Share

Bab 2

Penulis: Rinda Nirmala
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-09 02:03:57

Bermuka Dua

Keesokan paginya Kevin berangkat ke kantor seperti biasa, meski di rumah pun sedang terjadi masalah dengan sang istri, ia mencoba tenang dan bersikap biasa.

Kevin berusaha mencari tahu kabar yang sedang menguap saat ini telah menyebar ke mayoritas konglomerasi melalui smartphone yang digenggamnya.

"Bagaimana bisa Triastani Group, perusahaan saingannya itu bisa merebut posisi the one di Garuda Assosiation " gumam Kevin memutar jaringan otak berharap menemukan jawaban atas permasalahannya.

"Permisi Tuan, setelah saya konfirmasi dengan beberapa perusahaan yang telah memutuskan hubungan kerjasama dengan perusahaan kita disebabkan karena ini" Doni memberikan koran harian yang berbeda penerbit, memberitakan bahwa sang miliarder wajahnya terpampang jelas sedang menggendong wanita yang diketahui bukanlah istrinya memasuki sebuah kamar hotel di luar daerah. Berita ini memenuhi headline dan menjadi trending topik dari hari yang lalu.

Ungkap Doni seusai melakukan penelusuran lebih lanjut.

Kevin mengambil surat kabar yang diberikan oleh Doni, memeriksa gambar yang terpajang itu memang dirinya tapi kenyataannya tak seperti yang diberitakan oleh media.

"Kamu tahu sendiri Don bagaimana sifatku, itu hanya kesalah pahaman saja. Mengapa media bisa mengarang cerita begitu, antara aku dan perempuan itu tak ada hubungan apapun. Saya hanya menolongnya, apa kamu juga tak percaya?" bela Kevin dengan melempar surat kabar itu hingga berserakan di meja

"Iya, saya tahu bagaimana pribadi Tuan. Tapi orang diluar sana yang tidak mengenal Tuan akan berekspektasi sesuai yang dilihatnya saja tanpa mempertimbangkan benar atau tidaknya foto yang tersebar luas itu" jawab Doni menunduk, tak berani bertatap muka dengan pimpinannya

"Aku yakin ada seseorang yang ingin menjatuhkan nama baikku, Triastani Group telah menyabotase semuanya"

Kevin berspekulasi bahwa Triastani lah yang menghancurkan reputasinya demi mendongkrak popularitasnya sehingga diakui asosiasi lebih baik dari Adiwilaga.

"Kring.. kring.."

Masih dalam keadaan berpikir, ponsel Kevin berdering. Diliriknya siapa gerangan yang telah mengganggunya saat sedang menyusun rencana, ternyata adalah adiknya. Dengan terpaksa ia menerima panggilan itu.

"Halo, Rel.." sapa Kevin dengan nada tak bersemangat

"Halo Kak, gimana kabar Kak Kevin? Apa baik-baik saja?" Farel mencoba untuk berbasa basi dengan kakaknya

"Iya, aku baik kok, kenapa kamu telepon aku? Nggak biasanya, atau kamu juga mau menghujatku seperti yang lainnya?" Kevin yang merasa selalu dibedakan dengan Farel oleh ibu sambungnya, mencium gelagat buruk adiknya, entah apa itu

"Jadi berita itu benar, Kak? Kenapa Kakak melakukan itu pada Liliana? Apa dia sudah tak secantik dulu?"

Pertanyaan Farel yang bertubi-tubi itu menambah amarah Kevin semakin memuncak.

"Kenapa kamu bertanya begitu padaku?"

"Itu karena aku khawatir padamu, aku tak ingin keluargamu hancur, aku juga tak ingin dengan reputasimu sekarang akan menghancurkan perusahaan kita juga, dampaknya akan sangat besar, Kak! Apalagi kalau Papa sama Mama tahu masalah ini.."

"Stop! Farel, kamu hanya menambah beban ku saja. Berita yang tersebar itu nggak benar adanya. Aku tak melakukan apa yang dituduhkan media, aku hanya membantunya saja"

Belum selesai Farel berbicara, Kevin sudah menyelanya lebih dulu agar mulutnya tak semakin lancang, saking emosinya Kevin menceritakan apa yang telah terjadi.

