Share

Balas Dendam Mafia Cantik
Balas Dendam Mafia Cantik
Penulis: Blade Armore

Amber mengetahui perselingkuhan suaminya

Mobil mewah Toyota Crown, berhenti tepat di depan lobi PT. Dirjaya corp. Kaki mulus yang mengenakan high heel merah mengkilap, turun dengan anggunnya. Gaun berwarna biru, dengan belahan dada cukup rendah menambah kesan glamor pada wanita berambut panjang itu.

Amber ingin sekali beristirahat tanpa ada gangguan dari siapapun, dari itu dia memilih pergi ke perusahaan milik mendiang orang tuanya, yang dikelola oleh orang yang sangat dia percayai. Namun, sebuah pesan video yang masuk ke ponsel miliknya membuat Amber gelisah dan marah. Bagaimana tidak, di dalam video tidak senonoh tersebut ada adegan dua orang yang teramat dia percayai

"Berani-beraninya mereka menghianatiku seperti ini!" ucapnya kesal dengan berteriak.

Amber beranjak dan berjalan dengan langkah tergesa-gesa menuju di mana mobilnya terparkir, dia tidak memperdulikan orang-orang yang menyapanya. Bahkan wakil CEO, yang memanggilnya dia abaikan. Amarah sudah menguasai wanita cantik dengan tampilan yant mempesona itu.

Setengah jam perjalanan, Amber sudah berdiri di depan mansionnya. Menatap bangunan megah dengan gaya eropa, setiap sudut di topang oleh pilar-pilar yang kokoh dengan ukiran yang menawan. Dada Amber terasa bergemuruh, hingga terlihat naik turun. Giginya saling bergesekan, menimbulkan suara yang cukup membuat orang ngilu mendengarnya. Dengan kesal, Amber menutup pintu mobil yang membawanya sampai ke mansion ini dengan sangat kasar.

Brak!

Kaki jenjangnya menendang gerbang yang menjulang tinggi dan sangat kokoh, sedangkan buku-buku jarinya memutih dengan menampilkan urat kebiruan, karena Amber menahan amarah dengan mengepalkan tangannya.

"Nyo--nyonya!" Salah seorang penjaga tergagap melihat Amber yang ekspresi wajahnya cukup menakutkan.

Mata besar yang dimiliki oleh Amber, menambah kesan tidak bersahabat kala dirinya sedang marah. Begitu pula giginya yang bergemeretak, membuat para penjaga merinding.

"Kenapa diam? Buka!" hardik Amber dengan suara beratnya.

Dua penjaga itu terlihat sekali bingung dengan keadaan saat ini, satu sisi ada pesan Tuannya yang harus dilaksanakan, disatu sisi ada perintah dari Nyonya mereka, pemilik mansion ini.

"Di mana mereka sekarang?" tanya Amber dan penjaga itu hanya diam menunduk.

Kekesalan Amber makin memuncak, saat dua penjaga itu bungkam. Dengan penuh emosi, Amber berjalan masuk ke dalam. Bahkan kepala pelayan yang sangat dia hormati hanya dilewati olenya saat menyapa.

Saat sampai kaki Amber menjejak tangga, dia menole ke arah pelayan setianya. "Mereka memakai ruangan yang mana?" tanya Amber.

Amber mendengkus kesal, karena kembali mendapaati orang yang bekerja dengannya hanya diam ketika dirinya bertanya. Apalagi pelayan senior yang sudah dianggap sebagai keluarga, ikut andil menyembunyikan semuanya.

"Di mana?" tanya Amber dengan menggertakkan giginya, dan salah satu pelayan menunjuk kamar pribadinya.

Dengan langkah anggun, Amber menaiki tangga menuju kamarnya yang saat ini digunakan oleh suami dan selingkuhannya. Namun, saat berada di depan kamarnya, mata Amber membulat sempurna. "Tidak ada rasa malu lagi!" lirih Amber, karena pintu kamar tidak tertutup rapat.

Bagaimanapun tegarnya Amber, dia tetap seorang wanita. Air matanya luruh saat melihat pemandangan terkutuk di depannya. Kedua manusia yang sedang mereguk nikmatnya permainan panas mereka, tidak menyadari kehadiran Amber yang sudah memasang wajah dingin dan menyeramkan. Suara desah yang saling bersahutan mampir di telinga Amber, semakin membuat hatinya wanita itu teriris pilu.

"Aaakh!" teriak wanita yang sedang meliuk indah di atas tubuh suami Amber.

Amber dengan keras dan kasar menarik rambut wanita yang jadi sahabatnya, hingga melepaskan penyatuan yang tengah dilakukan oleh suami dan selingkuhannya. Tentu saja, teriakan dan rasa terkejut, membuat suasana mencekam.

