Share

Bab 9 - Bantuan Misterius

Sang Boss melepas kaca mata hitamnya yang bertengger di hidungnya setelah tepat berada di depan Aliando.

Lalu Sang Boss memicingkan pandangan, menatap Aliando lekat, lantas tergelak setelah mengamati Aliando dari ujung kaki hingga ujung kepala. Pemuda yang tak ada spesial-spesialnya. Hanya bocah kemarin sore. Batin Sang Boss.

Sang Boss sempat beralih menatap Pak Damar, yang langsung kicep, sebelum kemudian menatap Aliando lagi. Kini urusan hutangnya Pak Damar beralih ke Aliando. Putranya.

"Jadi, kau tidak mau membayar hutang pada kami?!" Tanya Sang Boss sambil menghisap rokoknya, seketika itu asap rokok menyembul keluar dari dalam mulutnya dan menerpa wajah Aliando.

Aliando menggerakan wajah ke samping demi menghindari asap rokok, kemudian kembali menatap Sang Boss, menghela nafas pelan.

Sudah berapa kali dia katakan, kalau dia akan membayar hutang Ayahnya, tetapi sesuai yang tetera di surat perjanjian, bukan sama sekali tidak mau membayarnya!

Aliando agak kesal dengan hal itu.

Kini Aliando sadar betul bahwa dirinya sedang diintimidasi. Mereka menginginkan dirinya untuk menurut dengan kemauan mereka. Perintah dari mereka tidak boleh dibangkang.

Sang Boss mendapat aduan dari anak buahnya tadi yang menjelaskan jika Aliando tidak mau membayar hutang beserta bunganya. Dan mengadu jika Aliando juga telah menghajar mereka berdua.

Sebenarnya Sang Boss sempat jengkel kepada dua anak buahnya itu yang baru pertama kali ini kalah melawan nasabahnya. Jika biasanya tidak.

Hanya mengurus bocah kemarin sore saja, masa, sampai gagal. Sampai kalah. Dan membuat dirinya harus turun tangan secara langsung!

"Saya akan bayar hutang Ayah saya! Tapi sesuai apa yang tertera di surat perjanjian hutang! 30 juta! Bukannya saya sama sekali tidak mau bayar! Kalian itu berniat mau memeras! Itu saja, bunganya sudah gede sekali! Jadi, kalian sudah untung, jika aku membayar 30 juta!" Ucap Aliando. Mencoba bernegosiasi dengan Sang Boss.

Sang Boss malah tersenyum begitu mendengarnya, lantas terkekeh. "Tidak bisa."

Aliando memicingkan pandangan, kemudian menghembuskan nafas kasar. Kolot sekali mereka.

"Yang hutang itu aku atau kamu, hah?! Berani sekali kamu ngatur-ngatur! Di sini, kamu yang harus patuh padaku! Kamu yang harus menuruti semua perintahku! Ngerti kamu?!"

"Kamu tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa bocah kemarin sore? Jadi, jangan coba macam-macam denganku ya!" Sang Boss bicara tepat di wajah Aliando sambil menyeringai. Jarak wajah keduanya kini hanya beberapa senti saja. Sang Boss nampak tengah mengintimidasi dan mengancam.

Aliando tetap bersikeras, tidak mau membayar jika 50 juta, yang membuat Sang Boss kehilangan kesabaran.

Sang Boss menghela nafas, melempar puntung rokok ke sembarang tempat.

"Baik lah. Kamu sendiri yang memilih mencari perkara ya! Kamu sendiri yang membuat urusan ini jadi panjang! Maka, dengan terpaksa, aku harus menunjukan sesuatu kepadamu, biar kamu mengerti, dengan siapa kamu berhadapan!" Sang Boss langsung mencengkram kerah baju Aliando dan menyeretnya keluar rumah.

Pak Damar panik bukan main saat melihat anaknya diseret keluar oleh Sang Boss. Dia langsung bangkit dari tempat duduknya dan hendak menyusul ke luar. Dia tidak mau Aliando kenapa-napa.

Namun langkah Pak Damar mendadak berhenti, dia ditahan oleh dua anak buah Sang Boss.

Sesampainya di luar rumah, Sang Boss langsung melempar tubuh Aliando ke tanah dan membuatnya tersungkur.

Namun dia segera bangkit berdiri untuk kemudian bersiap menerima serangan dari Sang Boss.

Tepat setelah Aliando berdiri, Sang Boss langsung memberikan pukulan dan tendangan pada perut dan wajah Aliando.

Gerakannya sangat cepat, yang membuat Aliando tak sempat mengelak, atau pun menangkis.

Alhasil, tubuh Aliando harus terbanting ke belakang.

Aliando menggeram, dia kembali bangkit berdiri dan kali ini dia yang akan menyerang balik serangan Sang Boss barusan.

Kini mereka pun saling bertukar serangan. Sesekali dari keduanya saling menghindar, mengelak dan menangkis.