"Kak, aku begini karena peduli sama Kakak, tolong jangan berpikiran negatif terus. Aku bisa bantu Kakak, bilang ke Papa dan Mama kalau berita itu nggak benar"

Ucapan Farel yang ingin membantu untuk menjelaskan pada Papa dan Mamanya membuat hati Kevin melunak. Ia pun mau mendengarkan ucapan Farel.

"Kakak kalau butuh teman cerita, boleh kok cerita sama aku, atau butuh bantuan apapun, aku siap membantu. Perusahaan Kakak gimana sekarang?"

"Aku akan berusaha sebisa mungkin mempertahankannya, perusahaanmu bisa bantu kan Rel?"

Kevin sangat berharap pada Farel untuk bisa mempertahankan saham yang masih dimilikinya, dan para pemilik saham lain agar tak mencabutnya dari perusahaan Kevin.

"Oke, tetap semangat Kak, kalau butuh apa-apa hubungi saja aku, nggak usah sungkan, aku kan adikmu sendiri. Jaga kesehatan, dan jaga dirimu baik-baik ya Kak"

Farel pun menutup sambungan telepon dengan kakaknya.

***

Di tempat berbeda, sebuah ruangan luas bercat dinding abu dengan aneka buku berjejer rapi di rak yang tersusun secara horizontal, tiga orang duduk mengitari meja bundar mengadakan acara privasi.

"Ha,,ha,,ha,," mereka tertawa lepas entah apa yang membuatnya bisa berlaku demikian.

"Kevin, sebentar lagi semua hartamu akan menjadi milikku"

Seseorang tersenyum menyeringai, membayangkan kehancuran yang akan dialami kakaknya.

Lelaki berwajah oriental itu sedang mengadakan pesta bersama dua orang rekannya. Ada beberapa botol minuman dan gelas yang telah terisi cairan berwarna putih namun bukan air mineral, botol yang terpampang itu dihiasi dengan berlian putih berkilauan dan bulu-bulu putih yang halus mencerminkan bukan minuman murahan.

Farel yang berumur empat tahun lebih muda dari Kevin menduduki jabatan sebagai COO, tepat berada di bawah CEO karena ia merupakan adik dari pewaris perusahaan. Meski jabatan di Adiwilaga Group hanya sebagai COO, ia pun memiliki perusahaan yang tak kalah besar dengan perusahaan Kevin. Semua seluk beluk rahasia perusahaan dibawah Adiwilaga Group berhasil dikuasainya.

Sedari kecil hubungan mereka nampak baik hanya di publik saja, dalam hati siapa tahu. Kevin sangat menyayanginya dan telah menganggap Farel sebagai adik kandungnya meski berbeda ibu. Tapi adiknya tak memiliki rasa yang sama.

"Jangan lupa nanti bagi-bagi bro"

Rekan kongsinya meminta bagian dari hasil kerjanya yang sepertinya sukses dijalankan.

"Tenang saja, nanti setelah Adiwilaga Group hancur, kita bertiga buat nama perusahaan baru"

Farel menjanjikan akan membuat perusahaan baru diatas kehancuran kakaknya. Perusahaan yang telah bertahun-tahun lamanya selalu menjadi Top Good Executive.

"Farel.."

Saat Farel sedang berpesta di ruangannya, di tengah pintu berdiri seorang wanita cantik berambut panjang, bergelombang, memanggil namanya

"Bubar sana!" Farel menyuruh dua rekannya untuk pergi dari ruangannya saat melihat kedatangan wanita impiannya itu

"Kamu hebat sayang, sebentar lagi harta Kevin akan jatuh ke tangan kita. Ha, ha, ha" setelah dua orang itu pergi melewatinya kemudian wanita itu menutup pintunya dengan rapat, hingga hanya tinggal dua sejoli di ruangan. Dengan mesra wanita itu memuji kehebatan sang lelaki

"Iya sayang, kamu akan menjadi milikku seutuhnya! kamu boleh beli apa pun yang kamu mau, nanti kita traveling berkeliling dunia menikmati harta Kevin"

Farel menjanjikan hal indah pada seorang wanita yang kini tengah berada dipangkuannya.

