Melihat tindakan Afkar saat ini, wajah orang-orang di sekitarnya pun langsung berkedut. Ini ... apa dia benar-benar ingin menyeret Keluarga Subroto Bumantra untuk mati bersama?Atma dan Rami saling melirik, lalu menggeleng pelan dengan ekspresi mengejek. Keluarga Subroto Bumantra? Sebenarnya, apa alasan mereka bersikap sombong?Bagaimanapun juga, sejak tadi Afkar yang menahan Raja Mayat sehingga mereka masih bisa hidup dan selamat hingga sekarang, 'kan? Setidaknya, Keluarga Subroto Bumantra belum sepenuhnya musnah, 'kan? Namun, sikap macam apa yang mereka tunjukkan ini ....Dalam waktu hanya dua detik, Afkar sudah menyerbu masuk ke tengah-tengah kerumunan Keluarga Subroto Bumantra. Bagas dan yang lainnya berniat lari, tetapi petaka sudah menyapu mereka sebelum mereka sempat berlari jauh.Buk! Buk! Buk!Raja Mayat Fikri yang mengejar Afkar dari belakang langsung menerjang sekali dan kembali menyebabkan banyak korban jiwa di pihak Keluarga Subroto Bumantra. Bahkan, seorang pesilat tingka
"Ini ... Mungkinkah ini ... Petaka Langit yang muncul karena kemunculan Raja Mayat?" gumam Atma pelan seperti berbicara pada dirinya sendiri.Saat berikutnya, Atma langsung berseru dengan suara panik ke arah Afkar, "Afkar, cepat lari! Petir Petaka ini sepertinya bukan cuma satu sambaran! Cepat menjauh dari Raja Mayat itu!"Pada saat ini, Afkar baru saja pulih dari rasa mati rasa setelah tersambar petir. Dia menggertakkan gigi dan bersiap untuk segera berbalik melarikan diri. Dia berusaha menjauh sejauh mungkin dari Raja Mayat.Kalau Atma saja bisa menduga sesuatu, Afkar yang memiliki Jurus Mata Naga tentu lebih bisa menyadarinya.Langit saat ini dipenuhi awan gelap dan petir yang berkedip-kedip, seperti tengah menyimpan kekuatan besar yang akan meledak sewaktu-waktu. Semua ini ... mungkinkah benar adalah Petaka Langit?Ini adalah Petaka Langit yang dipicu oleh kemunculan Raja Mayat yang luar biasa itu. Dalam dunia kultivasi, ketika seorang kultivator mencapai puncak tahap akhir tingkat
Teriakan penuh kesedihan dan kebencian dari Bagas menggema. Berhubung banyak anggota keluarganya tewas mengenaskan, dalam kesedihan mendalam dan berbagai emosi negatif, mantan kepala keluarga dari Keluarga Subroto Bumantra ini justru menyalahkan Afkar atas kejadian ini.Sementara itu, para anggota Keluarga Subroto Bumantra yang masih selamat juga menatap Afkar dengan pandangan penuh kebencian. Banyak dari mereka yang telah kehilangan kerabat di tangan Raja Mayat Fikri.Setelah melihat bahwa Afkar sempat menolong Atma sebelumnya, lalu bertarung cukup lama dengan Raja Mayat Fikri, mereka pun ikut menyimpan rasa kesal terhadap Afkar.Mereka hanya bisa berpikir, kalau saja Afkar turun tangan lebih cepat, kerabat mereka mungkin masih hidup. Afkar pasti memang sengaja membiarkan mereka menderita!Mendengar teriakan penuh emosi dari Bagas, Atma, Rami, Ilham, serta semua orang dari Keluarga Winarto dan Keluarga Subroto Kota Nubes, terlihat terkejut dan tidak tahu harus berkata apa.Apa-apaan i
Untuk sesaat, Bayu, Farel, serta orang-orang dari Kota Nubes sungguh tidak tahu harus merasa seperti apa di dalam hati mereka. Senang melihat orang lain celaka? Sepertinya tidak tepat .... Merasa iba saat musuh mati? Bukan seperti itu juga ...."Afkar lagi bertarung melawan apa sih?" tanya Bayu. Pada saat ini, dia menggeleng lalu mengalihkan pandangan dan perhatiannya dari Bagas dan yang lainnya, menuju arah tempat Afkar tengah bertarung sengit melawan Raja Mayat Fikri.Orang-orang lain pun ikut menoleh ke arah tersebut. Raut wajah mereka sontak dipenuhi keterkejutan dan rasa ngeri."Jadi, monster yang mereka maksud itu yang ini ya?""Ini ... mayat hidup? Raja Mayat?""Jangan-jangan, ini makhluk yang muncul dari makam Pak Fikri?""Sepertinya memang begitu! Barusan, Kakek Bagas terus menangis sambil mengutuk Pak Fikri ....""Jadi, Afkar dari awal sudah tahu bahwa di dalam makam itu ada bahaya? Makanya dia ...."Semua orang dari Keluarga Subroto di Kota Nubes menunjukkan ekspresi campur
Meskipun jaraknya cukup jauh, keributan yang terjadi di dalam rumah lama Keluarga Subroto begitu besar hingga Bayu dari Kota Nubes dan yang lainnya masih bisa mendengarnya. Jeritan kesakitan, teriakan panik, isak tangis .... Berbagai suara yang bersahut-sahutan membuat mereka semua cemas dan bingung."Apa sebenarnya yang sedang terjadi di sana?" tanya Alif sambil menunjukkan ekspresi penuh kecurigaan.Farel bertanya dengan ekspresi yang berubah-ubah, "Kakek, untuk apa Afkar kembali ke sana? Jangan-jangan, semua kekacauan itu terjadi gara-gara dia?"Begitu Farel selesai bicara, Bayu juga menunjukkan ekspresi bingung. Saat itu juga, Alif menyeringai kecil dan berbicara dengan nada meremehkan, "Dia seorang diri bikin keributan sebesar itu? Mana mungkin dia punya kemampuan sehebat itu?"Akan tetapi, nada bicara Alif segera berubah. "Tapi, sebenarnya dia kembali untuk apa? Kalau memang dia yang menyebabkan semua kekacauan ini, apa tujuannya? Masa sebelumnya dia cuma pura-pura mengalah, lalu
Tebasan pisau itu kembali menghasilkan suara seperti logam beradu saat mengenai tubuh mayat, tetapi kali ini berhasil membuat lengan Raja Mayat terhempas ke samping. Selain itu di tempat yang terkena tebasan, muncul asap hitam yang mengepul dari lengan Raja Mayat."Rorrr!" Sejak keluar dari peti mati sampai sekarang, ini adalah pertama kalinya Raja Mayat terluka oleh serangan orang lain sehingga dia mengaum marah dengan suara penuh keganasan.Tiba-tiba, Raja Mayat menoleh. Sepasang matanya yang abu-abu pucat langsung menatap sosok yang barusan menyerangnya. Siapa lagi yang mengayunkan pisau kalau bukan Afkar?Sejak tadi Afkar memang diam-diam memperhatikan situasi dari kejauhan. Pada akhirnya, dia memilih untuk turun tangan juga.Sebenarnya begitu melihat boneka mayat Hafiz dihancurkan dengan satu pukulan, juga baju zirah Atma yang dihancurkan dengan mudah, di dalam hati Afkar sempat muncul keinginan untuk mundur. Dia sendiri tidak yakin bisa menghadapi Raja Mayat ini.Akan tetapi di s