"Sakit lepaskan!" pekik wanita yang belum mengetahui siapa lawannya. "Akh! Sakit," teriaknya kemudian.

"Sa--sayang!" panggil lelaki, dengan wajah memerah.

Lelaki yang bergelar suami itu langsung menyambar celana kolornya yang dia buang sembarangan saat birahi sudah menguasai. Lalu mencoba mendekati Amber setelah memakai celana, tapi wanita yang tengah kalap dengan emosinya yang membludak langsung mengambil vas bunga dan memukul kepala selingkuhan suaminya. Lelaki itu hanya tertegun, menatap istrinya yang berubah seratus delapan puluh derajat.

"Si-siapa?" tanya wanita yang masih meringis, karena rambutnya belum juga dilepaskan.

"Aku ... aku adalah Amber Wijaya, yang memungutmu dari tempat sampah!" ujar Amber dengan menarik rambut wanita selingkuhan suaminya hingga kepalanya mendongak. "Apa kamu sudah lupa di mana asalmu Citra Adelia Kusuma!" lirih Amber dengan suara ditahan.

Citra yang melihat wajah Amber, langsung membulatkan matanya. Kali ini, perhitungannya salah, dia tidak mengetahui kepulangan Amber dan mata-mata bayarannya tidak ada yang melaporkan kedatangan wanita yang menjadikannya seorang model papan atas. Citra ingin memberontak dan melepaskan diri, akan tetapi posisinya saat ini tidak memungkinkan untuk melakukan itu.

Melihat suaminya mendekat dan terlihat mengkhawatirkan wanita selingkuhannya, Amber mengambil vas bunga dan membantinganya. Kemudian mengambil pecahannya untuk dia gunakan sebagai senjata, untuk melukai Citra.

"Sa--sayang, kamu bisa membunuhnya! Lepaskan!" pekik Charles yang takut dengan kelakuan istrinya, tapi tidak berani mendekat karena Amber menekan pecahan yang dia pegang ke leher Citra.

"Lepas, katamu?" Amber tertawa melihat kelakuan suaminya yang dengan teganya tidak merasa bersalah, atas apa yang diperbuat.

Merasa ada kesempatan, Citra mencoba menjauh. Namun, tangan Amber lebih cepat, kembali menarik rambut Citra hingga beberapa helai tercabut paksa.

"Lepaskan aku, Jalang. Sakit!" rintih wanita yang tidak punya malu. "Akh!" pekik wanita itu saat darah mengalir dari kepalanya. Matanya sudah berkunang-kunang, karena rasa sakit di kepalanya.

"Apa kamu bilang? Aku Jalang?" Senyum Smirk sangat nampak di sudut bibir Amber yang tangannya sudah berlumur darah.

Amber meraih pecahan vas bunga yang berukuran besar, kemudian mengayunkan tangannya ke arah dada Citra dan teriakan melengking terdengar menyayat. Wajah dan tubuh citra tidak luput dari goresan yang dibuat oleh Amber, wanita blasteran itu seperti sedang memahat karya seni di tubuh selingkuhan suaminya.

Charles tidak berani erbuat apa-apa, saat melihat kelakuan Amber. Baru kali ini dia melihat istrinya berubah menjadi bengis dan tidak terkontrol.

"Aaakh! Charles tolong aku!" pekik Citra, yang mencoba menjauh dari Amber.

Dengan sisa tenaga, Amber memberikan tendangan tepat di tulang rusuk Citra, membuat wanita itu kembali memekik kesakitan.

Amber tertawa dengan sangat puas melihat darah yang mengucur dari luka yang dia pahat di tubuh Citra, Amber kembali mengambil pecahan vas bunga yang baru dan meletakkannya di leher Citra, saat Charles mendekatinya.

"Jangan bergerak dan segera menjauh dari korban!" teriak seseorang dari belakang Amber.

Tawa yang tadinya menggema di seluruh ruangan, kini senyap seketika. Amber melihat ke belakang dan mendapati dua polisi sedang mengarahkan senjata ke tubuhnya.

"Hebat kamu, Mas! Demi melindungi selingkuhanmu ini, kamu memanggil polisi!" Amber menjatuhkan pecahan kaca yang ada di tangannya. "untuk saat ini, kalian terbebas." Amber membuang pandangannya ke arah jendela, menghindari tatapan memelas Charles.

"Bu--bukan aku sayang, bukan aku!" Charles mendekati Amber dan berusaha menjelaskan semuanya pada polisi, tapi keduanya mengabaikan Charles.

Tidak ada yang menyadari, ada seseorang sedang tersenyum bahagia melihat tangan Amber sedang diborgol, bagaikan penjahat besar.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status