LOGIN
DIING
"Misi pertama, melompat ke jurang!" Shen Liang yang mendengar suara itu terkejut. Ia terbangun dan mendapati dirinya berada di tepi jurang. Tubuhnya penuh luka dan pakaian yang dikenakannya berubah menjadi merah. "Eh, kenapa aku ada di sini?" tanyanya dengan bingung. "Aku masih hidup?" Ia benar-benar bingung dan tidak bisa mencerna apa yang terjadi padanya. Tiba-tiba saja, ingatan pemilik pemilik asli tubuh yang ditempatinya memenuhi kepalanya. Ternyata pemilik asli tubuh itu dibunuh oleh saudaranya sendiri. "Masih hidup, ya?" tanya seseorang. Belum sempat ia bereaksi, orang itu sudah mendorongnya hingga hampir terjatuh ke jurang. "Kali ini, kau akan mati!" Orang itu mengeluarkan pedangnya. Ia melangkah maju sehingga ujung pedangnya menyentuh leher Shen Liang. "Akkkhhh!" Kakinya terpeleset sehingga dia terjatuh ke jurang. Dalam waktu singkat, tubuhnya menghantam dasar jurang. Tulangnya patah dan pandangannya mulai gelap. "Hadiah misi, tubuh dewa abadi!" Samar-samar suara sistem terdengar, tapi dia sudah pingsan. Setelah beberapa hari pingsan, Shen Liang membuka matanya. Saat ini, ia berada di sebuah ruangan, bukan di dasar jurang. Yang membuatnya bingung adalah lukanya sembuh tanpa meninggalkan bekas, dan rasa sakit karena tulang patah tidak lagi dirasakannya. "Sebenarnya kejadian itu mimpi atau kenyataan?" tanyanya dengan bingung. Diinggg Notifikasi sistem terdengar lagi. Suara itu diikuti dengan munculnya layar hologram yang mencantumkan berbagai informasi. Semua informasi itu dibacanya tanpa ada yang dilewatkan. "Tahap 1 ranah spiritual!" Shen Liang kecewa. Tahap 1 ranah spiritual, itu artinya dia adalah sampah tidak berguna. "Sistem, bagaimana cara meningkatkan kultivasi?" tanya Shen Liang. "Tuan harus mengonsumsi pil atau menyerap sumber daya. Selesaikan misi dan kultivasi Tuan akan meningkat," jelas sistem tersebut. "Apa misi selanjutnya?" tanyanya. Meski dia sudah tahu kalau misi selanjutnya pastilah misi bunuh diri. "Misi kedua, berendam di lava." Sesuai dugaannya, misi selanjutnya adalah misi bunuh diri. Meski begitu, kenangan pemilik tubuh asli dan kenangannya di kehidupan sebelumnya membuatnya putus asa. Sebelum bereinkarnasi, dia selalu disiksa oleh ibu tirinya. Bukan hanya itu, tiap kali adiknya melakukan kesalahan, maka dialah yang harus menggantikannya. "Hah!" Shen Liang menghela napas panjang. Dia pergi gunung berapi yang ada dibelakang sekte. "Semoga sistem ini tidak menipuku!" Dengan mata tertutup, ia langsung melompat ke dalam kawah. Anehnya, lava itu dingin seperti air. magma yang sangat panas tidak membunuhnya. Justru tubuhnya semakin kuat. Dingg "Hadiah misi, peningkatan kultivasi ke tahap 9 ranah inti spiritual dan teknik kultivasi dewa," suara sistem terdengar lagi. "Kalau begitu, bawa aku ke atas!" pintanya. "Tuan harus memanjat sendiri!" Jawaban sistem membuatnya kesal. Mau tidak mau, ia harus memanjat tebing. Agar sampai ke atas dengan cepat, Shen Liang melapis telapak tangannya dengan energi spiritual. "Dasar sistem jelek!" umpatnya. "Sistem pelit, beri aku pakaian yang bagus!" pintanya. "Pakaian dengan kualitas terbaik. Harga 100 ribu batu spirit," jelas sistem tersebut. "Maksudmu, aku harus membayarnya?" tanya Shen Liang. "Tuan tidak harus membayarnya. Sistem hanya memaparkan harganya saja." Jawaban sistem membuatnya lega. Sekarang, dia miskin dan tak punya apa-apa. Jangankan membeli pakaian, membeli makanan pun tidak mampu. "Kehidupan