(Area 21++) Setelah dikhianati sang istri, Rangga berencana untuk membalas perbuatan itu. Namun, siapa sangka jika rencana Rangga justru direstui semesta, hingga mampu membuat istri, anak, dan menantu Rahul, pria yang berselingkuh dengan istrinya, tunduk di bawah dekapan Rangga?!etelah dikhianati sang istri, Rangga berencana untuk membalas perbuatan itu. Namun, siapa sangka jika rencana Rangga justru direstui semesta, hingga mampu membuat istri, anak, dan menantu Rahul, pria yang berselingkuh dengan istrinya, tunduk di bawah dekapan Rangga?!
View More“Rangga, maafkan aku karena sudah mengecewakanmu. Aku memang main pernah belakang dengan bosku dua tahun terakhir.”
Ucapan Jojo, istri Rangga, dua bulan yang lalu masih terngiang di kepala Rangga.
Selama ini Rangga hanya setia kepada satu wanita, tetapi wanita itu telah mengecewakannya. Walaupun ada banyak wanita yang berusaha menggoda Rangga, tapi Rangga tidak pernah memberi mereka kesempatan untuk mendekatinya.
Tapi, sejak Jojo mengakui semuanya kalau dia pernah berselingkuh dengan Rahul, bosnya, maka hati Rangga menjadi sangat kecewa. Dia menjadi sangat murka akan kehidupannya.
Sejak itu Rangga mulai mencari cara untuk membalas dendam kepada biang keladi kehancuran rumah tangganya, orang yang mengajak Jojo masuk ke dalam kemaksiatan, masuk ke dalam perselingkuhan, pengkhianatan yang melukai hati Rangga.
Dan hari ini, Rangga akhirnya mulai melakukan apa yang menjadi rencananya itu!
Rangga melangkahkan kakinya untuk pertama kali ke rumah Rahul. Inilah caranya untuk membalas kekecewaan tersebut, yaitu dengan masuk ke rumah Rahul sebagai sopir pengganti.
Saat Rangga melihat pria itu, dia hampir tidak bisa menahan diri. Tangannya terkepal, wajahnya mengeras. Pria tua yang tidak pantas menjadi saingannya ini telah berselingkuh dengan istrinya selama hampir dua tahun!
Rahul menatap Rangga. "Jadi kamu sopir baru yang dibilang Yopi itu?"
"Iya, Pak. Nama saya Rangga."
"Oke. Antarkan aku ke kantor."
"Mari, Pak Rahul."
Saat Rahul melewatinya, Rangga hampir saja melepaskan amarahnya. Namun, dia memiliki rencana jangka panjang untuk membalas dendamnya, jadi dia mengendalikan diri.
Sesampainya di kantor dan setelah menurunkan Rahul, Rangga memperhatikan kantor itu. Di sinilah semuanya bermula. Di sinilah istrinya beberapa kali dilecehkan hingga akhirnya tidak berdaya dan berakhir menjadi selingkuhan Rahul.
Tiba-tiba Rahul yang sudah meninggalkan mobil sambil menelepon kembali mendekati Rangga. "Kamu langsung balik ke rumah, lalu jemput Tineke ke mall. Mengerti?"
"Bagaimana dengan Bapak?"
"Mungkin aku akan memakai sopir kantor kalau aku harus keluar. Oke, kamu pulanglah."
"Baik, Pak."
Dalam perjalanan kembali, Rangga menerima telepon dari Jojo, istrinya. "Apa maumu, Jojo?"
"Kamu ke mana, Rangga? Kenapa tidak ada di rumah?"
"Aku sedang kerja lapangan."
"Hah? Bukannya kamu biasanya cuma kerja di depan laptop?"
Sebelum ini, Rangga memang seorang trader dan hanya bekerja dari rumah. Selama 2 tahun ini, pekerjaannya itu telah menghasilkan uang milyaran untuknya, tetapi jumlah itu tidak pernah diketahui oleh istrinya.
