Home / Urban / Bangkitnya Menantu Tertindas / Bab 6 - Dika Berubah

Share

Bab 6 - Dika Berubah

Author: Ahong
last update Last Updated: 2023-06-03 12:55:39

Begitu sampai di The Clouds, Aliando langsung duduk di sofa samping Dika.

Ada teman-temannya Dika pula di sana. Mereka tengah asik berbincang. Bersantai. Mungkin melepas penat setelah seharian melakukan aktivitas.

Di atas meja, dipenuhi botol-botol minuman beralkhohol mahal, gelas-gelas dan juga rokok. Asap juga tengah mengepul bebas dari mulut mereka masing-masing. Sesekali mereka menenggak minuman.

Aliando langsung menayakan kabar Dika. Pasalnya mereka sudah lama tidak bertemu.

Aliando sudah tahu jika Dika sudah jadi orang sukses sekarang. Aliando ikut senang dengarnya.

Bagimana tidak senang?

Sahabat baiknya sejak SMA sudah jadi orang sukses. Aliando adalah saksi mata dari awal Dika memulai bisnis, sampai bisa sesukses seperti sekarang ini.

Makanya, Aliando berharap lebih kepada Dika yang akan membantunya karena mereka adalah sahabat sejak SMA.

Namun Aliando harus dikejutkan dengan sikap Dika yang tidak terlalu antusias menjawab pertanyaannya dan kehadirannya.

Dika juga tidak terlalu bersemangat saat bertemu dengan dirinya.

Sikapnya tidak menunjukan sebagai seorang sahabat yang sudah lama tidak bertemu.

"Siapa yang suruh kau duduk di sampingku?" Dika malah bertanya dengan nada dingin sambil menyesap minuman alkoholnya. Menatap Aliando dengan ekspresi wajah datar.

Aliando menyipitkan pandangan, demi melihat wajah Dika yang baru saja berkata itu, yang tak seharusnya tidak dia katakan.

"Berdiri!" Perintahnya ketus.

Aliando mengerjap.

Kenapa Dika malah menyuruhnya berdiri?

Aliando tidak kunjung melakukan apa yang diminta Dika, masih mencoba mencerna apa yang terjadi di depan matanya.

"Berdiri?" Aliando baru bicara setelah terdiam sebentar. Balik nanya sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Apa kau tuli? Apa kau budek? Aku bilang berdiri. Siapa suruh kau duduk di sampingku!" Intonasi suara Dika berubah jadi keras.

"Kau itu enggak pantas duduk di sampingku! Kita udah beda kasta sekarang!" Lanjutnya.

Aliando kembali mengerjap. Benar-benar tak mengerti.

Akhirnya Aliando bangkit dari duduknya secara perlahan seraya masih bertanya-tanya.

Aliando pun menanyakan sikap Dika yang berubah kepadanya.

"Kau masih belum paham juga, Al? Baik lah. Biar kuperelas sekarang ya. Biar jelas. Biar kau paham. Sini...aku kasih paham samamu..." Dika tergelak.

Sementara teman-temannya cekikikan saat melihat sikap Dika kepada Aliando. Namun Aliando tak mempedulikan mereka. Dia masih mencoba mencerna perubahan sikap Dika kepada dirinya.

"Aku dan dirimu itu udah beda sekarang, Al. Kita udah enggak kayak dulu lagi. Kita udah berbeda. Beda level. Beda kasta. Dan beda segalanya. Aku udah jadi Boss sekarang. Sedangkan dirimu? Kau itu masih gini-gini saja sampai sekarang. Masih miskin. Dan bahkan sekarang, kau jadi menantu yang enggak guna dan suami yang bisanya cuma ngerepotkan dan bikin malu istri saja." Dika menyeringai. Mengejek nasib Aliando sekarang. Membandingkan dengan dirinya.

Aliando terbelalak, semakin tidak habis pikir.

Tega-teganya Dika berkata seperti itu kepada dirinya!

Apa dia tidak ingat dengan dirinya yang dulu? Setelah sekarang sudah jadi orang sukses, dia pun berubah?

"Aku-aku enggak nyangka kamu akan berubah jadi seperti ini, Dik. Padahal, dulu, kamu itu enggak kayak gini. Kita udah sahabat sejak SMA loh." Belum sempat Aliando menyelesaikan kalimatnya, tapi Dika memotongnya duluan.

