Siapa nenek tua yang sedang menyeberang itu, dan mengapa Darto dan yai Sepuh terkejut?
Mereka melihat di depan ada seorang nenek dengan berkebaya kuno dan memakai jarik, yang berjalan tenang menyeberang jalan. Yai Sepuh menyipitkan matanya mengamati orang itu, sedetik kemudian matanya melebar, dadanya berdebar-debar. "Mungkinkah dia,?” batin yai Sepuh "Mbok Rah! " "Rah! " Darto dan yai sepuh berseru bersamaan. Darto kaget dengan seruan yai sepuh, demikian juga yai sepuh terkejut dengan seruan Darto, sontak mereka saling memandang "Kamu mengenalnya nak Darto?" "Ysi Sepuh mengenalnya? " Darto dan yai sepuh saling bertanya bersamaan "Ingeh yai beliau ikut dirumah kami beberapa bulan, kamarnya yang kita temukan botol keramat itu yai" Darto menjelaskan sedangkan yai sepuh manggut-manggut, sambil mengelus-elus janggutnya, sedetik kemudian mereka saling bertatapan dengan mata membulat, "Kita harus menangkapnya!" teriak mereka Darto dan yai sepuh bersamaan, Tanpa komando mereka berdua segera melompat keluar dari mobil dan berlari mengejar orang yang di maksud, me
Malamitu begitu gelap, hujan lebat mengguyur bumi sejak sore. Penghuni bumi punenggan untuk beraktifitas, apalagi keluar rumah. Mereka lebih memilih untukmeringkuk di kasur, merapatkan selimut demi menghangatkan tubuh. Di antarahujan, petir menyambar-nyambar dengan dahsyat dan suaranya yang menggelegarmampu menggetarkan jiwa makhluk bumi. Hewan-hewan mencari persembunyian yangaman, pohon-pohon banyak yang tumbang. Bahkan, kali dan got sudah tidak mampumenampung tumpahan air hujan sehingga air meluber ke jalanan. Para warga yangrumahnya cenderung rendah pun kebanjiran. Mereka semua sedang disibukkan denganperabotan dan barang-barang penting seperti kulkas, lemari, hinggaberkas-berkas penting yang ingin mereka selamatkan. "Ugh ..."Sementara itu di sebuah rumah berlantai dua dengan cat warna putih kusam,terdengar suara desahan dari dalam sebuah kamar. Jendelanya tidak tertutuptirai sehingga dapat terlihat jelas lewat bingkai jendela kaca bagaimana cahayapetir yang menyamba
Satu tahun yang lalu, Darto bisa membeli sebuah rumah, harga cukup miring, lebih rendah dari pasaran, rumah itu sudah lama tidak ditempati pemilik karena pindah ke luar kota, Di usianya yang terbilang cukup matang yaitu 29 tahun, Darto belum juga menikah, dia ingin membahagiakan ibunya dulu, ibunyalah yang memotifasi Darto untuk membeli rumah, siapa tahu apabila jodohnya datang, sudah tersedia rumah, begitu kira-kira pemikiran ibunya Darto. Rumah itu tidak besar, luas tanah hanya 10x20, dengan bangunan berlantai dua, dengan sisa tanah di depan untuk taman kira-kira 3 meter dari teras rumah ke pagar, gaya minimalis tapi cukup kalo untuk berkeluarga, ada kamar 2 di bawah, 2 di atas, dengan masing-masing memiliki kamar mandi, sedangkan bagian belakang ada kamar kecil untuk ART, dan satu kamar mandi luar untuk tamu dan ART yang bersebelahan dengan kamar ART dan dapur, masih ada sedikit lahan dibelakang yang dulu oleh pemiliknya dibuat tanaman Toga (tanaman obat keluarga)
MEONG... Darto terkejut, dia mengerjap-ngerjapkan matanya, kedua tangannya memegang seekor Kucing dengan menghadap kewajahnya, dengan spontan dia lempar Kucing itu, Kucing itu segera berlalu dari dekat Darto sambil menggoyang-goyangkan ekornya “Ya tuhan, ternyata mimpi, hi... hampir saja mencium Kucing’ gerutu darto bergidik sambil tangan menepuk-nepuk dadanya *** POV Darto Kuregangkan badanku yang terasa kaku, sambil mengerjapkan mata, berusaha dapat melihat sekiling ruangan yang gelap, kugerakkan kepalaku dan badan kekanan-kekiri sampai berbunyi kretek-kretek. “Oh sudah gelap” gumamku, sambil berdiri melangkah ke diinding dimana saklar lampu berada, kutekan saklar mencoba menyalakan lampu dan byar, cahaya lampu menerangi ruangan Aku kembali menghempaskan tubuhku ke sofa, kuangkat kedua kakiku ke atas meja, kuselonjorkan kaki agar lebih rilex, kunyalakan sebatang rokok, asap kusembulkan dengan mulut, dan asap itu menyebar di d
