"Pak Reza, kamu nggak tahu prinsip siapa cepat dia dapat? Jelas Grup Sebastian kami yang datang lebih dulu. Apalagi, kita sudah bernegosiasi. Bagaimana kamu bisa ingkar janji seperti ini?"Emilia menahan amarahnya dan berdebat.Alice juga tampak tenang dan berkata dengan nada dingin, "Pak Reza, bisnis membutuhkan integritas. Grup Sebastian mencarimu untuk bekerja sama. Kita juga berada dalam situasi yang saling menguntungkan.""Sebaliknya, Departemen Farmasi Grup Suteja sekarang sedang merosot. Kudengar formula obat mereka juga bocor. Mereka diserang habis-habisan oleh Keluarga Halim. Kerja sama seperti ini nggak akan menguntungkan.""Kamu justru memilih meninggalkan kami sekarang dan bekerja sama dengan Departemen Farmasi Grup Suteja. Bukankah ini keputusan yang salah? Tolong pikirkan baik-baik!"Reza mencibir, "Keputusan yang salah? Alice, di saat aku bekerja keras dan berjuang habis-habisan di industri ini, kamu masih gadis kecil yang bermain lumpur.""Sialan! Apa aku masih perlu ka
Namun, dia belum pernah menegosiasikan bisnis semudah seperti sekarang ini. Tanpa perlu basa-basi, pihak lain langsung memberi lampu hijau dan membiarkannya lewat tanpa halangan apa pun!Nathan berdiri dan berkata, "Kalau begitu, kami pergi dulu.""Oh ya, Kak Arjun. Tolong jaga Pak Reza mulai sekarang."Arjun segera menganggukkan kepalanya. "Aku mengerti, Tuan Nathan!"Reza sangat gembira. "Terima kasih, Tuan Nathan. Kelopak mataku terus berkedut waktu bangun pagi ini. Sudah kuduga, aku akan beruntung hari ini dan ternyata memang benar!"Melihat sanjungannya begitu menjijikkan, Arjun tidak bisa menahan diri lagi dan berkata, "Kelopak matamu berkedut, dari mana kamu tahu kalau itu bukan pertanda sial?"Reza tertawa dan berkata, "Iya, benar. Haha. Bukankah sangat tepat? Nasib baik dan buruk semuanya ada, 'kan?"Nathan diam-diam tertawa dalam hati. Benar saja, para pengusaha ini semuanya licik.Satu per satu dari mereka telah terlatih beradaptasi dalam menghadapi berbagai situasi.Setelah
"Pak Reza, kamu sama sekali nggak perlu takut padanya."Emilia berkata dengan marah, "Sebagai seorang CEO yang hebat dalam industri farmasi, asalkan kamu berdiri tegak, nggak perlu takut dengan penindasan apa pun!"Alice juga buru-buru menimpali, "Pak Reza, jangan menyerah pada preman yang hanya tahu menindas orang lemah dengan kekerasan ini.""Jangan khawatir. Asalkan kamu bersedia melawan, aku akan mendukungmu sampai akhir!"Reza berkata dengan nada tidak sabar, "Hei, kalian berdua, buat apa bicara begitu banyak?""Siapa yang bilang aku ditindas dan menyerah?""Pak Reza, apa kamu melakukan ini semua dengan sukarela? Tapi ...." tanya Emilia dengan nada tidak percaya.Reza langsung menyela, "Nggak ada tapi-tapi. Ini semua memang keinginanku sendiri. Tuan Nathan nggak perhitungan tentang kejadian barusan. Dia memberiku kesempatan dan mau aku bekerja sama dengannya.""Kalau aku masih nggak tahu diri dan nggak menghargai kesempatan ini, Puri Farma-ku pasti sudah hancur dari dulu dan nggak
"Tuan Nathan sedang mengajariku. Dia peduli padaku. Kalian? Apa yang kalian lakukan di sini? Apa hubungannya semua ini dengan kalian? Cepat keluar dari sini!"Emilia dan Alice benar-benar tercengang mendengar bentakan itu.Mereka berbaik hati ingin membantu Reza, tetapi Reza malah tidak menghargainya dan berbalik membentak mereka?Apa Nathan begitu menakutkan?"Ayah, terimalah sujud dariku!"Reza berlutut di tanah dan langsung memanggilnya ayah.Hatinya jengkel sekali terhadap dua nona dari Keluarga Sebastian itu.Kalau bukan karena dua wanita jalang ini, dia juga tidak akan berakhir seperti ini.Sebenarnya, dia bisa menggantung poster itu di gerbang juga karena saran dari Alice.Hari ini, Grup Sebastian datang mengunjunginya dengan membawa tiga formula obat untuk membahas kerja sama. Apalagi, kedua belah pihak sudah mencapai kesepakatan.Namun, Alice punya syarat tambahan, yaitu Reza harus memberi sanksi pada orang-orang dari Departemen Farmasi Grup Suteja. Bukan hanya tidak akan beke
Nathan duduk di sofa dan berkata dengan nada datar, "Sudah, jangan sampai terlalu parah. Aku masih mau bahas bisnis dengan Pak Reza nanti!"Arjun baru berhenti dan berkata dengan acuh tak acuh, "Sudah mati belum? Kalau belum, berdirilah. Tuan Nathan kami mau bicara denganmu."Kepala Reza sangat kacau sekarang.Bocah kecil ini benar-benar pemimpin dunia bawah tanah Beluno.Kapan muncul tokoh sehebat itu di Beluno?Kenapa dia tidak tahu?Bahkan, Arjun dan Nayana pun tunduk padanya. Seberapa kuat orang ini sampai bisa mengendalikan seluruh dunia bawah tanah?Reza berdiri dengan gemetar. Wajahnya babak belur sampai hampir tidak dikenali lagi. Dia berkata pada Nathan dengan gagap, "Tu ... Tuan Nathan, maafkan aku. Aku salah menilai orang dan sudah menyinggungmu. Maafkan aku!"Seberapa sombongnya dia barusan, seberapa pengecutnya dia sekarang!Nathan berkata sambil tersenyum, "Pak Reza masih ingat apa yang kamu katakan barusan? Kamu bilang kamu mau memanggilku ayah dan juga seluruh leluhurmu
"Pengawal, lumpuhkan dia! Lumpuhkan dia sampai mati!"Ini adalah wilayahnya, tetapi Nathan masih berani memberi perintah pada Arjun.Kak Arjun adalah saudara terbaiknya. Bahkan, dia sendiri masih harus berhati-hati di depan Kak Arjun. Bocah kecil dari Departemen Farmasi Grup Suteja ini malah berani memberi perintah seperti itu?Buk!Reza yang baru saja memerintahkan anak buahnya untuk bertindak langsung merasakan sakit di bagian belakang kepalanya.Detik berikutnya, tubuhnya yang gemuk terpental keluar dan menghantam keras meja kayu kesayangannya."Ini ...."Melihat Reza yang dipukul hingga terpental, Andy langsung tercengang.Alice dan Emilia juga terbelalak.Hubungan antara Nathan dengan Arjun mungkin tidak seperti yang mereka duga.Reza mengerang, lalu memegangi bagian belakang kepalanya dan bangkit dari tanah. Wajahnya meringis kesakitan. "Kak Arjun, apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu memukulku? Orang yang menyinggungmu adalah bocah kecil ini. Cepat habisi dia!"Arjun tertawa sinis