Rangga memang ingin membuat kejutan kepada istrinya, ingin membuat sebuah perusahaan besar dan juga membuat apartemen mewah untuk istrinya, untuk jadi kejutan ulang tahun pernikahan bagi istrinya.
Tapi kejutan itu belum juga dia katakan, karena kejutan dari istrinya sudah lebih dulu menerpa hidupnya.
"Sekarang aku mau sambil kerja lapangan melihat-lihat kompetitorku supaya bisa mendapatkan hasil lebih baik," bohong Rangga.
"Oke. Kamu silakan kerja lapangan, aku akan tinggal di rumah dan tidak akan bekerja lagi. Aku puas dengan penghasilanmu, yang penting keluarga kita tetap utuh."
Rangga mendengus. Sejak menikah dengan Jojo, sebenarnya dia sudah mendapatkan kepuasan hidup. Dia merasa semua yang dia inginkan sudah tercapai dengan kehadiran Jojo apalagi dengan kehadiran dua buah hatinya dengan Jojo.
Dia ingin meninggalkan Jojo setelah perselingkuhannya terbongkar, tetapi tidak sanggup karena anak-anak mereka sangat berharap orang tua mereka tetap bersama.
"Jam berapa kamu pulang, Rangga sayang?" tanya Jojo dengan nada lembut. Sungguh berbeda dari sebelum Rangga memergokinya selingkuh.
Jojo dulu begitu cuek dan dingin. Kini, wanita itu jadi berubah peduli, dan terus berbicara dengan nada mendayu, tapi Rangga tidak akan terjebak lagi.
"Aku tidak tahu. Mungkin tidak akan pulang."
"Rangga, kamu tidak sedang meninggalkan aku, kan?"
"Kalau aku ingin meninggalkanmu, aku sudah membawa anak-anak kita pergi, tapi aku tidak melakukannya, kan?"
"Iya, memang."
"Aku cuma ingin menenangkan diri sambil kerja lapangan. Dua hari lagi aku pulang."
"Baik, Rangga. Aku akan menunggu sampai kamu pulang dan akan selalu memperhatikan anak-anak kita.”
**
Saat Rangga telah kembali ke rumah Rahul, Tineke yang sudah berdandan cantik itu keluar. Dia bahkan sengaja menggesekkan buah dadanya yang sintal ke lengan Rangga, hingga membuat Rangga kaget.
Tineke menatapnya penuh arti. Sebuah godaan sudah mulai dilayangkan.
Ternyata, istri kedua Rahul sebinal ini?
Sekarang, Rangga yakin bahwa rencana pertamanya akan bisa dilaksanakan dengan sangat mudah.
Tapi Rangga pura-pura tidak mengerti. Dia masuk ke dalam mobilnya dan bertanya, "Nyonya Tineke mau belanja di mana, Nyonya?"
Tineke nampak berpikir sebentar kemudian dia berkata, "nampaknya aku tidak jadi belanja deh."
"Kenapa begitu, nyonya?"
"Sekarang ini aku lebih suka refreshing di hotel." Dari posisinya di jok belakang ini, Tineke menatap penuh arti ke arah Rangga lewat kaca di atas pengemudi.
"Oh, aku mengerti, tante. Tante mungkin capek. Ehm, berarti tante ingin menginap di hotel dan aku harus menjemput Tuan Rahul, begitu, kan?" pancing Rangga.
"Eh, jangan. Bapak sedang sibuk di kantor. Biarlah dia di kantornya. Aku tidak mau mengajaknya ke hotel."
"Baik, nyonya. Berarti nyonya ingin menikmati fasilitas hotelnya. Mungkin menikmati spa-nya, kolam renangnya atau semacam itu. Iya kan?" kata Rangga sambil mulai mengemudi.
"Aku nggak mau. Aku pengen sekali ke hotel bukan untuk menikmati fasilitas seperti itu tapi aku ingin berduaan dan dengan seseorang di hotel. Tapi bukan bapak ya."
Cerita sudah mulai menjurus tapi Rangga masih pura-pura. Dia masih berlagak pilon. "Oh, jadi nyonya akan menginap dengan teman nyonya, ya? Bestie-nya nyonya, ya?"