Beberapa saat kemudian, mereka masih bertukar serangan dan pukulan.

Hingga kemudian, Aliando berhasil mendaratkan pukulan dan tendangan di wajah dan tubuh Sang Boss. Dia berhasil membalas serangan.

Saat Boss tersungkur ke tanah, dia jadi menggeram marah, lalu menyerang Aliando kembali secara brutal.

Alhasil Aliando terdesak, namun dia masih bisa menangkis dan menghindar.

Serangan beruntun terus menyerangnya, yang membuat Aliando sedikit kewalahan.

Saat pertarungan sedang berlangsung, tiba-tiba sebuah mobil sedan berhenti secara mendadak di depan rumah kontrakan, dua orang berjas rapi turun dari mobil setelahnya, bergegas menghampiri Aliando dan Boss Renternir.

"Berhenti!" Seru mereka.

"Berani sekali kau menghajar Tuan Muda kami!" Seru mereka lagi.

Seketika pertarungan terhenti begitu terdengar seruan dari mereka berdua, Aliando dan Sang Boss menoleh, mendapati dua pria berjas itu yang tengah mendekat ke arah mereka setengah berlari.

Dua pria berjas itu langsung menyerang Sang Boss. Mengambil alih pertarungan.

Sementara Aliando tercengang, keluar dari area pertarungan, tak menyangka jika akan mendapat bantuan.

Terjadi lah saling tukar pukulan dan tendangan antara Sang Boss Renternir dengan dua pria itu yang sepertinya adalah bodyguard profesional.

Selang beberapa saat, Boss Renternir telah terkapar di tanah karena serangan mematikan dari dua bodyguard itu.

Wajahnya penuh lebam, luka dan mulutnya berdarah. Sang Boss telah KO!

Aliando lalu berjalan ke arahnya dengan nafas menderu karena kesal, puas pula melihat Boss Renternir telah KO.

Aliando lalu mengeluarkan amplop berisi uang dari balik jaketnya, kemudian berjongkok di hadapan Sang Boss.

"Aku bayar hutang Ayahku sebanyak 30 juta. Sesuai yang tertera di surat perjanjian!" Ucap Aliando dengan nada dingin sambil memperlihatkan amplop berisi uang tepat di wajah Sang Boss.

Sang Boss masih mengerang kesakitan, sebelum akhirnya mengangguk. Mengiyakan. Tidak banyak protes lagi.

"Lunas kan sekarang hutang Ayahku?! Ayahku udah enggak punya hutang lagi sama kalian?!" Tanya Aliando memastikan sebelum memberikan uangnya kepadanya.

"Iya-iya. Lunas semua hutang Ayahmu. Kamu hanya perlu bayar 30 juta saja." Jawab Sang Boss itu dengan suara terbata. Takut akan mendapat serangan susulan dari dua bodyguard profesional itu. Lalu buru-buru berusaha bangkit berdiri sambil masih mengerang kesakitan.

Lalu Sang Boss segera mengajak dua anak buahnya itu pergi dari sana. Dan mereka masuk ke dalam mobil dengan sekujur tubuh gemeteran. Dan seketika mobil mereka pun melesat dari sana.

Setelah mobil itu pergi, Aliando berjalan mendekat dan menatap dua bodyguard itu.

Pak Damar terkejut dan lega diwaktu bersamaan karena akhirnya para penagih hutang telah pergi.

Namun Pak Damar penasaran dengan dua bodyguard yang tiba-tiba datang dan membantu Aliando.

Siapa mereka? Kenapa mereka membantu Aliando?

Aliando juga menanyakan hal yang sama, dia penasaran dengan mereka. Dia pun bertanya kepada mereka berdua.

"Maaf...siapa kalian berdua? Kenapa...kalian tiba-tiba datang dan membantu saya?" Tanya Aliando. Menatap mereka berdua bergantian.

Namun dua bodyguard itu malah membungkukan badan 90 derajat di hadapannya.

Hal itu membuat Aliando tercengang bukan main. Mulutnya terbuka lebar untuk beberapa saat. Mendadak seperti orang yang linglung.

"Apakah Tuan Muda baik-baik saja? Apakah Tuan Muda terluka?" Salah satu dari mereka malah bertanya setelah menegakan badan kembali. Ekspresi wajahnya agak cemas. Malah tidak mengindahkan pertanyaan Aliando sebelumnya.

Bukannya menjawab pertanyaan mereka akan kondisinya, Aliando malah kembali tercengang yang disebabkan oleh panggilan dua bodyguard itu kepada dirinya yang memanggilnya dengan sebutan 'Tuan Muda'.

Komen (9)
goodnovel comment avatar
Kidemang Kluyuran
bagus menarik
goodnovel comment avatar
Wahyono Yono
hem ngk ada yg grstis
goodnovel comment avatar
Mulyanini
1 bab 15. diperlimit lah. 15 dpt 2 bab gitoh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status