"Udah aku bilang, kalau sekarang kita itu udah beda derajat! Kau bukan sahabatku lagi!"

Aliando terdiam sebentar. Dia menggeram marah. Dia mendadak khawatir soal meminjam uang kepada Dika.

Apakah Dika akan tetap meminjamkan uang kepada dirinya?

Pasalanya Aliando jadi ragu setelah mendapati sikap Dika yang berubah.

Apa sebenarnya rencana Dika? Kenapa Dika menyuruhnya untuk datang menemuinya kalau dia sudah tidak menganggap dirinya bukan sahabatnya lagi?

"Tapi, apa, kau, tetap mau meminjamkan uang sama aku, Dik?" Akhirnya Aliando menyampaikan kegusarannya. Pasalnya dia sudah putus asa mencari pinjaman uang. Dika menjadi harapan satu-satunya.

Dika mangguk-mangguk. Gayanya sok sekali. "Kau tenang saja, Al. Aku akan tetap minjemin uang sama kamu kok."

Aliando lega begitu mendengarnya. Namun tidak bisa merespon apa-apa. Dia malah mendadak punya firasat yang tidak enak soal hal itu.

"Tapi...ada syaratnya." Lanjut Dika setelah terdiam sejenak.

Nah kan. Tidak salah lagi.

"Syarat? Apa syaratnya?" Tanya Aliando dengan kening berkerut.

Aliando sudah malas kalau mendengar syarat-syarat an. Seperti yang sudah-sudah. Yang pasti akan berujung memuakan.

Dika menarik punggung dari sandaran sofa, menatap Aliando sambil menahan senyum.

"Sujud dulu di kakiku, mohon-mohon sama aku, sambil mengonggong...seperti anjing. Seperti anjing yang patuh pada Tuannya. Seperti anjing yang mau minta makan sama Tuannya." Dika menyeringai. Setelah itu tertawa. Diikuti oleh teman-temannya.

Aliando terbelalak.

Dia menggeram. Kedua tangannya terkepal kuat-kuat.

Padahal, dulu, dirinya juga sering membantu Dika saat dia kesusahan.

Tapi, apa, balasannya sekarang?

Giliran dirinya yang kesusahan, dia malah tidak mau membantu dirinya!

Dasar sahabat tidak punya otak!

"Apa kau serius, Dik? Aku harus melakukan hal itu?" Aliando hendak memastikan.

"Aku serius." Jawab Dika.

"Dik...kenapa kau berubah begini? Ini bukan seperti kau yang dulu..." Aliando masih belum bisa mempercayai perubahan sikap Dika.

"Ya...aku emang udah berubah, Al. Kau itu udah bukan sahabatku lagi...aku enggak sudi punya sahabat miskin kayak kamu! Yang bisanya bikin susah aja! Ngerti enggak, kau?!" Tandas Dika.

Aliando geleng-geleng kepala. Ternyata Dika memang benar-benar sudah berubah.

"Jadi enggak, kau miniam uang sama aku?" Tanya Dika sambil menyeringai.

Aliando masih terdiam, tak kunjung memberi jawaban, malah menggeram.

Namun, dia harus mendapatkan uang pinjaman dengan cepat atau tidak Ayahnya akan kenapa-napa.

Aliando berfikir.

Apakah ia harus melakukan hal semenjijikan itu? Menjatuhkan harga dirinya di depan Dika?

"Kalau mau...lakukan apa yang aku bilang barusan..." Dika kembali menyesap minuman beralkoholnya sambil bernyanyi ria. Menunggu Aliando melakukan apa yang dia minta.

Aliando sudah putus asa. Dia sudah kebingungan mau mencari pinjaman uang ke mana lagi.

Akhirnya dengan amat sangat terpaksa, Aliando rela menjatuhkan harga dirinya ke dasar jurang.

Aliando bersujud di kaki Dika, memohon-mohon dan mengonggong seperti anjing atas permintaan Dika.

Dika tertawa puas saat melihat Aliando melakukan hal itu kepadanya.

Teman-temannya Dika memvideo dengan ponselnya saat Aliando tengah melakukan hal tersebut. Pastinya dengan diselingi tawa menggelegar dari mereka masing-masing. Menghina Aliando.

Aliando kecewa berat dengan sikap Dika yang berubah. Dia berjanji. Dia akan membalas perbuatan Dika ini. Suatu hari kelak.

"Nih uangnya." Dika melempar amplop cokelat berisi uang di hadapan Aliando dengan hina setelah puas melihat Aliando melakukan apa yang dia minta.

