Share

Perasaan yang terungkap

"Ayo sarapan, Nduk. Ibu masak sayur asem kesukaan kamu." Ibu terlihat tersenyum ketika aku keluar dari kamar setelah selesai membersihkan diri.

Aku berjalan ragu-ragu, masih menahan malu gara-gara kejadian tadi pagi. Aku lalu duduk di kursi kayu tempat biasa kami makan bersama.

"Lana harus berangkat pagi-pagi karena harus mengantar Papamu ke bandara," ucap Ibu lagi sambil menyendokkan nasi ke dalam piringku, lalu duduk berhadapan denganku.

Aroma sayur asem dan sambal terasi yang menyeruak membuatku tak tahan lagi untuk segera memasukkannya ke dalam mulut. Aku begitu menikmati masakan ibu yang sederhana, namun nikmat luar biasa.

"Ibu kok gak makan? Apa ada sesuatu di wajahku?" tanyaku ketika sadar sejak tadi Ibu menatap terus ke arahku sambil senyum-senyum.

"Ibu cuma bahagia sekali, Nduk," jawab Ibu.

Wajahku seketika memanas. Ini pasti karena tadi pagi aku mandi keramas. Astaga, memalukan sekali rasanya waktu ketahuan Ibu.

"Ibu senang karena belakangan Nduk Dara sudah tidak berteriak l
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status