Share

Bab 5

Author: Russel
"Omong kosong! Nyawamu yang dalam bahaya!" bentak Sutopo yang marah besar.

Dokter yang berada di sampingnya juga berkata sambil tersenyum dingin, "Rumah sakit kami merawat Tuan Lowel dengan baik. Penyakit yang dideritanya adalah leukemia mielositik kronis. Saat ini masih dalam fase kronis, mana mungkin tiba-tiba bisa dalam bahaya?"

"Nak, kamu datang untuk cari masalah ya?" lanjut dokter itu.

"Aku nggak bilang bahayanya karena penyakit leukimia. Anak ini keracunan!" jelas Afkar. Pada saat ini, Afkar menggunakan Jurus Mata Naga sehingga bisa melihat tubuh Lowel dengan jelas. Terlihat racun berwarna kehitaman yang menyebar di seluruh tubuhnya.

Tidak lama lagi, racun itu akan menyerang ke hatinya!

"Nak, apa maksudmu? Memangnya rumah sakit kami ini akan meracuni pasien?" bentak dokter itu dengan semakin emosi sambil menunjuk Afkar.

"Bukan itu maksudku! Ada beberapa jenis makanan yang nggak boleh dikonsumsi secara bersamaan. Makanan itu sendiri memang nggak beracun, tapi kalau digabungkan dengan makanan lain malah akan berakibat fatal!" ujar Afkar sembari menggeleng.

"Jangan bercanda. Mana mungkin menu makanan dari rumah sakit kami ini akan melakukan kesalahan seperti itu?" ujar dokter itu dengan tak acuh.

Setelah itu, dia menoleh pada Sutopo dan berkata, "Pak Sutopo, apa Bapak mau dengar omong kosong bocah ini? Apa Bapak nggak percaya pada kami? Gimana kalau biarkan bocah ini yang mengobati penyakit Lowel?"

Mendengar hal itu, Sutopo langsung menggeleng, "Dokter, aku nggak bermaksud begitu!"

Sambil berkata demikian, Sutopo mendengus dingin dan membentak, "Bu Felicia, kamu masih nggak mau ngusir si berengsek ini?"

Kabar mengenai Felicia mencari suami telah menyebar di berbagai kalangan Kota Nubes. Ada banyak sekali orang yang telah mengetahui hal ini. Saat mendengar sopir Felicia mengatakan bahwa Afkar adalah tunangan Felicia tadi, benak Sutopo langsung terlintas beberapa kata untuk mendeskripsikan Afkar.

"Pecundang, parasit, tak tahu malu, dan matre!"

Jadi, mana mungkin dia akan percaya pada ucapan orang seperti ini? Anaknya masih sedang menjalani pengobatan di rumah sakit ini. Sutopo tidak boleh menyinggung dokter-dokter yang bertugas di sini.

Saat mendengar Sutopo memanggilnya seperti itu, sorot mata Felicia sontak menjadi muram. Dia tahu bahwa Sutopo benar-benar marah sekarang. Masalah kerja sama ini mungkin akan hangus begitu saja.

Detik berikutnya, Felicia menggertakkan giginya memelototi Afkar. "Tadi kusuruh kamu pergi, kamu nggak dengar? Sebaiknya jangan sampai aku ketemu denganmu lagi!"

Wajah Afkar tampak sinis saat mendengar makian Felicia. Meski semua orang menganggapnya sebagai lelucon, Afkar tetap meninggalkan sebuah pesan sebelum pergi dari tempat itu.

Bukan karena alasan lainnya, Afkar hanya merasa anak kecil yang terbaring di ranjang itu tidak bersalah! Melihat Lowel, Afkar seolah-olah melihat putrinya sendiri.

"Begitu racunnya kambuh nanti, kalian tusuk saja jempol kakinya supaya darah kotornya bisa keluar. Selain itu, beri dia darah ayam, mungkin masih bisa selamatkan nyawanya!"

Usai bicara, Afkar menoleh pada Felicia. "Aku akan lunasi biaya pengobatan yang kamu bayarkan untuk putriku sebelumnya secepatnya."

"Hehe ...." Felicia tertawa sinis. Dia langsung memalingkan wajah karena enggan melihat Afkar. Dia hanya seorang penipu yang rela mempertaruhkan nyawanya demi mendapatkan uang, memangnya berhak mengatakan mau melunasi utang?