"Mulai saat ini aku tak mau lagi melayaninya, muak liat wajahnya" ucap wanita itu kesal

"Liliana, kamu harus sabar dulu! Untuk saat ini Kevin belum benar-benar hancur! masih ada perusahaan tambang yang belum ku manipulasi datanya, jadi masih bisa dia andalkan. Setelah semuanya hancur tak bersisa baru kita tendang dia"

Farel mengelus rambut wanita cantik itu, dan masih saja terus membujuknya agar menuruti skenario yang telah direncanakannya secara matang.

"Cepatlah kamu selesaikan, aku bosan menjadi istri kakakmu yang sok perfect itu"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Bangkitnya Sang Miliarder Sejati    Bab 46

    Kembali Ke KotaDavid mengajak anak buahnya yang masih dalam keadaan berjaga untuk masuk ke dalam mobil setelah urusannya di tempat itu telah selesai. Merasa sedikit tenang karena bisa bertemu dengan wanitanya meski kini beban berat menumpu di bahunya. Berat jika hanya dipikirkan saja, namun sepenuh hati akan diupayakan demi bersanding dan menepati janji yang telah diucapkannya.Di dalam mobil yang dikemudikan oleh Firman, David tampak sibuk dengan ponsel yang ada di tangannya. Dua mobil melaju kencang setelah keluar dari pintu masuk area villa yang terletak di atas perbukitan.“Lanjut kemana lagi ini Bos?” tanya Firman tanpa canggung“Kita langsung kembali ke Jakarta! nanti jika kamu mengantuk, bergantianlah dengan yang lain, masih banyak urusan yang harus aku selesaikan! sejak Gilang mengalami kecelakaan, semua pekerjaan terpaksa harus ku urus sendiri” jawab David yang masih sibuk berkutat dengan benda pipih sejuta info miliknya tanpa melihat orang yang sedang diajaknya bicara.“Hal

  • Bangkitnya Sang Miliarder Sejati    Bab 45

    Syarat Dari SienaTampaknya Siena kini makin pintar, tak mau kecolongan untuk yang kedua kalinya. Memberikan sebuah syarat pada lawan bicaranya saat ini untuk menguji seberapa besar keseriusan ucapannya. Munafik sekali rasanya, menjalin hubungan hingga membuahkan makhluk baru dan harus mengaku tak ada lagi cinta. Bagi sebagian wanita tak semudah itu melupakannya. Dalam lubuk hati Siena yang paling dalam masih tersimpan sebuah nama yang selalu dibawa kemanapun ia pergi, meski lidah mampu berkata tidak.“Apapun syarat darimu aku terima! aku tahu, kamu ingin menguji seberapa dalam cintaku kini kan?” David, laki-laki yang sering plin plan dalam mengambil keputusan menerima apapun syarat meski Sena belum mengucapkan syarat apa, dan bisa atau tidak dia lakukan.“Kamu yakin?” Siena pun masih menguji dengan mempertanyakan kembali.“Ya! katakanlah, apa yang harus aku lakukan, akan kulakukan saat ini juga” ucap David yang tak membutuhkan penasihat pribadi untuk merebut hati Siena kembali.Kedu

  • Bangkitnya Sang Miliarder Sejati    Bab 44

    Rayuan Maut"Iya, sepertinya begitu, betul apa katamu Dev, biarkan mereka menyelesaikan urusannya sendiri. Ayo kita tinggalkan saja" ujar Aji mengajak Deva untuk masuk ke ruang keluargaDisamping rumah, dua orang yang sempat terpisah dan kini dipertemukan kembali oleh Tuhan masih sibuk beradu pendapat. Saling menyalahkan, itu sudah pasti. Bagaimana tidak, yang satu mengatakan apa yang dialaminya, satunya lagi menolak tindakannya tak seperti yang diungkapkan. Tak ada ucapan yang sama. Namun setelah selang waktu beberapa menit, sembari berpikir, memiliki persamaan. Yaitu sama2 mendapatkan berita dari Siska yang tak lain adalah istri David sekaligus sahabat seprofesi Siena.Namun tak bisa hanya berprasangka saja, semua ucapan harus disertai dengan pembuktian agar terbukti kebenarannya bukan hanya tuduhan semata.Sungguh pelik memang permasalahan dalam putaran cinta segitiga. Dimana satu pria diperebutkan oleh dua wanita yang sama-sama mengisi hatinya. Meski porsinya berbeda. "Tunggu, ta