"Nggak. Buat apa? Aku lebih baik menghabiskan waktu dengan bestie-ku saat di klub malam atau di lagi shopping tapi tidak saat di hotel. Saat di hotel, aku ingin menikmatinya dengan seorang lelaki. Tentu saja."
Saat ini Rangga terdiam. Rangga biarkan Tineke menceritakan dengan jelas akan maksud perkataannya itu. Rangga yakin, dari ekspresi Tineke, sepertinya wanita itu mulai tertarik padanya.
Setelah sempat terdiam, Tineke nampaknya mulai tidak tahan. Dia kemudian memajukan tubuhnya sehingga harum semerbak parfum yang dia pakai menyebar sampai ke hidung Rangga. "Bagaimana denganmu? Apa kamu mau menemani aku di hotel?"
Dia terlihat waspada dan terpojok, dan dia menggigit bibir bawahnya, menarik perhatian Brandon ke sana. Selalu montok dan menggoda. Saat ini, bibirnya terlihat bengkak dan membesar. Mereka terlihat lembut seperti kelopak bunga."Mmmmm," desahan itu meluncur dari mulut Brandon sebelum dia bisa menahannya.Holly menoleh padanya, kebingungan tergambar di matanya. Saat punggung Holly membelakangi, dia melihat Kira menempelkan jari rampingnya ke bibir indah Kira sambil bergumam, "Shhhh, diam!"Kamu nakal sekali! Brandon tidak suka permainannya dimainkan melawan dirinya.Kepada Holly, dia berkata, "Mmmmm, bagus, Kira ada di sini, dan sekarang kita bisa makan!" Dia memberi isyarat dengan satu tangan agar para wanita melanjutkan.Selain sebagai tindakan gentleman, hal itu juga berarti Kira harus melewati dia. Setelah dia lewat, pandangannya tertuju pada pantatnya yang berbentuk hati. Aku ingin menenggelamkan jari dan tanganku ke pipi itu! Dia berpikir gila-gilaan, menggigit knuckle-nya untuk
Saat pintu layar tertutup dengan keras di belakang istrinya, Brandon menarik batang kemaluannya keluar dari liang keintiman Kira yang membengkak—menyaksikan cairan cinta yang menetes dari bibir Liang keintimannya.Dia menyimpan batang kemaluannya yang kini lengket dan melemas ke dalam celananya. Sebelum pergi, dia menjulurkan tangannya dan menampar pantatnya dengan keras hingga bunyi tamparan itu bergema di atas air."Nanti," perintahnya sambil berjalan menaiki bukit, meninggalkan Kira menggantung di ayunan.Pikiran Kira berputar-putar saat dia menonton Brandon berjalan menaiki bukit gelap. Jantungnya berdetak sejuta kali per detik. Dia menelan udara sambil merasakan gema klimaks yang menghancurkan. Seperti setiap momen yang mereka bagikan, Brandon selalu tak terduga dan playful namun kejam dalam mendorongnya mencapai klimaks. Apa yang aku lakukan?! Ini sudah kelewatan! Pikiran Kira berputar saat ia mencoba menenangkan diri. Saat detak jantungnya melambat dan akal sehatnya kembali,
Brandon menonton Kira berjuang dengan klimaksnya. Itulah hal terbaik tentang berhubungan intim dengan gadis-gadis kuliah lagi, pikirnya. Aku akan menyukai menunjukkan padanya apa yang sebenarnya bisa dilakukan tubuhnya.Kini, malam telah turun di sekitar danau dan Brandon bisa melihat lampu-lampu dari kabin-kabin lain. Dia juga bisa melihat sepasang lampu depan berkilau melalui daun-daun pohon di seberang danau di mana jalan komunitas bertemu dengan jalan raya.Sebuah ide jahat terlintas di benak Brandon. Sebuah ide yang menakjubkan namun mengerikan. Alih-alih mengakhiri klimaksnya, dia membeku seketika, menempatkan jempolnya di area sensitif Kira yang sakit. "Apa—?!" Kira bergumam marah dalam kebingungan. "Apa itu, sayang? Apakah kamu ingin klimaks?" Dia menggoda tanpa ampun.Kira menggigit bibirnya dan menatapnya. Air mata berkilau di mata besarnya saat dia mengangguk padanya, memohon agar dia mengakhiri penderitaannya. Dia mengangguk dengan acuh tak acuh, tapi di dalam hatiny