lalu aku diperlakukan seperti hewan, dikehidupan ini, kejadian serupa tidak boleh terulang." Shen Liang duduk bersila dan memulai kultivasinya. Tak butuh waktu lama, kultivasinya menerobos ranah spiritual tahap 5. Terobosan itu membuatnya senang. Pasalnya Shen Liang yang asli sangat malas dan tidak pernah berlatih. DING "Hadiah reinkarnasi, 500 batu spirit kualitas terbaik, cincin ruang, dan anggrek suci!" Bukannya senang, hadiah sistem justru membuat kesal. Hadiah itu seharusnya ia dapatkan sesaat setelah menyeberang ke dunia kultivasi, hadiah reinkarnasi diberikan sistem setelah dua misi diselesaikannya. "Walaupun aku kesal, setidaknya aku tidak terlalu miskin!" gumamnya. Wuuuussss Cincin ruang muncul di jari manisnya. Tidak lama kemudian, anggrek suci dan juga kantong berisi batu spirit muncul di depannya. Setelah menyimpan kedua barang itu di balik bajunya, ia kembali ke sekte. "Tuan, cincin ruang bisa menyimpan benda apa pun!" Suara sistem terdengar lagi. Entah karena dia malas berbicara atau menghemat kata-kata, sistem itu langsung mentransfer cara menggunakan cincin ruang langsung kepada Shen Liang. "Ternyata begitu!" Anggrek suci dan batu spirit ia masukkan ke cincin ruang. Ia terkejut sekaligus kagum saat barang-barangnya masuk ke cincin kecil yang dipakainya. Seorang pemuda menghentikannya. Pemuda itu tersenyum sinis, seolah mengejeknya. "Sampah! Sebaiknya tinggalkan sekte hari ini juga!" ucapnya. "Apa maksudmu?" tanya Shen Liang. "Usiamu sudah 18 tahun, tapi kamu tidak kultivasimu tidak pernah menerobos. Jadi, kamu harus meninggalkan sekte!" jelas pemuda itu. Dengan tangan yang mengepal, ia berbalik dan meninggalkan sekte. Baru melangkah beberapa meter, pemuda itu kembali menghadangnya. "Oh, iya, kamu tidak boleh membawa apa pun yang diberikan sekte. Jadi, kembalikan lencana milikmu!" pinta pemuda tersebut. "Lencananya kubuang ke kawah gunung!" jawabnya tanpa ragu. "Kamu berlatih menggunakan sumber daya sekte. Jadi, dantianmu harus dihancurkan!" Seorang pria setengah baya tiba-tiba saja muncul di hadapannya. Belum sempat ia mengatakan sesuatu, pria itu sudah menghantam perutnya dengan sebuah tapak. "Apa yang terjadi? Mengapa dantianmu tidak hancur?" tanya pria itu. Shen Liang tidak merespon. Ia hendak melawan, tapi kekuatanmu tidak cukup. Sebaliknya, sistem miliknya marah. Sistem tersebut langsung menghapus kultivasi pria yang menyerangnya. "Arrrgghhhh!" Pria itu berteriak kesakitan. Ia berguling-guling di tanah karena tidak bisa menahan sakit. Bukan hanya "Iblis! Kamu iblis sialan! Sekte akan menghukummu!" Seseorang muncul di langit. Dengan sekali serang, Shen Liang terpental puluhan meter. "Tuan, maaf! Sistem tidak bisa membantu!" ucap sistem itu dengan nada sedih. "Tidak masalah!" jawab Shen Liang dalam hati. Dengan paksa, pria itu menyeretnya ke aula. Di sana, sebuah cambukan langsung menghantam punggungnya. Dalam waktu singkat, bagian belakang pakaiannya berubah menjadi merah. "Shen Liang, tidak cukupkah kamu mempermalukanku selama 17 tahun?" Patriark sekte, Shen Long berteriak. Ia tersenyum lalu berdiri sembari menatap tajam ayahnya. "Aku mempermalukanmu? Terbalik! Kamulah yang mempermalukan dirimu sendiri!" teriaknya. Tangannya mengepal, wajahnya memerah, dan dadanya sepertinya dihimpit oleh batu besar. Matanya dipenuhi oleh amarah dan kekecewaan terhadap ayahnya sendiri, bukan orang lain. "Dengan cara apa aku memoermalikanmu? Memerperlakukanku seperti