Home / Romansa / BUKAN MEMPELAI IMPIAN / Bab 206. Ingin tahu

Share

Bab 206. Ingin tahu

Author: HaniHadi_LTF
last update Last Updated: 2025-08-14 04:54:21

"Kalau itu bisa membuatmu nggak dihantui rasa bersalah seumur hidup..." Liam berhenti sejenak, menelan ludah. "Aku siap mundur. Dan kalau kamu mau aku kembali pada Dania, aku siap jalani."

Keya mundur selangkah, dadanya sesak. "Kalau kamu mundur... berarti kamu kembali ke dia?"

"Kalau itu yang kamu mau, aku jalani. Aku nggak mau kamu tersiksa seperti ini."

"Sampai kapan? Sampai anak itu lahir seperti kata Mbak itu, atau sampai,.."

"Sampai kamu ngerasa tak bersalah lagi." Liam menelisik Keya yang membuang muka karena mata yang telah buram. "Lagian kalau dipikir, Dania itu nggak jelek juga. Badannya saja,..."

"Kak....!"

"Lho, katamu aku boleh kembali biar kamu nggak merasa bersalah. Apa aku tidak boleh memujinya?"

"Puji setinggi langit! Dia memang cantik bodynya memang ok. Apa? Nyesel sekarang?"

Suasana kamar mendadak dingin. Hanya suara napas keduanya yang terdengar.

"Ey..." Liam memanggil, tapi istrinya berbalik, duduk di tepi ranjang, memeluk lutut.

"Aku butuh waktu mikir. Keluar!" S
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Dwiindah Wahyuni
sneng baca y kak. lnjut thor
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 208. Jalan menguatkan

    Pagi itu“Aduh, Kak… Kak! Lepasin dulu… aku mau ke dapur!” teriak Keya setengah tertawa, setengah kesal, ketika tubuh tingginya Liam melingkari pinggangnya dari belakang.Liam justru menempelkan dagu ke puncak kepalanya. “Enggak mau. Kamu masih hangat, enak dipeluk.”Keya mencoba memutar badannya, tapi pelukan itu terlalu erat. “Badan kamu kayak raksasa! Aku nggak bisa napas. Lepasin!"“Bukan aku yang terlalu besar, kamu aja yang terlalu mungil,” jawab Liam sambil menyunggingkan senyum malas, matanya setengah terpejam. Selain karena ngantuk, hatinya teramat berbunga mendengar apa yang diucapkan Keya semalam.Keya mendongak, melihat mata itu nyaris tertutup. “Kamu ngantuk banget, ya?”“Ya iyalah. Semalaman jagain Sheryn, terus kamu juga tidur duluan. Giliran sekarang aku mau ganti shift, malah kamu mau pergi.”"La, kamu kan bisa tidur nyenyak walau nggak ada aku, Kak.""Pokoknya ngak mau kalau kamu ngak temenin.""Aku lapar, nih."Liam meraih toples di meja roti yang selalu siap untuk

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 207. Aku telah,..

    "Tapi au mik, Buuun."Keya tersenyum tipis. "Nggak bisa lagi, Sayang. Tadi sudah mimik susu bikinan Ayah. Nanti Bunda bikinin susu lagi yang lebih enak."Sheryn memandang ragu, lalu meringis. "Nggak au. Su otol nggak nak."Keya berusaha menggendong anaknya, membawanya keluar untuk meliburnya. Tapi gadis itu masih menangis dengan mencari susu ibunya.Bi Ira mengangguk-angguk, seolah sudah menduga. "Kalau gitu, coba cara ini, Non Key." Ia meraih plastik kecil berisi ramuan yang dibeli di pasar. "Lumuri sedikit di putingmu, biar dia nggak mau lagi," bisiknya.Keya menghela napas, menyerahkan Sheryn sebentar ke Bi Ira, lalu masuk ke kamar..Usaha pertama langsung mendapat reaksi keras. Begitu Sheryn mencoba menyusu, ia langsung meringis dan menjauh. "Ih... ait! Buun, miknya otol!" serunya sambil mendorong tubuh Keya."Iya, mimiknya sakit, jadi Bunda obati dengan ramuan dari pasar tadi biar sembuh."Sheryn beranjak turun dari panguan Keya. Buru-buru berlari ke dapur, mengambil gayung keci

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 206. Ingin tahu

    "Kalau itu bisa membuatmu nggak dihantui rasa bersalah seumur hidup..." Liam berhenti sejenak, menelan ludah. "Aku siap mundur. Dan kalau kamu mau aku kembali pada Dania, aku siap jalani."Keya mundur selangkah, dadanya sesak. "Kalau kamu mundur... berarti kamu kembali ke dia?""Kalau itu yang kamu mau, aku jalani. Aku nggak mau kamu tersiksa seperti ini.""Sampai kapan? Sampai anak itu lahir seperti kata Mbak itu, atau sampai,..""Sampai kamu ngerasa tak bersalah lagi." Liam menelisik Keya yang membuang muka karena mata yang telah buram. "Lagian kalau dipikir, Dania itu nggak jelek juga. Badannya saja,...""Kak....!""Lho, katamu aku boleh kembali biar kamu nggak merasa bersalah. Apa aku tidak boleh memujinya?""Puji setinggi langit! Dia memang cantik bodynya memang ok. Apa? Nyesel sekarang?"Suasana kamar mendadak dingin. Hanya suara napas keduanya yang terdengar."Ey..." Liam memanggil, tapi istrinya berbalik, duduk di tepi ranjang, memeluk lutut."Aku butuh waktu mikir. Keluar!" S

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 205. Menghancurkan

    Liam menatap wanita muda di depannya dengan tanda tanya. Seketika wajahnya mengeryit seolah mencari memori untuk lebih mengingat siapa wanita itu. Sekilas dia mengingat seorang gadis yang tersenyum dan selalu bersama Dania. Tapi belum juga dia bicara, wanita itu telah mendahului."Kalau boleh tahu, Mas, proses sidang cerainya gimana?" tanyanya tiba-tiba, membuat Liam tertegun. Liam menoleh cepat, alisnya terangkat. "Sidang cerai? Kamu,.."Keya memegang mukena itu erat, jantungnya berdegup kencang. Perempuan itu masih menatap Liam, seolah menunggu jawaban dengan sesekali meliriknya dengan ttapan tak bersahabat.Suara hiruk pikuk pasar mendadak terasa jauh, hanya tatapan mata itu yang membeku di antara mereka. "Saya Dinar, familinya Dania. Bahkan bisa dibilang, saya sahabat dia sejak kecil hinggah saya selalu berada di sisinya sejak dia menjalani masa pertunangan dengan Mas Liam. Sayangnya, saya sudah menikah terlebih dahulu sebelum Dania menikah, padahal tunangannya duluan Dania." Pa

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 204. Tatapan sinis

    "Ey... gimana mau berhasil kalau begini?" guman Liam saat ia melihat Keya terlelap di ranjang, masih memeluk Sheryn yang menempel di dadanya.Keya terbangun perlahan, matanya sayu. "Kak... aku nggak tega. Dia hampir semalaman nangis minta meyusu. aku sampai ketisuran begini membujuknya."Liam duduk di sisi ranjang, memandang wajah anaknya yang tampak lelah. Ujung mata Sheryn basah, seperti baru saja menghapus air mata dengan punggung tangan mungilnya. Dielusnya kepalanya dengan tak tega."Aku ngerti kamu sayang sama dia, Ey... tapi kita nggak bisa terus begini. Kalau kamu nggak tega, Sheryn nggak akan pernah lepas. dia jadi anak yang nggak mandiri dan kamu anntinya juga akan repot karena dia menyusu makin keras, sementara air yang dihasilkan air susumu makin sedikit."Keya membetulkan selimut di tubuh anaknya. "Tapi mau gimana, Kak, aku cuma mau dia tenang."Liam menghela napas panjang, lalu meraih rambut Keya yang jatuh ke wajahnya. "Besok pagi kita ke pasar. Aku tahu tempat orang bi

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   BAb 203. Punya anak lagi

    "Kak..." suara Keya terdengar lirih, namun matanya menyiratkan sesuatu yang berbeda. "Jangan pernah meragukan didikan kita, Kak.""Bagaimanapun juga, kekhawatiran itu ada, Ey. Aku sangat menyayanginya dan aku tak mungkin memiliki yang lain selain dia.""Kalau kamu ragu, kita bisa bikin anak lagi, Kak. Mau?" Keya mengerling, lalu kembali mencium Liam. Sekeras apapaun dia membantah ucapan lelaki itu, hanya makin memperumit kekhawatiran Liam hinggah Keya berusaha mengalihkannya ke hal lain.Ciuman Keya yang dalam, membuat Liam merasakan lain. "Kalau kamu siap," ujarnya pelan, "kita bikin sekarang."Keya membelalakkan mata. "Sekarang? Di sini?"Sudut bibir Liam terangkat. "Kenapa tidak?"Keya melirik sekeliling. Ruang kerja itu cukup luas, namun meja penuh tumpukan kertas, rak buku panjang menempel rapat ke dinding. Lampu meja memberi cahaya hangat yang memantulkan bayangan di wajah mereka. Liam melirik ke sofa panjang yang kalau dia kelelahan kadang suka tidur di sana sebe;um dia menika

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status