Felicia merasa dirinya benar-benar terlalu gegabah karena membawa orang seperti ini untuk mengobati penyakit anak Sutopo.

....

Setelah diusir, Afkar kembali ke Rumah Sakit Sentra. Di dalam kamar pasien, Shafa masih belum bangun dari tidurnya.

Melihat rona wajah Shafa yang mulai membaik, ditambah dengan obat khusus yang telah diberikan sebelumnya, Afkar benar-benar merasa semua jerih payahnya akhirnya terbayarkan.

Pada saat itu, Shafa yang sedang memejamkan mata, sepertinya mengalami mimpi buruk dan merasa ketakutan dalam tidurnya. Tangan kecilnya meraih-raih udara seolah mencari sesuatu.

"Papa, Papa jangan pergi. Mama nggak mau Shafa lagi. Shafa cuma punya Papa sekarang. Papa, jangan tinggalkan Shafa ...."

Melihat hal ini, Afkar langsung meraih tangan putrinya dan menghiburnya, "Papa di sini, Papa di sini ...."

Seolah-olah merasakan kehangatan dari tangan ayahnya, gadis kecil itu akhirnya bisa tenang kembali. Wajahnya menunjukkan senyuman yang tenang dan kedua lesung pipinya terlihat samar-samar.

"Papa ... Papa ..." gumamnya terus-menerus. Afkar merasa hatinya seolah-olah akan meleleh.

'Shafa, Papa janji akan menyembuhkanmu. Kamu pasti akan tumbuh besar dengan sehat dan gembira. Pasti!'

....

Di sisi lain, di dalam kamar pasien rumah sakit swasta. Setelah Afkar pergi, Felicia masih terus-terusan meminta maaf pada Sutopo.

"Pak Sutopo, aku benar-benar nggak sengaja! Kalaupun nggak jadi kerja sama, setidaknya kita masih bisa berhubungan baik. Bagaimanapun, aku nggak mungkin menyuruh orang datang untuk mengutuk anakmu."

Sutopo tersenyum tak acuh, "Hehe, Bu Felicia, kalaupun mau cari pria simpanan, carilah yang lebih pengertian. Cepat atau lambat, pria seperti ini akan mencelakakanmu!"

"Benar, semua yang Pak Sutopo katakan memang benar!" sahut Felicia sambil mengangguk.

"Ayah, aku menderita sekali!" Lowel yang terbaring dengan tenang, tiba-tiba meraih tangan Sutopo dan berteriak histeris.

"Uhuk uhuk! Pfft!" Detik berikutnya, Lowel terbatuk dua kali. Hidung dan mulutnya langsung menyemburkan darah segar. Wajahnya langsung berubah menjadi pucat. Kali ini, Sutopo benar-benar tercengang.

"Lowel! Kamu kenapa, Nak?" Sutopo gemetar sejenak. Detik berikutnya, dia mencengkeram jas putih dokter itu dan bertanya dengan ketus, "Dok, ada apa ini sebenarnya?"

Dokter itu juga terkejut. "Ke ... kenapa bisa begini?"

Tit ... tit ... tit ... tit ....

Mesin yang terpasang di tubuh Lowel tiba-tiba mengeluarkan bunyi gawat darurat. Ini menandakan bahwa fungsi alat vital pada anak itu mengalami perubahan drastis.

"Cepat! Cepat selamatkan anakku! Kalau sampai terjadi sesuatu pada anakku, jangan harap rumah sakit kalian ini bisa beroperasi lagi!" teriak Sutopo.

Namun, dokter yang sedang panik itu sama sekali tidak tahu apa yang sedang terjadi.

"Berengsek! Kenapa kamu diam saja? Cepat selamatkan dia!" teriak Sutopo dengan histeris.

"Uhuk! Uhuk!" Mulut dan hidung Lowel terus mengeluarkan darah. Tubuhnya juga mulai kejang-kejang dan raut wajahnya pucat pasi.

"Ada apa ini? Padahal tadi baik-baik saja!" gumam dokter itu. Dia juga tidak tahu apa yang harus dilakukannya.

Melihat anaknya yang terus memuntahkan darah, Sutopo merasa dirinya benar-benar hampir gila. Dia menangis dengan histeris melihat hal ini.