pelayan, mengambil akar rohku, ataukah karena hal lain? Kamu penyebab semuanya. Jadi, salahkan dirimu, jangan menyalahkan orang lain," jelas Shen Liang. Ctasssss Sekali lagi, cambuk itu menghantam punggungnya. Meski begitu, ia tetap berdiri tegak, tidak terjatuh. Karena hal itu juga, beberapa cambukan langsung menghantam punggungnya. "Mengaku atau kau dihukum mati!" Pria itu membentak. Shen Liang bergeming. Pemuda itu hanya menatap ayahnya sambil tersenyum sinis. Sejak tadi, dia disalahkan, tapi tidak ada yang memberitahu kesalahan yang diperbuatnya. Semuanya bungkam, seolah dirinya tidak pantas dibela oleh siapapun. "Sudah cukup cambukannya? Kalau sudah, sekarang giliranku!" Shen Liang merebut cambuk dari tangan ayahnya. Cambuk itu mengenai punggung dan wajah sang Patriark sekte Naga Biru. Ctasssss Untuk kesekian kalinya, cambuk itu mengenainya. Dia yang merupakan kultivator hebat tak bisa menghindar sama sekali. Bahkan, sebelum bereaksi, cambuk itu sudah mengenainya."Sistem, apakah dia ibumu?" Shen Liang bertanya dengan penuh semangat. Ekspresinya seketika berubah masam saat melihat kepala yang menggeleng di layar hologram. "Bukan, dia teman dekat ibumu! Potret ibumu tidak dapat di deteksi," jelas sistem. "Dasar sistem aneh!" kesalnya. Shen Liang duduk di pinggiran kasur dengan putus asa. Bahkan, pemilik asli tubuh yang ditempatinya tidak memiliki memori apa pun yang berkaitan dengan Yue Lan, ibunya. Jangankan dia, bahkan sistem pun tidak mendapatkan potret ibunya. "Sistem, apakah ingatan masa lalu tubuh ini bisa diekstrak?" tanyanya. "Sangat mudah, tapi biayanya sejuta batu spirit kualitas terbaik!" jawab sistem dengan santai, seolah satu juta sangat sedikit. "Lebih baik aku mencari tahu sendiri!" Shen Liang beranjak. Ia pintu kamar, ia berpapasan dengan Jiang Mei yang entah dari mana. "Li Ge, Kakek menitipkan lukisan ini padaku. Katanya, ini adalah lukisan ibumu!" Shen Liang mengambil lukisan yang dibawa oleh Jiang Mei. Ia
Kraaakk Topeng Tetua yang digunakan Tetua Yang hancur. Wajah yang tersembunyi di balik topeng selama puluhan tahun akhirnya terlihat. Wajah yang ada di balik itu bukanlah pria setengah baya atau pria paruh baya, melainkan seseorang yang tampak sangat muda. "Ketahuan juga!" Tetua Yang menyeringai. Matanya memerah dan kuku-kukunya memanjang. "Hidupmu berakhir di sini!" Tetua Yang menyerang menggunakan cakarnya. Matanya merahnya bersinar kemerahan. Ia terus menyerang Shen Liang yang selalu menghindar. Slaaassssshhhh Tiba-tiba saja, sebuah pedang terbang ke arahnya dengan cepat. bukan untuk menyerangnya, melainkan memotong kuku-kukunya yang panjang. Ia mundur beberapa langkah sembari menatap tajam pedang yang baru saja memotong kukunya. "Pedang naga langit! Bagaimana mungkin pedang itu ada di tanganmu?" tanya Tetua Yang. "Bertahun-tahun aku mencari pedang itu, tapi tak pernah kutemukan. Ternyata pedang itu kamu simpan! Bagus sekali!" Tetua Yang menyeringai. Ia mengelua
"Peringatan, Raja Iblis mendekat!" Sistem memunculkan layar hologram dengan simbol bahaya yang berkedip tanpa henti. Hal itu membuat Shen Liang panik dan berlari ke jendela. Keningnya berkerut saat tidak menemukan apa pun. Bahkan, jejak iblis tidak terlihat sama sekali. "Peringatan! Tuan Rumah harus berhati-hati!" Sistem kembali mengeluarkan peringatan. "Meow!" Suara kucing mengeong membuatnya nyaris melompat. Saat melihat kucing kecil di dekatnya, ia langsung kesal. Tidak ada Raja Iblis di tempat itu, artinya sistem sedang mempermainkannya. "Terdeteksi Raja Iblis ada di dekat Tuan!" Suara sistem membuat kepalanya sakit. Di dekatnya ada Raja Iblis? Ia hampir saja tertawa. Pasalnya yang ada di dekatnya hanyalah kucing kecil dan seekor laba-laba hitam dengan garis hijau. "Tuan, jangan tertawa! Raja Iblis masih mengintai!" Untuk kesekian kalinya, sistem memperingatkannya. Peringatan itu membuatnya takut. Bukan takut mati, tapi takut tidak bisa mengalahkan Raja Iblis. Denga
