Share

Kagum

Author: Ayri Aster
last update Last Updated: 2025-09-27 20:30:49

Ayra berjalan mendekat menghampiri kedua orang itu. Dia tersenyum dan mengangguk sopan. Suami istri itu menatap Ayra dengan heran. Mereka merasa tidak mengenal perempuan di hadapan mereka.

"Om dan tante orang tua Tania?"

"Iya. Kamu siapa?" laki-laki itu bertanya dengan ketus.

"Saya Ayra, Om. Temennya Tania." Ayra membungkuk sopan memperkenalkan diri.

"Aku nggak pernah dengar Tania punya teman. Apa kamu yang bawa Tania kesini?" laki-laki itu kembali bertanya dengan wajah penuh selidik.

"Iya, Om. Aku yang bawa dia kesini. Untung aja dia masih selamat. Tania kuat banget udah bisa bertahan sampai sekarang." Ayra tersenyum tipis.

Ayah Tania yang bernama Pak Oki itu terus menatap Ayra. Tak disangka tatapannya justru berubah menjadi tajam. Begitu juga dengan istrinya, Bu Laras, dia juga menatap Ayra dengan tajam.

Bahkan keduanya juga tidak berniat mengucapkan terima kasih. Wajah mereka sangat jelas terlihat tidak ramah.

"Kenapa kamu ikut campur urusan Tania?" Pak Oki bertanya dengan nad
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Babak Belur Pernikahanku   Ngobrol

    Akhirnya Ayra telah sampai di rumah pada sore hari tanpa kembali ke kantor setelah menghabiskan banyak waktu untuk melamun sendirian di kafe. Begitu memasuki kamar, Ayra menyapa kedua anaknya yang sedang asyik bermain tablet masing-masing di atas ranjang. Zetha langsung turun dan berlari ke arahnya dengan ceria. "Mami sudah pulang?" bocah itu bertanya dengan polos. Dia memeluk kaki ibunya dengan erat. "Sudah sayang. Adek lagi ngapain?" Ayra tersenyum lalu berjongkok untuk membalas pelukan Zetha."Adek lagi liat youtube. Kakak lagi main game." Zetha menjelaskan dengan ekspresi khas anak kecil sambil menunjuk ke arah tempat tidur yang terlihat Arzha masih asyik disana. "Kakak. Ini loh mami sudah pulang kerja." Zetha memanggil kakaknya yang menurutnya mengabaikan kedatangan Ayra. "Bentar kakak masih main game, Mi." Arzha menjawab tanpa menoleh sedikitpun. "Sudah, biarin aja. Sana adek liat youtube lagi. Mami mau mandi dulu. Oke?" Ayra mengelus rambut putrinya dengan lembut. "Oke,

  • Babak Belur Pernikahanku   Pergi Lagi

    Ayra tidak fokus mendengarkan pembicaraan Nenek Wanda dengan Abrar di telepon. Dia memandang ke jalanan di luar jendela. Pikirannya sibuk mencerna semua perkataan Nenek Wanda. Dia juga mencari jawaban penolakan yang tepat dan tidak menyakiti hati Nenek Wanda. Ya. Permintaan besar itu jelas ditolak oleh Ayra. Dia tidak akan pernah menuruti itu. Jika memang Abrar bukan jodohnya, dia sudah siap untuk ikhlas meski harus sakit sekali lagi. 'Bodoh. Sudah tau hasil akhirnya pasti begini lagi, kenapa mudah banget luluh untuk balik.' Ayra merutuki keputusannya sendiri yang menerima Abrar kembali beberapa waktu yang lalu. Dia menyesali tidak menjadi perempuan yang lebih tegas dan berharga diri tinggi. Kini dirinya malah terjebak dengan situasi ini lagi. Situasi yang membuatnya harus memberi jawaban tidak, lalu pergi. Dan lukanya, lagi-lagi harus dia bawa dengan utuh dan obati sendiri. Mulai dari awal lagi. Ayra menghela nafas panjang. Memberi oksigen sebanyak-banyaknya pada rongga dada y

