Share

Bab 7 - Pembelaan Nadine

"Marahin aja tuh Mbak suami kerenya!"

"Bikin malu aja!"

"Makanya kerja. Jangan kerjaanya cuma minjam duit doang!" Seru teman-temannya Dika sambil ketawa. Dika telah kongkalikong dengan mereka sebelumnya untuk ikut menghina nasib Aliando.

Mereka juga mengira jika Nadine akan memarahi Aliando dikarenakan Aliando meminjam uang kepada temannya.

"Lihat lah suami miskinmu itu, Nad. Memalukan sekali bukan? Masa, dia mau minjam uang sama aku sih?" Dika menyeringai sambil bangkit dari duduknya. Berjalan mendekat ke arah mereka berdua.

Wajah Nadine berubah masam sambil menahan marah.

"Kamu kok kejem banget sih sama sahabatmu sendiri, Dik? Dulu, pas kamu lagi susah, mau berteman sama Al. Dulu, Al juga sering bantu kamu. Tapi, kenapa, sekarang, pas giliran kamu udah sukses. Udah jadi orang kaya. Kamu jadi lupa sama temen yang udah sering bantu kamu!" Nadine berseru kesal.

Nadine juga menungkapkan kekecewaannya terhadap Dika karena tega menyuruh Aliando melakukan hal yang dapat membuat harga diri Aliando jatuh.

Dika tersentak. Tak menyangka Nadine akan berkata seperti itu. Tak menyangka pula, jika Nadine akan membela suaminya.

Dika kira, kedatangan Nadine ke sini karena hendak memarahi Aliando. Tapi ternyata tidak. Nadine malah membela Aliando.

Tidak hanya Dika saja yang kaget, Aliando juga sama kagetnya.

Aliando terharu dengan pembelaan Nadine di depan Dika.

Dika buru-buru memperbaiki keterkejutannya, kemudian malah tertawa.

"Sekarang...statusku dan Al itu udah berbeda, Nad. Jadi, aku enggak sudi lah berteman sama suami miskinmu itu lagi. Soal yang dulu, dulu dong. Enggak bisa disamakan dengan yang sekarang." Dika melirik Aliando sebentar sebelum kemudian menatap Nadine lagi.

Aliando jadi tersulut emosi. Ingin rasanya dia menghajar Dika detik ini juga.

"Bajingan kau, Dik!" Geram Aliando.

Dika malah menyeringai, tak peduli dengan kemarahan Aliando.

Nadine segera menahan Aliando supaya tidak meupakan emosinya di sana.

Kemudian, Nadine beralih menatap teman-temannya Dika.

"Apa yang kalian lakukan sama suamiku tadi? Kalian memvideo Al, kan tadi? Sekarang, aku minta kalian hapus videonya!" Nadine berseru. Tadi dia melihat apa yang dilakukan oleh mereka terhadap Aliando.

Mereka saling pandang, menatap Dika, meminta pendapat Dika mengenai hal itu.

Setelah mendapat persetujuan dari Dika, mereka pun menghapus videonya.

"Nadine...Nadine...bodoh sekali sih kamu...kenapa kamu belain suami miskinmu itu sih?! Padahal, kan, kamu juga enggak cinta sama dia!" Dika masih tak habis pikir dengan Nadine. Pasalnya Dika tahu jika Nadine tidak mencintai Aliando.

Nadine terdiam sebentar.

"Dia itu suamiku. Jadi, udah jadi kewajibanku dong sebagai seorang istri membela suaminya!" Jawab Nadine dengan nada sarkas.

Nadine menoleh ke arah Aliando, lalu mengajaknya untuk segera pergi dari sana.

Namun sebelum benar-benar melangkah pergi, Aliando menatap Dika dengan tajam lebih dulu. Dia perlu bicara sebentar.

"Aku benar-benar kecewa sama kamu, Dik!" Geram Aliando.

"Aku enggak peduli, Al." Jawab Dika sambil menyeringai. Ekspresi wajahnya menyebalkan sekali.

"Asal kamu tahu saja, ya, Al...aku itu malu punya teman kayak kamu! Ngerti?!"

Aliando tambah menggeram, kemudian dia mencengkram kerah baju Dika seraya melototkan matanya dengan tajam.

"Tunggu saja. Aku pasti akan balas perbuatanmu, ini, Dik dan aku juga akan menyadarkanmu!"

"Gimana caranya, hah? Kau saja miskin, jadi mana mungkin kau bisa membalas perbuatanku ini? Ngimpi!"

Dika tertawa lebar, diikuti teman-temannya.

Aliando sudah akan menghajar Dika, tapi Nadine buru-buru menarik tangan Aliando sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Akhirnya mereka berdua pun beranjak dari sana.