Tawa orang-orang menggema di telinganya. Tak beberapa lama, tawa itu menghilang dan bayangan seorang gadis muncul di kepalanya. Gadis kecil yang terluka parah menjsfikan dirinya tameng. "Li Gege, ada apa?" Suara Jiang Mei menyadarkannya. "Aku pernah ke sini! Saat usiaku 12 tahun, ayahku meninggalkanku di lembah ini! Selama berhari-hari, orang-orang selalu memukulku," jelasnya. "Lalu, apa yang mengganggumu?" tanya Jiang Linghu. "Seorang gadis kecil menyelamatkanku. Karena menyelamatkanku, dia terkena panah dan meninggal saat itu juga," jelas Shen Liang. "Apakah kamu ingat nama gadis itu?" tanya Yue Lingmo. Shen Liang menggelengkan kepalanya. Ingatannya tentang gadis itu hilang, hanya ingatan samar saja yang tersisa. Bahkan selama bertahun-tahun, ingatannya tentang kejadian di lembah juga menghilang. "Dua belas tahun lalu, sepertinya kamu salah ingat. Di klan Yue, tidak ada gadis kecil yang meninggal karena tertusuk panah," jelas Yue Lingmo. "Ingatan itu samar! Tidak
Seorang pria yang memakai jubah hitam memasuki aula kekaisaran. Langkahnya diikuti oleh aura gelap yang sangat menakutkan. Selain menakutkan, aura pria berjubah hitam itu membuat siapapun tidak berani bergerak. "Di mana dia?" tanya pria itu. Aula seketika menjadi hening. Semuanya terdiam dan bertanya-tanya pria misterius itu mencari siapa. Karena tidak ada jawaban, pria itu mengeluarkan aura yang lebih menakutkan. "Jawab atau kalian semua mati!" pintanya dengan marah. "Tuan, siapa yang Anda maksud?" tanya Kaisar Jiang Bei. Pria misterius itu tidak menjawab. Ia menarik kembali auranya dan memperlihatkan lukisan seorang wanita. Melihat lukisan itu, semua orang yang ada di aula saling pandang. "Dua puluh tiga tahun yang lalu, dia dibawa ke istana ini! Sepuluh tahun lalu, aku mendengar kabar bahwa kelompok misterius membunuhnya," jelas pria misterius itu. "Katakan di mana makamnya dan anaknya ada di mana sekarang!" pintanya. Kaisar Jiang Bei menghela napas panjang. Perempu
Utusan kekaisaran tiba di kota Naga Biru dengan cepat. Selain ditugaskan menyelidiki kematian putra mahkota, mereka juga ditugaskan mencari pemilik elemen cahaya di kota itu. Sayangnya, hingga matahari terbit keesokan harinya, mereka tidak menemukan petunjuk apa pun. "Lama-lama bosan juga melihat prajurit yang lalu-lalang." Shen Liang berkomentar. "Tuan Putri, Yang Mulia meminta Anda kembali ke istana bersama Tuan Muda Shen!" ucap seorang prajurit. "Baiklah, kami akan ke sana!" Walaupun enggan, tapi Jiang Mei tetap saja memenuhi perintah ayahnya. Dia bisa menebak sambutan yang akan didapatnya saat sampai di istana kekaisaran yang megah. "Silahkan masuk ke portal!" pinta prajurit itu dengan sopan. Jiang Mei dan Shen Liang memasuki portal. Perjalanan dengan lebih dari 5 bulan dilalui hanya dengan waktu kurang dari 5 menit. Saat tiba di istana, lonceng suci berdentang tanpa henti. Suara yang keras dan berulang dari lonceng suci menarik perhatian orang-orang istana. Sete







