Ksatria Yatim Dan Gadis Tanpa Aura

Ksatria Yatim Dan Gadis Tanpa Aura

last updateLast Updated : 2025-09-17
By:  Yasu HayashiUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
43Chapters
5views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Pemuda bernama Arthur adalah anak yatim yang dibesarkan seorang nenek dengan penampilan awet muda. Siswa pindahan dari desa ke kota greenhaven, kota yang dipenuhi sekolah-sekolah berisi petarung kuat dengan kemampuan khusus. Awal sekolah dia bertemu seorang gadis yang bisa menghilangkan aura keberadaannya bernama Leona. Saat mereka berbincang di atap sekolah, mereka bertemu seorang wanita anggota gengster terkuat di sekolah tersebut. Terjadilah pertarungan yang membuat Arthur sadar bahwa di sekolah tersebut banyak petarung dengan kemampuan khusus.

View More

Chapter 1

Duri Mawar Kematian

Di atap suatu sekolah pada jam istirahat...

"Masuk keluar tanpa permisi, kau menghinaku!" Sebuah tendangan segera melesat dari kaki wanita berambut merah, Elixia Ross. Membuat siswa pria bernama Arthur terdorong mundur beberapa meter dan terjatuh.

"Pukulan Badai Mawar Membelah Bumi!" Elixia melompat, menari di udara, menghujamkan pukulannya sambil menukik tajam. Arthur terpaku, tangannya menyilang, berusaha menahan serangan tersebut.

"Bayang Menyelinap!" Leona, seorang gadis berambut abu-abu tiba-tiba menarik tangan Arthur, keduanya terpental bersamaan, efek gelombang kejut dari pukulan Elixia yang membelah angin.

"Kau... sejak kapan?" Pekik Elixia, tidak menyadari aura kehadiran Leona sebelumnya.

Arthur bangkit, berdiri menutupi Leona. "Lampiaskan saja semuanya padaku," teriaknya, menabuh genderang perang.

Elixia mendekat, langkahnya cepat. "Tarian Mawar Berduri!" Rentetan pukulan dilesatkan, Elixia bagai menari, namun tangannya terlihat tak menyentuh apapun. Arthur bergeming, tak lama menyemburkan darah segar.

"Ku akui nyalimu, anak baru!" serunya, senyumnya dingin.

Arthur segera menerjang, mendekap erat Elixia, mengunci pergerakannya. Elixia menatap tenang, memajukan kepalanya perlahan, bibirnya menyentuh bibir Arthur. "Ciuman Pencabut Sukma!" Ia berbisik.

Mata Arthur terpejam, sesaat jantungnya berdegup liar. Tak lama, parunya seakan-akan ditusuk duri, seketika ambruk karena kesulitan bernafas. "Jadi seperti itu," gumamnya, bibirnya bergetar.

"Anggap saja itu hadiah perkenalan dariku!" Elixia mengibaskan rambut merahnya, langkahnya senyap diiringi tiupan angin kencang, lalu menghilang.

Leona segera melonjak, mengecek kondisi Arthur. "Kamu baik-baik saja?" tanyanya, cemas.

"Aku tidak merasakan sakit apapun," jawab Arthur, tegas, lalu segera duduk bersila.

"Tapi, kamu terluka!" Leona ikut bersila, telapak tangannya terulur menyentuh punggung Arthur, mengalirkan hawa murni dari tubuhnya.

Beberapa menit kemudian pendarahan Arthur terhenti, nafasnya kembali normal. Dia membuka matanya, tampak Leona kini jongkok di hadapannya.

"Kenapa kau membantuku?" tanya Arthur.

"Aku merasakan aura lembut saat mendekatimu," jawab Leona, senyumnya seakan menyimpan misteri.

"Gadis tadi..." kalimat Arthur terputus.

"Dia Elixia Ross, member utama geng Flawless." Leona memotong pembicaraan. Ia melangkah menuju pagar pembatas atap, Arthur menghampirinya.

"Flawless?" tanya Arthur, dahinya mengkerut.

"Ya... jangan buat masalah sama mereka!" jawab Leona, matanya menengadah menatap gedung-gedung di hadapannya.

***

Beberapa jam yang lalu...

Arthur baru saja tiba di aula sekolah barunya, SMA Skywhip. Matanya berbinar, rambutnya hitam lurus dengan belahan tak beraturan. Dia terperangah saat berjalan sambil menoleh ke tangga emas yang berkilauan. Namun, lorong gelap yang akan dia tuju seakan memancarkan hawa mencekam.

Di lorong, langkahnya bergema saat menatap tembok bergambar grafity dengan tulisan "Flawless", seolah berbisik-bisik akan bahaya yang mengacam.

Derit pintu seakan menggores gendang telinga saat Arthur membukanya. Dia melangkah masuk ke dalam ruang loker, meletakan jari telunjuknya di atas alat pemindai, loker nomor sepuluh segera terbuka. Arthur meletakan tasnya, mengambil beberapa peralatan sekolah yang diperlukan hingga jam istirahat.

Tiba-tiba, "Di sebelahmu..." bisikan seseorang menggodanya. Arthur menoleh, tak ada siapapun, tak ada aura apapun.

"Mungkin hanya halusinasiku," gumamnya, dia pun berbalik, terperanjat melihat gadis pendek dengan rambut panjang seperti muncul dari jurang maut. Rambutnya yang berwarna abu muda menambah kesan misterius senyumnya.

"Hi anak baru, aku Leona," sapanya.

"Aku Arthur, mohon bimbingannya," jawab Arthur, kepalanya menunduk.

"Santai, jangan kaku... jam istirahat di atap sekolah," ucap Leona, lirih. Secepat bayangan Leona menghilang, seolah tanpa jejak.

...

Jam istirahat tiba, tangan Leona menyentuh bahu Arthur sesaat setelah dia melangkahkan kaki keluar kelas.

"Leona, setiap muncul selalu bikin kaget," keluh Arthur.

"Masih banyak yang akan bikin kamu kaget," sindir Leona, senyum misterius itu kembali muncul.

"Sekarang, ikuti aku!"

Rasa penasaran seakan tali yang menyeret Arthur mengikuti Leona melewati tangga khusus menuju atap sekolah. Leona menghilangkan aura saat sinar matahari di langit pagi—menjelang siang—menyambutnya, hembusan angin hari itu terasa lebih kencang dari biasa.

Saat menghilangkan aura, Leona menjadi lebih peka terhadap aura di sekelilingnya. Dia merasakan dua aura—selain Arthur—saat ini, aura gelap dan aura menusuk.

Aura menusuk berasal dari Elixia Ross, saat ini sedang duduk bersila dan bersemedi dekat pintu atap sekolah. Aura gelap terasa samar, bagai kegelapan yang mengintai. Dari kejauhan seseorang memperhatikan, matanya menyalak, mulutnya menyeringai, bagian tubuh lainnya hanya siluet hitam.

"Tampaknya kita harus meninggalkan tempat ini," ucapnya sambil mencengkram erat tangan Arthur.

"Dasar aneh, baru mengajak sekarang sudah minta pulang," sindir Arthur, glabellanya mengkerut.

"Ada yang mengikuti... Dan dia," ucapan Leona terputus, matanya ke arah Elixia Ross yang tengah bersemedi.

Leona segera menarik tangan Arthur, pusaran angin bertiup dari arah tubuh Elixia Ross. Matanya terbuka, tatapannya dingin namun menusuk. Dia segera bangkit menghadang, dan terjadilah pertarungan pertama Arthur di sekolah barunya.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
43 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status