Aliando meraih amplop itu dengan amarah yang membara.

"Jangan terima uang itu, Al!" Seru seseorang tiba-tiba.

Sontak saja, semua orang menoleh, demi melihat siapa yang baru saja bicara.

Sementara Aliando terbelalak, itu adalah suara Nadine, lantas dia pun langsung menoleh ke belakang.

Benar itu Nadine. Nadine tengah berjalan ke arahnya.

"Nadine...kenapa kamu ke sini?" Tanya Aliando sambil bangkit berdiri.

Tadi pada saat Aliando hendak ijin pergi ke bar ini menemui Dika, diam-diam, Nadine mengikuti Aliando.

Nadine tidak menjawab pertanyaan Aliando, malah menyuruh Aliando untuk segera mengembalikan uang itu kepada Dika.

Aliando menuruti perintah Nadine, menyerahkan amplop cokelat berisi uang kepada Dika.

Kemudian, Nadine menatap Dika dan teman-temannya dengan geram.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Saut Sirait
gak sedikitpun yang menarik dari karangan ini ya.
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 280 - Kebahagiaan Keluarga Aryaprasaja

    Melihat kedatangan anggota keluarga Sadewa, senyum dan tawa yang tengah menyertai obrolan diantara anggota keluarga Aryaprasaja mendadak pudar begitu saja. Detik berikutnya, tatapan mereka berubah sinis. Juga dingin. Di saat yang sama, terbit senyum penuh kemenangan di bibir mereka masing-masing. Rasakan pembalasan dari keluarga Aryaprasaja! Sementara Tuan Aryaprasaja mendengus dingin, ekspresi wajahnya buruk, entah kenapa, masih muak melihat melihat wajah-wajah anggota keluarga Sadewa. Akan tetapi, tiba-tiba ia menyeringai kala teringat keluarga mereka yang kini telah hancur! Dengan segala sisa-sisa tenaga, keberanian, Reno segera menjatuhkan diri di lantai diikuti yang lain setelahnya. Bersimpuh di hadapan Tuan Besar Arya dan Nyonya Kartika. "Tu ... tuan Aryaprasaja ... " ucap Reno dengan suara terbata selagi kepalanya tertunduk. "Ma ... maafkan keluarga kami karna selama ini keluarga kami telah berbuat jahat kepada Tuan Muda Aliando, kepada putra Anda ... kami mohon,

  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 279 - Pesta Keluarga Aryaprasaja

    Setelah Aliando resmi diumumkan ke publik, Tuan Besar Aryaprasaja menggelar pesta besar-besar an. Pesta itu digelar sebagai bentuk rasa syukur dan bahagia atas anak laki-laki, satu-satunya keluarga mereka yang telah lama menghilang—yang tidak lain dan tidak bukan adalah Aliando—akhirnya ditemukan juga dan telah kembali ke keluarga mereka. Tuan Besar Aryaprasaja dan Nyonya Besar Kartika Sari juga ingin mengenalkan Aliando kepada semua kerabat, kolega dan kenalan mereka. Serta mengumumkan Aliando sebagai pewaris tunggal keluarga Aryaprasaja. Kerajaan bisnis keluarga Aryaprasaja. Juga sebagai Presiden Direktur perusahaan milik keluarga mereka yang baru. Tidak hanya Aliando saja yang akan dikenalkan, keluarga Aryaprasaja juga akan mengenalkan Nadine, sang istri sekaligus menantu mereka, yang kini resmi menjadi bagian dari keluarga mereka. Selain itu, untuk merayakan kebahagiaan atas hamilnya Nadine, yang mana, itu berarti mereka akan segera dikaruniai cucu. Anggota keluarga Arya

  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 278 - Anggota Keluarga Sadewa Meminta Maaf dan Ampunan Kepada Aliando!