"Kenapa kamu sampai melakukan hal serendah itu di depan Dika tadi?!" Tanya Nadine sambil melipat tangan di depan dada begitu mereka sudah berada di luar bar.

Nadine langsung menyinggung dengan apa yang Aliando lakukan di dalam sana tadi.

Aliando menghela nafas. Dia terpaksa melakukan hal itu. Dia sudah merasa putus asa karena tidak berhasil mendapat pinjaman.

"Aku udah bingung mau nyari pinjaman uang ke mana lagi, Nad. Makanya, aku terpaksa melakukan hal itu. Dan...aku juga enggak nyangka kalau Dika benar-benar udah berubah."

Nadine terdiam sebentar.

Nadine bilang jika dia meminta maaf soal Ibunya yang meminta uang 20 juta kembali yang sempat dia pinjamkan kepada Aliando.

Karena Aliando telah mengorbankan pekerjaanya demi melindungi dirinya, gara-gara dirinya pula, Al harus dipecat.

Maka, Nadine akan memberikan uang yang 20 juta itu kembali.

Namun, Nadine berpesan, agar Ibunya jangan sampai tahu soal hal itu.

Aliando langsung mengangkat muka begitu mendengar apa yang baru saja Nadine katakan. Serius?

"Makasih, Nad. Makasih banyak." Al sungguh terharu dengan kebaikan Nadine.

"Iya. Kamu tenang saja. Aku akan pastikan, kalau Mama enggak akan sampai tahu soal hal ini dan aku janji, habis ini, aku akan segera nyari kerja lagi."

"Udah enggak usah kebanyakan janji dulu. Kamu juga udah dipecat. Nyari kerja juga enggak gampang. Yang penting bayarkan hutang-hutang Ayahmu itu dulu ke renternir sebelum Ayahmu kena masalah nanti!" Potong Nadine.

Aliando mengangguk.

"Yasudah kalau begitu...aku pulang dulu...nanti aku akan kasih uangnya saat udah sampai rumah."

Aliando mengangguk.

"Hati-hati, ya, Nad!" Aliando berseru.

Nadine hanya balas berdehem, menoleh ke belakang sebentar sebelum kemudian masuk ke dalam mobil dan kemudian mobil yang dikendarainya meluncur dari parkiran.

Sebenarnya Aliando ingin mengantar Nadine pulang, tapi dia bawa motor.

Setelah Nadine pergi, Aliando naik ke atas motor dan segera melajukan motor dari sana hendak pulang.

***

Siang hari. Aliando pergi ke rumah kontrakan Ayahnya setelah sebelumnya sempat ditelfon sang Ayah yang mengabarkan jika para penagih hutang sudah mau sampai rumah.

Mendengar hal itu, Aliando pun bergegas meluncur ke sana. Kebetulan, tadi malam Nadine juga sudah memberikan uangnya.

Tiba di sana, Aliando mendapati sebuah mobil sedan tengah terparkir di depan rumah kontrakan.

Terlihat ada seseorang di dalam sana. Namun Aliando tidak berniat mengeceknya.

Apa itu mobil para penagih hutang yang sudah datang ke rumah untuk menagih hutang?

Aliando segera turun dari atas motor tuanya, berjalan menuju ke dalam untuk mencari tahu jawabannya.

Di dalam sana, Aliando mendapati dua orang yang sepertinya para dept collector yang memiliki badan besar-besar, tengah duduk di sofa ruang tamu, yang seketika itu langsung menoleh ke arahnya.

Pak Damar langsung menghela nafas lega saat melihat kedatangan Aliando.

"Akhirnya kamu datang juga, Nak." Pak Damar langsung bangkit dari sofa dengan wajah sumringah.

"Oh jadi ini anaknya? Yang katanya mau membayarkan hutangmu itu?!" Tanya sang penagih hutang yang memiliki kepala plontos. Mengamati penampilan Aliando dari bawah sampai atas.

"Iya. Saya yang akan membayar semua hutang Ayah saya dengan lunas hari ini!" Jawab Aliando dengan tegas.

"Bagus. Bagus." Mereka berdua mangguk-mangguk.

"Ya sudah. Mana?! Bayar hutang Ayahmu sekarang juga!!!" Kata pria penagih hutang berkepala plontos itu dengan suara keras.

"30 juta, kan?" Tanya Aliando memastikan sambil merogoh sesuatu dari balik jaketnya.

Dua orang pria itu kompak mengerutkan kening, saling pandang, lantas menatap Aliando kembali.

"30 juta. Enak saja. Semua total hutang Ayahmu itu 50 juta!!!" Seru salah satu dari mereka dengan intonasi suara keras.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status