  • Babak Belur Pernikahanku   Mustahil

    Beberapa hari kemudian, Ayra baru saja selesai pertemuan dengan klien di salah satu restoran VIP di Kota Lumia.Ketika baru saja melewati pintu keluar dan berjalan ke arah mobilnya, sebuah mobil lain berhenti tepat di sebelah mobil miliknya. Sedetik kemudian, kaca mobil penumpang terbuka perlahan dan terlihat Nenek Wanda sedang melihat ke arahnya. "Apa kamu sibuk? Bisa kita ngobrol sebentar?" Nenek Wanda berkata sedikit lebih keras. Ayra tersenyum kikuk dan mengangguk."Iya, Nek. Kebetulan aku udah nggak sibuk." Ayra melangkah maju mendekat ke arah mobil Nenek Wanda. "Kalau begitu naik sini." Nenek Wanda melambaikan tangan lalu menepuk kursi penumpang yang kosong di sebelahnya."Baik." Ayra segera masuk dan duduk tepat di sebelah wanita dengan rambut putih sepenuhnya itu."Jalan." Nenek Wanda memberi perintah pada sopir lalu menoleh kembali ke arah Ayra dengan senyum ramah."Nggak apa-apa kan kita ngobrol sambil keliling-keliling? Biar nggak jenuh dan agak santai." Ayra mengangguk

  • Babak Belur Pernikahanku   Mengobrol

    Abrar telah pulang sekitar setengah jam yang lalu. Ayra juga baru saja selesai menemani Arzha dan Zetha tidur. Kini tinggal dirinya sendiri yang masih terjaga. Waktu menunjukkan masih pukul sepuluh. Karena belum merasakan kantuk sama sekali, Ayra bingung hendak melakukan apa. Hingga akhirnya dia berpikir untuk memakai lulur badan dan masker wajah saja. Dia mengambil baju ganti dan masuk ke kamar mandi. Ayra melumuri dan memijat lembut seluruh badannya dengan lulur beraroma bunga sakura. Dia juga memasang masker pada wajahnya yang sudah dia bersihkan dengan air hangat sebelumnya. Ayra mengambil buku bacaan dan mulai fokus membaca sambil menunggu lulur dan maskernya meresap. Dia selalu menikmati momen quality time untuk dirinya sendiri seperti ini. Rutinitas harian yang melelahkan dan pekerjaan yang menyita pikiran, memang membutuhkan hal-hal yang bisa membuat rileks agar tidur menjadi lebih nyaman dan nyenyak. Tak terasa dua puluh menit berlalu. Ayra beranjak dan melepas maskernya

  • Babak Belur Pernikahanku   Gosip

    Ayra memberi Abrar tatapan yang sangat tajam dan penuh kecurigaan. Dia cukup familiar dengan suara gadis yang didengarnya barusan. Apalagi posisi gadis tersebut sedang berada di rumah Abrar bersama dengan Nenek Wanda. "Aku tau apa yang sedang kamu pikirin. Dan aku bisa pastiin ini semua nggak seperti yang ada di dalam pikiranmu." Abrar terlebih dahulu berkata dengan sangat hati-hati. "Emang apa yang aku pikirin?" mata Ayra semakin tajam. "A-aku beneran nggak tau ataupun sama sekali nggak janjian sama mereka. Beberapa hari ini mereka berkali-kali datang ke kantor tapi emang sengaja aku tolak. Aku sama sekali nggak pernah ketemu lagi sama cewek itu sejak aku pergi keluar negeri lima tahun lalu."Sorot mata Abrar terlihat jujur namun was-was. Nada suaranya juga pelan dan penuh kehati-hatian. "Terus?" Ayra sengaja terus menekan. Dalam hatinya banyak rasa berkecamuk. Ada curiga, percaya, cemburu, takut namun juga senang. Dia tidak mengerti dengan apa yang sebenarnya dia rasakan. "Ya b

  • Babak Belur Pernikahanku   Rusak

    Hari ini akhirnya Zetha diperbolehkan pulang oleh dokter. Ayra sedang mengemas barang-barang mereka setelah mempersiapkan Zetha. Gadis cilik itu sudah terlihat segar setelah cuci muka dan berganti baju. Abrar yang selalu setia menemani Ayra menginap di rumah sakit, kini sedang mengurus administrasi. Tidak ada Willi yang bisa dia perintah untuk hal ini. Asistennya tersebut sedang menetap di kantor untuk mewakilinya. Ayra dan Abrar saat ini terlihat jauh lebih kompak dan serasi. Mereka selalu bekerja sama dan saling mengisi untuk merawat dan memenuhi kebutuhan Zetha selama di rumah sakit.Ayra juga merasa sangat terbantu dengan kehadiran Abrar. Bahkan Pak Surya dan Bu Yasmin juga menjadi lebih tenang jika harus meninggalkan Ayra di rumah sakit. Kedua orang tua itu sedang sibuk mengurus keperluan keberangkatan mereka untuk perjalanan umroh dan beberapa negara lainnya. "Sudah diberesin semua?" Abrar yang baru saja masuk langsung bertanya dengan lembut kepada Ayra. "Sudah." Ayra mengan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status