  • Bangkitnya Sang Miliarder Sejati    Bab 43

    Perdebatan SengitDavid masih tampak bingung, rasa tak percaya pada ucapan ayahnya Siena yang mengatakan anaknya hendak bunuh diri karenanya. Tangannya mengepal, pikirannya terbang mengingat perkataan Siska yang justru berbanding terbalik dengan kenyataan yang didengarnya saat ini.“Maaf, Om! aku sama sekali tidak tahu apa yang terjadi dengan Siena waktu itu. Aku terpaksa harus ke luar kota untuk menyelesaikan masalah pabrik yang terbakar dua hari sebelum acara pertunangan kami berlangsung” terang David menjelaskan alasan mengapa ia pergi tanpa memberi tahu calon tunangannya.“Itu yang kamu namakan cinta? pergi tanpa memberi kabar pada orang yang lebih memilihmu daripada keluarganya sendiri tapi kau campakkan begitu saja pengorbanannya” “Aku tidak pernah ada niat untuk meninggalkanya, justru Siena yang tak bisa lagi dihubungi. Siska bilang Siena akan menggugurkan kandungannya, ia sudah tak mencintaiku lagi, tapi aku tak percaya penuh padanya. Maka dari itu aku kesini ingin bertemu de

  • Bangkitnya Sang Miliarder Sejati    Bab 42

    Menepati Janji“Stop! hentikan!” teriak Deva yang sangat keras hingga membuat orang-orang yang sedang saling adu jotos mengalihkan perhatiannya pada orang yang kini saling berhadapan.Bukan tanpa sebab Deva melakukan itu, ia tak ingin ada keributan di tempat yang seharusnya tercipta rasa tenang, aman, dan damai. Terlebih lagi kedatangan orang yang mungkin sangat dinantikan oleh seseorang sejak lama.“Ternyata nyalimu besar juga ya?” sebuah sapaan yang kini menggetarkan hatinya“Sudah lama aku mencari Siena, namun nihil. Kalian berhasil menutup akses agar aku tak bisa menemuinya, iya kan?” “Simpan saja omong kosongmu itu, siapkan dirimu untuk bertemu dengan ayah dari wanita yang telah kau sakiti. Ayo tunggu apa lagi” Deva, orang yang dekat dengan Siena dan berulang kali menyuruh untuk segera memutuskan hubungan dengan pria beristri ini, menampakkan wajah juteknya seraya memberi kode agar mengikuti langkah kakinya berjalan menuju villa.“Duduk dulu disini, akan ku panggilkan Om Aji” ti

  • Bangkitnya Sang Miliarder Sejati    Bab 41

    Yang DitungguSiena dan Aji yang beranjak hendak kembali ke villa, langkah kakinya terhenti saat mendengar orang memanggilnya. Lalu tubuhnya berbalik 180 derajat menghadap pemuda yang masih berdiri di samping kendaraannya.“Apa tadi kamu memanggil kami?” tanya Aji, takut jika hanya salah dengar“Iya, Tuan” jawab Hasan disertai dengan anggukan. Keduanya mendekat ke arah Hasan kembali.“Tuan dan Nona silahkan duduk dulu di dalam, saya akan mencoba menghubungi saudara saya untuk meminta izin terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk memberikan nomor Tuan Kevin” ucap Hasan yang merasa iba pada dua orang yang berasal dari kalangan atas, mencari Tuan Kevin. Ia tahu bahwa majikan yang baru dikenalnya itu pun sangat berharap bisa bertemu dengan orang ini. Entah ada permasalahan penting apa yang menjadikan orang-orang ini saling mencari satu sama lain.Hasan tak ingin mencari tahu lebih lanjut. Ia lebih memilih untuk meninggalkan mereka di dalam. Tangannya yang masih setengah basah merogoh saku

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status