itu hari minggu, keluarga darto datang berombongan, ibunya yang biasa dipanggil bu Zu, Darmi adiknya, dan Darto kakaknya,Sengaja ibu dan rombongan datang pagi-pagi sekali, sambil membawa bahan-bahan dapur, ibu ingin sekali memasak di rumah Darto kemudian dimakan bersama anak-anaknya,adik dan kakanya datang tidak membawa keluarga, sengaja mereka datang dengan keluarga inti, karena ada hal penting yang akan dibahas,Ibu mengeluarkan kunci serep, karena rumah Darto masih terkunci, ibunya memang punya kunci serep sendiri, agar bila datang sewaktu-waktu tidak perlu kesulitan apabila Darato masih di luar rumah, setelah pintu terbuka, mereka bersamaan masuk tanpa bersuara, sengaja ingin membuat kejutan pada Darto,Dengan perlahan ibu dan Darmi langsung menuju dapur, Darman disuruh menunggu di sofa, nanti kalau sudah masakan siap, barulah Darto dibangunin, itu rencana merekaBu Zu dan Darmi segera mengeluarkan belanjaanya, bersiap di masak, masing-m
Darman melangkah dengan pelan dan hatinya berdebar, Darman semakin mendekat kearah ranjang, matanya mengedar sekeliling lantai, baju Darto berserkan tak beraturan di lantai sepeerti habis dilemparkan sembarangan, juga seprei yang sudah tak berbentuk, dan posisi tidur Darto yang telentang tanpa baju dengan selimut sudah menggulung sedikit menyampir di area pentingnya, Darman pria beristri, jadi tahu persis apa yang telah terjadi di kamar ini, bahwa telah terjadi pertempuran yang sangat dahsyat di ruangan ini ‘Apakah Darto telah berbuat zina di kamar ini, dan siapa perempuan itu, apakah dia hanya membawa perempuan bayaran atau bagaiman?’ monolog Darman dalam hati, Dia sangat geram dengan Darto, bisa-bisanya berbuat zina, kalau minta kawin tinggal bilang sama ibu, pasti di restui, ibu bukan pilih-pilih kenapa zina segala, dasar anak kurang ajar ‘Lebih baik ibu tidak boleh tahu hal ini, nanti akan aku bicarakan pelan-pelan dengan Darto, kalau memang
BRAKKKDarman membuka pintu kamar mandi dengan kasar, matanya mengedar kedalam kamar mandi, tidak ada sesiapapun, dia melihat air mengucur dalam bak mandi,‘Apa…bagaimana bisa,!’ dahi Darman semakin mengkerut oleh rasa penasaran yang tinggiSedangkan Darto melihat tingkah Darman, sedikit bengong,‘Apa mungkin kak Darman mencurigai sesuatu?’ batinnya“Maaf kak, aku harus segera mandi,” ucap Darto lirih, dia sedikit takut dengan kakaknya ini,“Ah. Iya, Darto kran air itu kenapa sudah mengucur ya, sebelum kamu masuk.?”‘Waduh gawat, bener kan kak Darman mencurigai sesuatu, lagian kenapa Mayang bertindak begitu, kan jadi gawat kalau begini…, sial’“Hey…! Kenapa kamu malah melamun!?,” expresi Darman penasaran level akut“Ah_eh_Oh krannya dari kemaren agak bermasalh kak, belum kuganti, agak longgar, jadi kadang ngucur sendiri, be
Gelas di meja terguling, isinya tumpah membasahi taplak meja,Darto begitu terkejut, apalagi disampaikan di depan Mayang, walau sejatinya bisa dimaklumi, ibu kan tidak tahu keberadaan Mayang,“Aduh Dar…reaksimu nggak usah berlebihan kayak gitu, sampai ibu ikutan kaget,” omel ibu“Ah, iya bu maaf…” Darto kembali dudukDarto duduk dengan tidak nyaman, Mayang meremas tangannya sangat kuat,“Ini fotonya To…” ibu menyodorkan foto, seorang gadis bercadar‘What…, bercadar,…tidak salah ini,…!’batin Darto, dahinya mengernyit melihat foto itu“Dia anak sepupu ibu, namanya Ninik Wulandari, putri ketiga bu Hanifah, sepupu jauh ibu, anaknya cantik kog To…kamu nggak akan kecewa,” cerocos ibu“Iya kak, anaknya cantik banget, sungguhan deh, kakak nggak akan nyesel,” timpal DarmiDarto mengangguk membenarkan, walau kel
Seperti Janji kemarin Ibunya dan keluarganya datang lagi, menagih jawaban dari DartoMereka kembali duduk melingkar di sofa, rupanya keluarganya tidak main-main kali ini, mereka benar-benar mendesak Darto segera menikah,Darto sangat ngeri saat masuk tadi kakanya membisikkan ancaman, akan memberitahu ibunya kejadian di kamarnya kemarin kalau dia tidak bersedia, kan serem…Dengan menarik nafas Darto membuangnya kasar lalu dengan suara berat darto bilang“Baik bu, aku bersedia” ucap Darto dengan suara mantapKROMPYANG…TRANG…..TRANG… …TRANGMereka berempat terkaget, sontak berhamburan berlari kearah dapurDari arah dapur suara riuh benda berjatuhan, seperti ada yang sengaja membanting wajan dan beberapa panci bersamaanSamapai di dapur semuanya terbengong, wajan dan beberapa panci berserakan di lantai, untung tidak ada barang pecah belah yang jatuh,”“Bagaimana bisa
Guncangan tubuh itu makin keras, kemudian makhluk itu tampak sedang menuliskan sesuaatu di buku yang biasa di buat komukasi dengan Darto di tunjukkan tulisan itu ke wajah Darto <Aku tidak rela kamu menikah> bunyi tulisan itu Darto menghembuskan nafasnya kasar “Maaf, tapi aku harus menikah, aku harus berbakti dan membahagiakan ibuku, kau tenang saja, kita akan tetap berhubungan, bukankah tidak ada yang mengetahui dirimu, dan kamu juga tetap bisa tinggal di sini kan, aku janji aku akan adil” tutur Darto lembut, Diam tidak ada gerakan sejenak, <Beneran kamu akan adil, tidak mengusirku, aku takut kamu jatuh cinta padanya dan melupakanku> tulis mayang lagi “Janji…, aku akan tetap memperlakukanmu seperti biasanya, pernikahanku nantinya tidak akan merubah apapun, percayalah,” Darto mengucapkan dengan sungguh-sungguh ‘serasa poligami saja’ batin Darto tersenyum sendiri mengingat hal itu, jadi ingat lagu yang dipopul