"Masalah bagiku?" Brandon mengulang dalam hatinya. Tapi sepadan, pikirnya saat lidahnya menyentuh lidah Kira, jarinya menggambar lingkaran di paha lembutnya."Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak menyentuhmu. Meskipun, aku bahkan tidak tahu mengapa aku repot-repot mencoba." Brandon mengaku saat Kira mendesis di mulutnya.Jempolnya mengusap semakin tinggi, menyentuh kain lembut yang bergetar di sekitar pahanya. Jari-jarinya hampir menyentuh bentuk bibir liang keintimannya yang halus."Brandon!" Mendengar namanya terucap dari bibirnya seperti suntikan kenikmatan.Dia tertawa sebelum menjawab, "Ssst, Kira. Meskipun istriku tidak bisa mendengarmu, suara bisa menyebar di atas air."Kira menggigit bibir bawahnya dan menatapnya dengan polos dan rindu. Itu cukup membuatnya mendesah keras. "Itu gadisku," dia meyakinkannya, mengusap pipinya dengan lembut menggunakan punggung jarinya. "Aku sudah ingin merasakan liang keintiman itu di batang kemaluanku sejak lama. Apakah kamu akan membiarkan
"Cepat naik ke atas sebelum dia melihatmu," nasihat Brandon. Kira tidak berpikir dua kali; dia melompat dari meja, memegang sisa-sisa bra-nya; mengambil celana pendeknya; dan berlari naik tangga belakang tanpa suara. Sepatu ketsnya menghilang di tikungan tangga saat Holly masuk ke dapur.Melihat Brandon berdiri di atas wastafel, dia menghela napas dramatis dan memutar mata. "Kamu masih bermalas-malasan di sini?" tanyanya. "Kamu tidak tahu, Sayang." Brandon memeluk pinggangnya dan memaksa ciuman padanya; merasakan kepuasan aneh mengetahui bahwa dia mencicipi spermanya. Dia menarik diri, menaruh kedua tangannya di dada kerasnya untuk mendorongnya menjauh, mengusap tangannya di mulutnya."Bantu aku dengan kayak-kayak itu," perintahnya dan berjalan keluar ruangan. Brandon menghela napas berat dan mengusap wajahnya. Mengikuti istrinya dengan senyum sinis di wajahnya dan pikiran kotor di benaknya. Jantungnya berdebar kencang di dadanya, Kira bersandar pada dinding begitu dia aman
"Lalu hisap aku, Sayang. Jilati kepala batang kemaluanku seperti es krim cone!"Mengulurkan tangannya, Kira menuruti perintah itu; pertama mengelus bola kemaluannya, lalu membimbing batang kemaluan Brandon yang basah ke dalam mulutnya. Batang kemaluannya terasa begitu penuh di tangannya—dia bisa merasakan dirinya basah lagi. Dia membuka mulutnya menjadi huruf O besar, mengisap dan menarik batang kemaluan Brandon ke dalam—menggulung lidahnya di sekitar kepala batang kemaluannya yang bocor, menusuk ujung lidahnya ke celahnya untuk mencari lebih banyak cairan cinta. Mengelus batang batang kemaluannya yang keras, dia mendesah dalam kenikmatan saat merasakan jari-jari Brandon mencengkeram tonjolannya. Dia mengangguk kepala sebagai tanda terima kasih, mengambil lebih banyak batang kemaluannya ke dalam mulutnya."Oh ya, Sayang," puji Brandon saat dia mulai menggerakkan pinggulnya. "Hisap batang kemaluan itu!" "Mmm hmm," setuju Kira dengan suara serak, mempercepat ritme—mengelus lebih cep
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments