Share

Kecewa

[Mamah lagi ke sana kan, Teh. Bawa makanan banyak banget.]

Balasan Rika membuat ubun-ubunku terasa panas. Ada apa dengan Mamah? Kenapa selalu berbuat seenaknya?

“Ada apa, Dek?“

Mas Hasan yang datang sambil menenteng dua tas belanja menghampiriku dengan wajah tampak heran.

Aku terdiam sejenak. Ingin mengatakan tentang Ningrum dan pesan balasan dari Rika, tapi bingung juga. Takut memperkeruh keadaan.

“Dek!“

“Coba lihat status Ningrum, Mas.“

Seperti dugaanku, dahi Mas Hasan langsung mengerut. Tak lama dia tertawa lirih yang terdengar menyebalkan di telingaku.

“Adek lucu. Ningrum kan enggak pegang hape, Dek. Mana bisa dia bikin status,“ katanya sambil menggelengkan kepala.

Kepalaku semakin terasa panas mendengarnya. Tapi aku tak boleh main kasar, harus bisa mengendalikan emosi.

“Lihat saja dulu, Mas,“ tukasku datar.

Mas Hasan mengangguk. Lalu merogoh saku celananya. Aku tak luput memerhatikannya, tapi tak ada raut terkejut maupun marah dari wajahnya. Dia justru memasang ekspresi datar.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status