Pada saat ini, Felicia tiba-tiba teringat dengan pesan Afkar sebelum pergi tadi. Dengan ragu-ragu, dia berkata, "Jangan-jangan, Lowel benar-benar keracunan? Apa ... kita mau coba cara yang dibilang Afkar tadi?"

Begitu ucapan itu dilontarkan, Sutopo seakan-akan melihat harapan. "Benar! Apa yang tadi dibilangnya?"

Dalam keadaan panik, otaknya tidak bisa bekerja dengan maksimal. Mungkin juga karena ketidakpeduliannya terhadap Afkar tadi, Sutopo sama sekali tidak mendengar jelas ucapan Afkar.

"Tusuk jempol kaki kanan Lowel dan beri dia darah ayam!" Felicia masih mengingat jelas pesan Afkar.

"Tusuk jari kakinya! Cepat, buang darah kotor anakku! Apa ada darah ayam di sini? Darah ayam!" teriak Sutopo sambil mencengkeram dokter.
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (3)
goodnovel comment avatar
Rahma Amalia
tambah ok ceritanya
goodnovel comment avatar
Jamhari mt1
lanjut ..oke
goodnovel comment avatar
Eko Boy
lanjut terus min tambah seru
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 1170

    Dalam beberapa hari berikutnya, Afkar mengatur semua urusan yang perlu diselesaikan dengan sangat rapi. Dia masuk ke pegunungan sekitar Kota Nubes, lalu memilih satu tempat di mana energi spiritualnya paling melimpah. Di sana, dia memasang Formasi Penghimpun Energi Ribuan Perubahan yang fungsinya adalah mengumpulkan energi spiritual dari jarak ratusan kilometer ke satu titik.Tempat itu nantinya akan digunakan oleh orang-orang di sekelilingnya untuk berlatih, termasuk Fadly dan anak buahnya, juga Mateo, Raijin, dan yang lainnya.Afkar juga meninggalkan banyak sekali sumber daya untuk berlatih. Sebagian bahkan dibawa kembali oleh Mateo dari "situs" markas Sekte Kartu Hantu.Setelah tinggal di Kota Nubes selama hampir satu minggu dan memastikan tidak ada lagi bayangan orang-orang dari Keluarga Rajendra Kuno, Afkar akhirnya memutuskan untuk berangkat. Tentu saja, setelah semalam kembali berbagi kehangatan dengan Felicia.Keesokan paginya.Demi menghindari suasana perpisahan yang menyedihk

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 1169

    Namun saat berikutnya, pria yang barusan terlihat penuh wibawa dan semangat tinggi itu, kini justru memasang ekspresi nakal di wajahnya. Afkar mencium kening mulus Felicia dan bertanya demikian dengan nada menggoda.Felicia tertegun sejenak. Dia terlihat seperti kelinci kecil yang polos. Raut wajahnya bingung ketika bertanya, "Hah? Apa maksudmu dengan sekali tembak langsung tepat sasaran?"Namun dalam sesaat, Felicia langsung sadar apa maksudnya. Dengan wajah memerah, bibir merah mudanya menggigit pelan, lalu tangannya mencubit dada Afkar dengan keras. Sosok presdir cantik yang biasanya tenang, anggun, dan selalu tampil kuat, kini terlihat manja dan genit. Itu membuat hati Afkar kembali tergoda.Afkar benar-benar ingin membelai dan mencurahkan kasih sayangnya lagi pada wanita di hadapannya. Namun akhirnya, dia tetap menahan diri. Bagaimanapun, bagi Felicia ini adalah pengalaman pertamanya. Dalam hati pria itu pun, hanya ada rasa sayang dan perhatian mendalam.Pada saat yang sama, di si

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 1168

    Begitu sampai di rumah, Afkar tanpa ragu langsung memanggil semua anggota keluarga keluar. Dengan nada serius, dia memberi tahu mereka, "Mungkin aku harus pergi untuk sementara waktu. Kalau terjadi sesuatu di rumah, kalian bisa langsung minta bantuan Keluarga Samoa. Selain itu soal Shafa, kalian nggak perlu khawatir. Aku akan mengurus semuanya.""Hah?" Mendengar kata-kata Afkar yang terdengar terburu-buru itu, Harun, Gauri, dan Fadly langsung tertegun.Hanya Felicia yang sudah tahu sebelumnya, jadi reaksinya lebih tenang. Namun di balik ketenangannya, sorot matanya justru dipenuhi rasa berat hati dan kesedihan yang sulit disembunyikan.Afkar pun menarik napas panjang, lalu menceritakan secara lengkap semua kejadian yang dialaminya hari ini. Tujuannya agar mereka bisa benar-benar memahami betapa seriusnya situasi kali ini.Tempat yang akan dituju Afkar tak lain adalah Sekte Pemutus Nadi. Di satu sisi, dia memang sudah berjanji pada Fauzi bahwa dia akan bergabung ke sana, apalagi Shafa s