    Tiba di ruangan Presiden Direktur perusahaan milik keluarga Aryaprasaja, semua anggota keluarga Sadewa kompak membelakakan mata saat melihat Aliando yang sedang duduk di kursi kebesarannya dengan balutan jas mahal nan elegan. Tampan sekali. Berbeda jauh dengan tampilan Aliando yang selama ini mereka kenal. Selama sesaat, tubuh mereka membeku di tempat. Mulut-mulut terbuka lebar, terpelongo. Jadi benar jika Aliando adalah Presiden Direktur Prasaja Group! Pewaris tunggal keluarga kaya raya—keluarga Aryaprasaja! Melihat kedatangan anggota keluarga Sadewa, Aliando tersenyum kecut di kursi, lalu bangkit dari tempat duduk, keluar dari tempat kerjanya. Berjalan mendekat ke arah mereka dengan santai dan penuh wibawa. Nadine yang sedang duduk di sofa tengah menyesap teh, segera meletakan teh di atas meja, lantas berdiri dan ikutan berjalan mendekat ke arah anggota keluarganya. Melihat Aliando tampak sedang berjalan menghampiri mereka, membuat semua anggota keluarga Sadewa tersada

  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 277 - Semua Orang Geger

    Reno dan Mayang yang sedang sarapan langsung tidak selera melanjutkan sarapannya setelah mengetahui bahwa Aliando beneran anaknya Tuan Besar Aryaprasaja dan Nyonya Besar Kartika Sari. Keluarga konglomerat di Jakarta. Salah satu keluarga terkaya di Indonesia. Pemilik Prasaja Group—perusahaan multinasional terbesar di negara ini. Raut muka mereka berdua langsung memancarkan aura ketakutan luar biasa. Pun pucat pasi bak mayat hidup. Di saat bersamaan, jantung mereka berdua berdetak kencang. Keringat dingin membahasi wajah mereka masing-masing. Sebab teringat akan kejahatan yang pernah mereka lakukan dulu kepada Aliando. Dalam waktu lama, mereka berdua membeku di tempat duduk masing-masing. Tengah mencerna fakta gila yang baru saja mereka berdua ketahui. Walau sebelumnya mereka sudah menduga, menebak, menerka-nerka bahwa kemungkinannya Aliando adalah putra tunggal dari pasangan salah satu keluarga terkaya di Indonesia itu, begitu tebakan mereka seratus persen benar, mere

  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 276 - Resmi Diumumkan

    Terduduk di kursi ruangan rapat gedung kantor perusahan keluarga Sadewa, tampilan sang presdir itu kini benar-benar kacau. "Ini ... pasti perbuatan keluarga aslinya suamimu, 'kan, Nad? Mereka yang telah membuat perusahaan kita bangkrut?" tebak Reno. Suara dan bibirnya bergetar. Pun melemah di ujung kalimat. Serta dengan pandangan lurus ke depan, kentara lemas tak berdaya. Sementara semua peserta rapat sudah keluar dari ruangan tersebut, menyisakan dirinya, Nadine dan Arjuna. Reno tidak bisa menyelamatkan perusahaannya. Benar-benar telah bangkrut. Hancur lebur dalam sekejab! Nadine menoleh dan menatap sang paman diikuti Arjuna setelahnya. Akan tetapi, mereka berdua tidak langsung menjawab, terdiam untuk beberapa saat. Setelah menghembuskan napas berat, Nadine mengangguk pelan. Membenarkan. Alhasil, ekspresi wajah Reno langsung berubah murung. Seketika lemas sejadi-jadinya. Di titik ini, Reno menyadari kesalahan dan kejahatannya yang pernah ia perbuat kepada Aliando.

  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 275 - Bangkrutnya Perusahaan Milik Keluarga Sadewa

    Di dalam kamar, Aliando dan Nadine terlihat sedang bersiap hendak tidur. "Aku mau memberitahu sesuatu sama kamu, sayang." Ucap Aliando dengan punggung bersandar pada tepi ranjang. Setelah mengatakan hal itu, pandangan pria tampan itu yang sebelumnya menatap lurus ke depan, berganti menoleh ke arah sang istri di sampingnya. Nadine yang sedang memposisikan diri di ranjang seketika balas menoleh. "Soal apa, Mas?" tanya Nadine setelah terdiam sebentar, lantas ikutan menyenderkan punggung ke tepi ranjang. Aliando menghela napas lebih dulu sebelum kemudian melanjutkan bicara. "Tapi aku mohon sama kamu untuk enggak menjadikan bahan pikiran dengan apa yang akan aku katakan ini sama kamu, ya, sayang karena kamu dan kedua orang tuamu enggak akan dibawa-bawa, enggak akan menjadi target, kalian adalah pengecualian. Okay?" Lipatan di kening Nadine semakin bertambah. Ia dan kedua orang tuanya tidak akan dibawa-bawa? Tidak akan menjadi target? Adalah pengecualian? Nadine mencerna perk

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status