Psstt!Dalam sekejap, kail hitam di tangan Afkar menusuk tanpa ampun ke leher Wilbert. Darah langsung menyembur deras. Nadi yang terputus memancarkan semburan merah pekat bagaikan selang air bertekanan tinggi.Afkar lalu menarik kail itu dengan kasar. Dia langsung mencabik dan merobek leher lawannya. Dengan kail hitam menancap dalam daging, kekuatan Wilbert seketika lumpuh. Dia bahkan tidak bisa mengeluarkan 10% dari kekuatannya. Tubuhnya kini sangat lemah. Mana mungkin dia bisa bertahan hidup di depan Afkar?"Pak Wilbert!""Dasar iblis terkutuk! Tuhan Pemurni akan menyeretmu ke neraka!""Jiwamu akan selamanya dikutuk! Aaaaargh ...."Empat Kesatria Wahyu dari Takhta Pemurni Dunia berseru gila-gilaan sambil menggertakkan gigi. Mereka menahan represi dari medan gaya Afkar, lalu berusaha mati-matian menerjangnya.Pada saat ini, Wilbert sendiri memelotot lebar. Dia menekan lehernya yang sudah hancur. Raut wajahnya penuh dengan ketakutan dan rasa tidak rela.Sebagai Putra Suci Takhta Pemurn
Hanya saja, Raijin jelas merasakan bahwa kekuatan dalam dirinya sama sekali tidak berubah. Dia bergumam dalam hati, 'Ada apa ini?'Namun, sekarang situasi pertempuran sedang berlangsung sengit. Raijin tidak punya waktu untuk memikirkannya lebih jauh. Dia segera mengerahkan fokus penuh dan melanjutkan pertarungan.Di sisi lain, Afkar sudah berhadapan langsung dengan Wilbert. Senjata yang dia gunakan kali ini adalah dua buah kail. Senjata ini bukan barang biasa. Dia menempanya dari rantai hitam yang dulu digunakan oleh Adnan untuk mengurung dirinya.Kedua kail hitam itu berkilau gelap. Di atasnya bercampur aura warna tanah kekuningan dan cahaya biru dari energi sejatinya, ditambah dengan kilau merah darah dari kekuatan darah. Gabungan itu membuat senjatanya berkilauan bagai pelangi gelap yang mengerikan.Dalam sekejap, kail Afkar berbenturan dengan pedang emas raksasa di tangan Wilbert. Seiring dengan itu, suara benturan logam menggema keras hingga memekakkan telinga.Klang!Afkar tetap
Di sisi lain, Mateo, Raijin, dan saudara-saudara Perusahaan Keamanan Inferno juga langsung bertempur dengan lawan mereka masing-masing.Mateo maju menghadapi Nelson, sementara Raijin dan Oloan saling bertukar pandang, lalu mereka bekerja sama untuk menyerang Dewa Gagak dari Sekte Sakado.Para anggota Perusahaan Keamanan Inferno lainnya pun ikut melancarkan serangan penuh tenaga. Mereka tahu dengan Teknik Resonansi Bumi yang Afkar lepaskan barusan, inilah kesempatan emas. Harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk membunuh musuh sebanyak mungkin.Sekejap saja, medan perang penuh dengan cahaya darah yang berkedip-kedip. Suara senjata menebas tubuh, dentuman benturan tubuh, dan jeritan tragis bercampur menjadi satu. Saudara-saudara Perusahaan Keamanan Inferno sudah lama berjuang di wilayah kuno klan vampir.Mereka bukan orang lembek. Masing-masing berpengalaman luas dalam pertempuran. Kali ini, serangan mereka benar-benar kejam tanpa ampun. Dengan memanfaatkan kesempatan yang diberikan Afkar
"Bisa kabur atau nggak, itu bukan hal yang perlu kami pikirkan. Tapi, kalian juga nggak usah memikirkannya lagi. Soalnya kalian pasti akan mati. Nggak ada jalan keluar!" ujar Hantu Gagak dari Sekte Sakado. Di tangannya, sudah terhunus sebilah pisau petarung panjang ramping. Raut wajahnya bengis dan penuh kebencian."Orang Timur yang sombong, bersiaplah menerima penyucian dari Tuhan Pemurni! Ayo, bunuh mereka!" Wilbert menghunus pedang emas lebarnya. Dengan teriakan penuh niat membunuh, dia melompat paling depan. Dia langsung menerjang ke arah Afkar dan rombongan Perusahaan Keamanan Inferno yang berjumlah 15 orang.Nelson dan tiga bersaudara dari Sekte Sakado juga bergerak bersamaan. Mereka tidak mau kalah cepat. Di wilayah kuno klan vampir ini, tidak ada yang mau menjadi pion di depan. Yang ada, mereka takut kehilangan kesempatan merebut kepala musuh untuk memperkuat diri."Saudara sekalian, serang! Jangan sampai terpencar! Usahakan tetap berada dalam jarak 50 meter dari sisiku!" Suara
Raijin menyapu pandangan ke sekeliling, lalu berkata dengan nada dingin, "Untuk menghadapi kami yang cuma segelintir orang, kalian sampai harus mengerahkan tiga kekuatan sekaligus? Kalian benar-benar terlalu meninggikan kami!"Dewa Gagak dari Sekte Sakado tertawa lebar sebelum membalas, "Hahaha! Di sini, ada Pemimpin Utama, Pemimpin Ketiga, Pemimpin Keempat, dan Pemimpin Kelima Execlaw. Kalau kami bergerak sendirian, mana sanggup menghabisi kalian?"Usai berkata demikian, Dewa Gagak menoleh kepada pemimpin dari Takhta Pemurni Dunia dan klan manusia serigala. Dia berucap, "Pak Wilbert dari Takhta Pemurni Dunia dan Pangeran Nelson dari klan manusia serigala, biasanya kalau kita bertemu di luar pasti langsung saling bunuh.""Tapi hari ini, gimana kalau kita bekerja sama dulu untuk menyingkirkan Execlaw? Memang jumlah mereka sedikit, tapi masing-masing bukan lawan yang gampang. Kalau salah satu pihak melawan sendirian, bisa-bisa malah jatuh juga!" seru Dewa Gagak.Mendengar itu, Wilbert ya
Ternyata benar, Eddie memang sudah sengaja mengirim orang untuk membocorkan jejak Afkar dan rombongannya kepada tiga kekuatan besar lainnya."Berkumpul? Bagus juga! Kalau kalian sudah kumpul di satu tempat, kami malah bisa menyelesaikan semuanya sekaligus!" Ucapan sinis penuh ejekan keluar dari mulut Dewa Gagak si Pemimpin Utama Sekte Sakado.Saat ini, Mateo mendengus dingin sebelum berucap, "Orang-orang licik dari Sekte Sakado, kalian pikir bisa memusnahkan kami? Cuma dengan kekuatan kalian?"Meskipun semua anggota Perusahaan Keamanan Inferno tetap waspada, raut wajah mereka sama sekali tidak menunjukkan ketakutan saat melihat jumlah musuh yang jauh lebih banyak.Memang benar pihak lawan unggul dalam jumlah, tetapi mereka sendiri juga bukan pihak lemah. Apalagi dalam hal kekuatan tingkat kelahiran jiwa, mereka sama sekali tidak kalah. Selain itu entah kenapa, sejak Afkar bergabung bersama mereka, Mateo, Raijin, dan semua saudara Perusahaan Keamanan Inferno merasa kepercayaan diri mere