CEO Arogan yang Menginginkanku

CEO Arogan yang Menginginkanku

Oleh:  Do Hawu  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
4Bab
115Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Alina Kana hanyalah seorang gadis biasa. Ia terlahir di keluarga biasa yang bercita-cita membuat toko roti dengan namanya sendiri. Demi mencapai harapannya, ia bekerja banting tulang untuk mengumpulkan uang menjadi seorang cleaning service di salah satu perusahaan besar. Namun sepertinya, ia harus siap mengubur mimpi itu ketika tidak sengaja mengotori kemeja CEO tempat perusahaannya bekerja. Tidak bisa! Alina harus mencegah CEO itu memecatnya, meskipun itu berarti harus menjadi asisten pribadi di rumah pria arogan itu.

Lihat lebih banyak
CEO Arogan yang Menginginkanku Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
4 Bab
Problem Around Me
Aku menarik napas dalam. Sekarang aku mengerti kenapa tubuhku tidak bisa bohay seperti Delima yang bertugas sebagai Customer Service. Perusahaan tempatku bekerja ini memiliki lantai gedung yang terlalu banyak. 48 lantai. Maksudku, untuk apa lantai sebanyak ini? Yah, yang pastinya juga untuk menghasilkan banyak uang. "Alina, jangan lupa toilet di lantai bawah." Itu suara Adam. Bukan, bukan Adam Levine tapi Adam Sutisno. Supervisor yang baik hati walaupun terkadang tega karena membiarkan wanita cantik dan lemah lembut sepertiku ini bekerja sendirian. "Iya, Pak. Tahu. Bawel amat sih." Meskipun menggerutu mendengar titahnya, aku tetap membawa peralatan pembersih ke toilet. Pak Adam masih setia berdiri di pintu masuk. Sepertinya aku akan kembali mendengarkan ceramahnya. “Alina, sebagai seorang yang bertanggungjawab dalam menjaga perusahaan tetap bersih. Ini sudah tugasku untuk mengingatkan kamu.” “Iya, iya Pak Adam yang paling baik sedunia. Udah ah, Pak. Mau lanjutin kerja. Bapak
Baca selengkapnya
The Devil
Aku selalu merasa bahwa hidupku tenteram. Namun sekarang tidak lagi. Ketika kata 'pecat dia' menghantuiku hingga aku tidak tidur sama sekali sepanjang malam. Jadi, dengan kantung mata tebal ini, aku menatap cupcake yang masih panas, baru saja mengeluarkan kue ini dari oven. Setelah dipanggang, aku dinginkan sebentar sebelum mulai menghiasnya dengan butter cream hijau dengan taburan coklat di atasnya.'Cupcake ‘penghapusan dosa’ ini terlihat menggiurkan, bahkan untuk diriku sendiri. Ternyata memiliki hobi membuat kue ini ada untungnya juga. Mungkin dengan ini, aku bisa menyogok Pak Archer agak tidak memecatku.Sekali lagi aku memeriksa cupcake. Semuanya sudah rapi di dalam box. Semoga Pak Archer mau menerima ini."Kalau tidak diterima, mungkin aku akan memikirkan lebih serius jadi pembuat kue di sosmed," gumamku sambil pura-pura menangis.Dalam hati aku berdoa agar dia mau memaafkanku dan tidak jadi memecatku. Kinerjaku selama ini bagus dan harusnya ini bisa menjadi bahan pertimbangan
Baca selengkapnya
Damian Swift
Semesta tolong telan aku. Rasanya aku ingin mati saja. Aku merasa ternoda. Aku meringis. Merutuki nasib sendiri dalam hati. Bagaimana bisa aku sesial ini. Mau tau yang lebih parah? Ternyata kejadian ini di perhatikan oleh seorang kakek. Suara deheman membuatku terduduk. Aku masih harus mengumpulkan kesadaran. "Kakek, ini tidak seperti yang terlihat. Ini semua adalah ketidaksengajaan." Suara Pak Archer terdengar frustasi. Tapi kakek itu bahkan tidak melirik bahkan sedikitpun padanya. Aku masih setia di lantai yang beralaskan karpet. Hei, karpet ini lembut. Aku terduduk dengan kepala menunduk. Sebisa mungkin berusaha menyembunyikan wajahku. Aku bisa merasakan kecemasan dari Pak Archer yang mondar-mandir tidak jelas di ruangan ini. Ia ingin menjelaskan namun sang kakek memaksanya untuk diam. Sang kakek menunduk dan mengulurkan tangannya, ia hendak membantuku berdiri. Tatapannya tulus, jadi tanpa sadar aku menyambut jemarinya. Dan kakek itu cukup kuat untuk membantuku berdiri dan me
Baca selengkapnya
You Never Know
But you never know unless you walked on my shoes. Aku tahu keluarga Swift adalah keluarga kaya, tapi aku tidak menyangka bahwa mereka akan sekaya ini. Aku bahkan aku ternganga melihat betapa megahnya gerbang menuju rumah besar dan bertingkat. Aku masih harus melapor terlebih dulu di Pos Penjaga sebelum gerbang di bukakan dan beruntung karena tidak perlu ada drama karena penjaga sudah mendapatkan informasi tentang kedatanganku. "Silakan masuk Bu, sudah di tunggu Tuan Damian di ruang tamu." Aku tersenyum dan mengucapkan terimakasih kepada bapak penjaga. Halaman rumah ini begitu indah, ada kolam besar di tengahnya dengan pancuran air yang keluar dari patung perempuan bersayat, begitu estetik karena banyak bunga dan tanaman hias yang mengelilingi kolam besar itu. Aku penasaran apakah ada ikan di dalamnya. Ada juga beberapa rumah dengan atap berbentuk jamur dengan warna cerah. Taman ini terlihat seperti taman bermain anak-anak yang terlihat menyegarkan. Membutuhkan waktu sepuluh menit
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status