Pintu kubuka dan... aku terjengit sampai mataku melotot spontan, mataku terbelalak, heran, Bagaimana bisa semua sudah rapi, kugaruk kepalaku yang tidak gatal, bagaimana nggak bingung, sedangkan tidak nampak ada seorangpun di rumah itu, aku kan masih sendirian, sedangkan pintu terkunci Sprei sudah terpasang rapi, bantal guling sudah di kasih sarungnya, dan baju-baju aku sudah tertata rapi di lemari. 'hm... pasti ibu atau adikku tadi kesini, yang punya kunci cadangan adalah ibuku, biar kalau pas kesini bisa masuk sendiri tanpa menungguku seandainya aku tidak ada dirumah, coba kutelpon mereka untuk mengucapkan terima kasih,' Kutekan nomor ibu, kutempelkan benda pipih itu ke telingaku, terdengar bunyi memanggil, beberapa saat ada suara dari seberang sana. "Halo, Assalamualaikum, ada apa Dar.. menelpon ibu?" tanya ibuku "Terima kasih bu, udah bantuin beres-beres, aku bisa sedikit santai malam ini," kataku
‘Kog seperti gadis dalam mimpiku tadi yah?’ pikirku, ‘Ini nyata atau alam mimpi?’ otakku penuh dengan pertanyaan "Hai,.... siapa kamu, kog tiba-tiba ada di sini, ada perlu apa?" tanyakuyang kupikir tetanggaku yang sedang memperkenalkan diri Gadis itu hanya tersenyum, sambil mengerjap-ngerjapkan matanya yang indah itu kutaksir usianya belum genap dua puluh tahunan Apa mungkin dia anak pak RT yang sedang menanyakan surat-surat kepindahanku, secara aku kan warga baru dan belum sempat mengurus surat-surat kepindahan “Apakah kamu anak pak RT? Tanyaku, gadis itu menggeleng dengan tetap tersenyum, gemas juga mendengar jawabannya yang cuma mengeleng, menganguk, untung cantik,hihihi pikiran Darto traveling, itulah keajaiban kecantikan, bisa mempermudah segala urusan, pikiran Darto semakin berkelana 'Perasaan tadi pagar sudah kukunci, ah ya mungkin dari siang dia sudah ada disini, atau mungkin gadis ini yang bantu beres-beres barang tadi ya?' piki
GRUBYAK,,,, Aku mengelus-ngelus bokongku yang terasa agak sakit, dan kepalaku juga sedikit sakit, yang ternyata terantuk ujung meja, ternyata aku yang jatuh dari sofa, terus di mana gadis itu 'Aish..... ternyata aku sedang mimpi tadi, tapi kog seperti nyata ya' pikirku 'Ah sudahlah, biar tidur normal dan gak kaku semua nih badan saat bangun, aku tidur di kasur kamarku aja'batinku Aku bangun melangkahkan kaki menuju kamarku, tanganku masih saja mengelus-elus kepala yang benjol, kuhempaskan tubuhku mencari posisi yang enak, kuraih guling dan kupeluk, lalu kutarik selimut sampai kebatas leher, menghalau dingin, Kupejamkan mata ini dengan nyaman. agar besok pagi badanku segar, dan kuagendakan untuk belanja kebutuhan dapur, mengisi kulkas, agar klo sewaktu-waktu aku lapar ada yang kumasak dan kumakan *** Hari masih pagi, sekitar pukul 5, Darto mengerjapkan matanya, mencoba membuka mata, kesadarannya belum sepenuhnya kembali, s
Darto tidak khawatir dengan orang itu, toh rumahnya belum ada barang-barang berharga, yang menggoda untuk dicuri, televisi aja model lama, yang diambil dari kamarnya sewaktu masih tinggal di rumah ibu. Yakin tidak ada suara ataupun tanda-tanda apapun, Darto segera berangkat kerja setelah memastikan dia menutup dan mengunci pintu, dan juga pagar, Darto segera melaju ke tempat kerjanya, yang hanya berjarak sekitar 500 m. *** Saat ini Matahari sudah lingsir (mulai terbenam) Darto bersiap pulang, karyawannya sudah pulang, dia menghitung perolehan usahanya hari itu, seperti biasa, setelah dihitung, dan uangnya dirapikan, dimasukkan amplop, keesokan harinya akan ditabungkan di Bank. Setiap akhir bulan dia ambil kembali tabungan itu, secukupnya untuk diberikan karyawan sebagai gaji, tak lupa, sebagian disisihkan untuk donatur anak yatim, dan yang paling penting lagi jatah bulanan untuk ibu tercinta. Ibunya seorang single parent yang tangguh,