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 1167

    Saat Afkar kembali ke rumah Keluarga Bahari, suasana di sana sudah kembali tenang dari kepanikan sebelumnya. Berkat pil obat spiritual yang diberikan Afkar, kondisi tubuh Daru kini sudah pulih lebih dari setengahnya. Energi dan semangatnya juga sudah terlihat membaik dengan jelas.Begitu melihat Afkar datang, komandan itu pun menarik napas panjang dan berkata sambil tersenyum pahit, "Pak Afkar, kali ini aku berutang nyawa lagi padamu."Afkar langsung menggeleng dan membalas dengan nada serius, "Pak Daru terlalu berlebihan. Masalah ini sebenarnya bermula dariku. Kalian semua justru terseret karena aku. Seharusnya akulah yang minta maaf."Selama ini, Daru memang sangat baik padanya. Dia juga sering membantu Felicia dan yang lainnya. Itu sebabnya, Afkar sangat menghargai dan berterima kasih pada orang ini.Setelah mereka saling berbalas kata-kata sopan dan memastikan bahwa semua orang baik-baik saja, Afkar pun buru-buru mengajak Fadly pergi.Melihat sosok Afkar yang menjauh, Gwen beberapa

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 1166

    Suara gemuruh terdengar. Afkar merasa tubuhnya seolah-olah berputar. Saat berikutnya, kekuatan aneh langsung menyeretnya masuk ke dalam ruang hampa.Tak jauh darinya, lima orang berbaju hitam tengah melarikan diri dalam kepanikan. Mereka sesekali menoleh ke belakang seakan-akan sangat ketakutan akan sesuatu."Mau kabur? Kalian pikir bisa?" Pria tua itu mencibir dingin. Ucapannya penuh dengan ejekan dan meremehkan.Selanjutnya, Afkar melihat pria tua itu menjentikkan tangannya di ruang hampa. Dalam sekejap, kelima orang berbaju hitam itu langsung berteriak kesakitan. Tubuh mereka seperti tiba-tiba dibekukan oleh udara di sekelilingnya. Mereka mengambang di udara dan sepenuhnya tak bisa bergerak."Para kultivator dari lapisan atas dunia seni bela diri kuno dilarang sembarangan bertindak di dunia manusia biasa! Kalian berlima, ikut aku sekarang!" Begitu suara dingin dari pria tua itu terdengar, kelima orang berbaju hitam langsung mulai meronta hebat. Mata mereka penuh ketakutan yang tak b

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 1165

    Afkar melangkah melewati kerumunan orang sambil memeriksa luka-luka Daru, lalu bertanya padanya, "Pak Daru, apa yang terjadi?"Daru menjelaskan, "Tadi saat aku hampir sampai di depan rumah, tiba-tiba aku melihat beberapa sosok melarikan diri. Aku merasa mereka mencurigakan, jadi tentu saja coba menghentikan mereka. Tapi belum sempat aku bertindak, salah satu dari mereka langsung menghantamku dengan satu telapak tangan dan aku langsung jadi begini!"Begitu selesai bicara, Daru kembali batuk hebat. Dia bahkan sampai memuntahkan darah dalam jumlah banyak. Jelas keadaannya sangat parah. Daru hanya memiliki kekuatan di tingkat revolusi. Di hadapan pesilat tingkat inti emas, dia tidak ada bedanya dengan orang biasa."Ayah!" Gwen menjerit dan langsung berlari ingin memeluk Daru.Namun, Afkar segera mengangkat tangan untuk menghentikannya dan berkata dengan tenang, "Kondisi Paman Daru sekarang nggak boleh diganggu. Serahkan padaku. Selama aku di sini, semuanya akan baik-baik saja."Selesai ber

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status