Berhubung tidak ada pilihan lain, Adit mengais debu di tanah lalu menganggapnya sebagai abu jenazah saja.Sementara itu, di dalam mobil.Edgar sedang memperhatikan Afkar dengan sorot mata tajam. Matanya sedikit menyipit seolah-olah tersenyum, tetapi justru memberi kesan penuh tekanan.Edgar bertanya sambil menatapnya tajam, "Afkar, kamu ini seorang kultivator, 'kan? Hari ini bikin keributan sebesar ini, berarti kekuatanmu nggak main-main, ya?"Afkar sedikit terkejut mendengar itu. Ekspresinya langsung berubah kaget. Tokoh besar dari militer Yanura seperti dia juga tahu soal kultivator?Melihat ekspresi Afkar, Edgar malah berucap sambil tersenyum, "Jangan remehkan kekuatan negara! Bagi orang biasa, dunia kalian para kultivator memang kelihatan misterius. Tapi di levelku, ada banyak hal yang sudah bisa kupahami. Bahkan, sebenarnya pemerintah juga sudah merekrut cukup banyak kultivator hebat untuk bekerja demi negara."Edgar melanjutkan, "Kamu nggak mau mengungkap seberapa kuat dirimu ya?
Kalau Adit tidak salah ingat, bukankah Sekte Pendobrak Gunung dan Keluarga Winarto itu awalnya diminta bantuan oleh ayahnya, Bagas? Secara logika, seharusnya sekarang mereka berpihak padanya, 'kan? Namun, kenapa sekarang semuanya malah membela Afkar? Hal ini membuat Adit begitu marah sampai gigi-giginya terkatup rapat. Dia benar-benar merasa ingin murka.Saat berikutnya, Adit menggertakkan gigi sambil mengangguk dengan geram. "Oke! Bagus sekali. Kalian hebat semua. Apa kalian pikir, karena orang-orang dari Keluarga Subroto cabang Bumantra sudah mati, kalian bisa mengabaikanku begitu saja? Kalian bisa-bisanya berpihak ke Afkar?"Begitu mendengar ucapan itu, Rami tertawa sinis sebelum berujar, "Kalaupun Keluarga Subroto cabang Bumantra masih baik-baik saja, aku tetap nggak akan menganggapmu penting.""Kamu ...." Wajah Adit langsung memerah saking marahnya. Saat berikutnya dia menatap Afkar dengan tatapan tajam penuh amarah, lalu membentak keras, "Pokoknya, karena cuma kamu satu-satunya y
Ilham melanjutkan, "Raja Mayat Fikri nggak keluar bikin masalah lagi, tapi dia malah bisa keluar dengan santai seperti nggak terjadi apa-apa?"Pada saat itu juga, dalam hati Ilham tak bisa menahan munculnya satu dugaan. Ternyata saat Turnamen Chartreuse sebelumnya, orang ini mendaftar untuk uji coba peringkat individu bukan karena gegabah atau tidak tahu diri.Sementara itu, kenyataan bahwa Afkar bisa keluar hidup-hidup dari uji coba peringkat individu waktu itu, sekarang terlihat jelas bukanlah sekadar karena dia beruntung dan bisa bersembunyi dengan baik. Orang ini sepertinya memang mempunyai kekuatan sejati.Memikirkan hal itu, mata Ilham terlihat berkedip beberapa kali. Dia pun segera memberi isyarat kepada beberapa ahli Keluarga Winarto yang masih selamat, lalu mereka bersama-sama berjalan ke arah Afkar.Bagaimanapun, antara Keluarga Winarto dan Afkar tak pernah ada dendam atau konflik. Melihat Afkar bisa bertahan hidup dari sambaran Petir Petaka, Ilham tentu saja memilih untuk be
Tubuh Afkar berhasil membangkitkan elemen fisik keduanya berkat sambaran Petir Petaka itu. Seiring dengan prosesnya menembus ke tingkat inti emas, Afkar bisa merasakan kekuatan dalam tubuhnya menjadi makin liar dan dahsyat.Di dalam pusat energinya maupun di jalur-jalur meridian tubuhnya, sekarang mengalir dua jenis kekuatan, yaitu kekuatan tanah murni yang berat dan kuat, serta kekuatan petir yang buas dan mendominasi.Entah berapa lama waktu berlalu, akhirnya Petir Petaka dari langit berhenti menyambar, seolah-olah telah menyelesaikan misinya.Saat ini, Afkar duduk bersila di tanah. Tubuhnya masih dikelilingi oleh kilatan listrik. Bahkan di dalam sepasang matanya, terlihat kekuatan petir yang seolah sedang bergerak dan memancarkan cahaya biru yang misterius.Pusat energinya kini terasa makin padat dan mantap. Energi sejati dalam tubuhnya yang merupakan gabungan dari elemen tanah dan petir, menjadi jauh lebih kuat dan stabil dari sebelumnya.Setelah mencapai tingkat inti emas, saat Af
Setidaknya, kekuatan Teknik Penyatuan Energi Naga masih bisa menjaga tubuh Afkar agar tidak hancur total.Akhirnya, entah sudah berapa lama waktu berlalu .... Bagi Afkar sendiri, rasanya seperti disiksa selama satu abad. Namun akhirnya, sesuatu di dalam tubuhnya ... mulai bangkit. Saat ini, sambaran petir yang menghantam tubuhnya mulai terasa berkurang dampaknya ....Afkar tiba-tiba menyadari, tubuhnya ... seolah-olah mulai menyerap dan menyesuaikan diri dengan elemen petir yang mengamuk itu.Hingga akhirnya, sambaran petir yang kembali menyambar tubuhnya sepertinya sudah tidak lagi melukai dirinya. Sebaliknya ... petir itu justru terasa seperti sedang menempanya, menyucikan tubuhnya, dan membangkitkan sesuatu dari dalam dirinya.Krak! Krak! Krak ....Saat sebuah sambaran petir kembali menghantamnya, lapisan kulit luar Afkar yang sudah gosong dan membentuk semacam "kulit hitam keras" dari daging dan darah yang hangus, akhirnya mulai retak.Sesaat kemudian, tubuh Afkar bergerak dan perl
Felicia memiliki kesan yang cukup mendalam terhadap Arin. Sejak Arin naik ke atas panggung tadi, dia memang sudah berniat untuk menjalin kontak dengannya.Kalau Arin tidak datang menghampirinya lebih dulu, Felicia pun berencana untuk menghubungi dia setelah acara selesai. Perusahaan farmasi bioteknologi milik Arin ini memang memiliki keahlian yang sangat mendalam dalam bidang genetika manusia.Arin sendiri pernah menempuh studi di Amrik dan fokus penelitiannya memang ada di bidang ini. Tim yang dia pimpin juga terdiri dari para ahli profesional di bidang genetika.Tahun ini, perusahaan Arin berhasil membuat terobosan besar dalam penelitian penyakit genetik, bahkan berhasil menaklukkan beberapa penyakit keturunan yang sulit diatasi. Itu sebabnya, dia juga diundang untuk menghadiri Acara Penghargaan Medis Nasional.Semua hal ini langsung menarik perhatian Felicia. Bisa dibilang di dunia ini, selain Afkar, satu lagi orang yang benar-benar memperhatikan kondisi Shafa adalah Felicia.Dalam