Share

Bab 21

Penulis: Cahaya Suci
Malam yang menyakitkan terasa berlalu sangat lama.

Ketika Theo melepaskannya, Anisa kelelahan sampai ketiduran.

Keesokan hari, Tera Group.

Theo berbeda dari biasanya, dia baru tiba di kantor pada pukul 10 pagi.

Begitu Theo masuk ke ruangan, Sabai datang menyusul dan bertanya, "Tadi malam aku cari kalian, tapi tidak ketemu. Kamu dan Anisa pulang lebih awal?"

"Kamu datang untuk menanyakan ini?" Theo mengangkat kedua alisnya.

Sabai tersenyum kecut, lalu menyerahkan sebuah dokumen. "Ini laporan keuangan Kintara Group selama beberapa tahun terakhir. Aku sudah membacanya, masalah mereka sangat rumit."

Sabai terdiam sebentar, lalu lanjut menjelaskan, "Kepala pengawas departemen keuangan Kintara Group menggelapkan setidaknya 4 triliun. Aku dengar kepala pengawas adalah adik kandung dari ibu tirinya Anisa."

Theo mengerutkan alis. Jika yang dikatakan Sabai benar, berarti bangkrutnya Kintara Group tidak sepenuhnya disebabkan oleh pengembangan produk terbaru mereka?

"Cari istri tidak boleh sembarangan. Kalau saja waktu itu Omar tidak selingkuh, Keluarga Kinta tidak akan jadi seperti ini." Sabai menghela napas.

"Wanita memang cuma bisa menyusahkan." Theo menyeringai dingin.

"Theo, kamu sudah yakin mau bercerai sama Anisa? Kapan? Nanti kita harus mengadakan pesta perceraianmu dong?" tanya Sabai sambil tersenyum.

"Tidak kerjaan santai? Santai banget?" Theo mengangkat kedua alisnya yang tajam.

Sabai berdecak, lalu tersenyum dan menjawab, "Oke, oke, aku pergi sekarang. Tapi sebagai teman yang baik, aku harus mengingatkanmu, cakaran di lehermu sebaiknya diobati. Nanti orang lain kita kamu dicakar kucing. Tadi malam kalian berdua pasti bertengkar hebat, hehe."

"Pergi!" teriak Theo.

Tak lama setelah Sabai pergi, Clara membuka pintu ruangan dan masuk menemui Theo.

"Theo, kamu lagi sibuk? Ada yang ingin aku bicarakan, tapi bukan masalah kerjaan." Clara menutup pintu dan berjalan ke depan Theo.

"Sibuk. Kalau masalah di luar pekerjaan, bicarakan nanti saja," Theo menjawab tanpa memandang Clara sama sekali.

Clara tertegun, dia tetap memaksa untuk membicarakannya sekarang. "Sekarang saja, masalah ini lebih penting daripada pekerjaan."

Clara meletakkan sebuah dokumen ke hadapan Theo. "Buka saja, kamu pasti kaget."

Begitu tiba di hadapan Theo, Clara sudah memperhatikan cakaran yang ada di leher Theo. Tanpa ditanya pun Clara sudah tahu apa yang terjadi.

"Theo, tadi malam kamu menyentuh Anisa?" Suara Clara terdengar gemetaran. "Theo, dia nggak pantas mendapatkan kamu!"

"Tutup mulutmu! Kamu tidak berhak ikut campur!" Suara Theo terdengar dingin.

Sembari bicara, Theo membuka dokumen yang diberikan oleh Clara.

Catatan pemeriksaan.

Nama: Anisa Kintara

Jenis kelamin: Wanita

Umur kandungan: 12 minggu

Ayah kandung: Leo Pratama

Begitu membaca sampai selesai, kemarahan Theo pun menyulut sampai ke ubun-ubun.

"Prang!" Wajahnya terlihat sangat merah.

Apa? Anisa hamil? Dia mengandung anaknya Leo?
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Aksara bukubiru
oke sangat bagus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 884

    Sebelum mengirimkan foto-foto Wilona, Theo menuliskan beberapa kalimat di atasnya.[ Anisa, berikan aku 1 kesempatan lagi. ][ Satu kesempatan terakhir. ]Anisa menutup ponsel, lalu memejamkan matanya. Suara tangisan Sania terus bergema di dalam kepala Anisa.Karena emosi sesaat, Sania menceraikan Vanzoe, lalu meninggalkan Negara Legia dan bahkan memaki Vanzoe. Namun saat Vanzoe mau menikah lagi, Sania malah sedih dan menangis setiap hari.Siapa yang tidak menginginkan hidup tenang dan damai? Cinta adalah hal yang bisa membuat seseorang menjadi damai sekaligus gila.....Setelah meninggalkan Vila Starbay, Theo membuka ponselnya untuk mengecek pesan Anisa.Ternyata Anisa tidak membalas .... Meskipun tidak membalas, Theo yakin Anisa membaca pesannya.Theo tidak akan memaksa Anisa, dia sadar Anisa tidak akan memaafkannya dengan mudah. Theo hanya bisa bersabar dan berusaha.....Keesokan hari, Sania datang ke Vila Starbay dengan membawa banyak hadiah."Rasanya kembali seperti dulu," kata B

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 883

    "Nggak masalah! Kakakmu ganteng dan pintar, pasti banyak gadis yang mengejarnya. Kalaupun nggak dapat wanita, masih ada pria," jawab Mike.Wilona langsung menutup mulutnya."Membosankan!" William meletakkan alat makannya dan pergi meninggalkan ruang makan.Setelah William pergi, Anisa juga merasa kenyang dan ingin beristirahat. Sesampainya di kamar, dia membereskan koper, lalu berbaring dan hendak tidur.Ketika Anisa hendak memadamkan lampu kamar, dia menerima belasan pesan dari Theo.Anisa tertegun, lalu membuka pesan yang dikirimkan. Ternyata Theo mengirimkan semua foto-foto Wilona saat bermain di taman hiburan.Anisa menyimpan beberapa foto yang cantik dan bergegas menutup pesan dari Theo.Anisa belum siap menghadapi Theo. Perpisahan kemarin membuatnya sangat terpukul, dia tidak bisa melupakannya begitu saja.Akhirnya Anisa menelepon Sania dan mengajaknya mengobrol. "Sania, aku sudah pulang.""Kamu sudah pulang?" Sania terdengar kaget."Em. Aku memutuskan pulang secara tiba-tiba, ja

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 882

    Semua orang kaget melihat mobil Rolls-Royce milik Theo.Theo tahu bahwa Anisa masih marah dan tidak ingin menemuinya. Bukankah Theo memiliki ego yang tinggi, kenapa dia rela membuang semua harga dirinya dan datang dengan konsekuensi dimarahi Anisa?Sesaat Theo membuka pintu mobil, dia melihat Eden yang berlari keluar."Pak, sebaiknya Anda jangan masuk." Eden berbicara dengan canggung, "Anisa tidak mau menemui Anda. Aku juga ikut diusir."Sebenarnya kondisi di dalam tidak separah yang Eden ceritakan. Anisa tidak akan mempermasalahkan kejadian hari ini asalkan Eden mengusir Theo pergi.Jadi, Eden sengaja melebih-lebihkan agar Theo tidak memaksa masuk ke rumah Anisa."Dia tidak memarahi Wilona, 'kan?" tanya Theo."Tidak. Wilona masih kecil, Anisa tidak mungkin menyalahkannya. Pak, tenang saja, yang penting Anisa sudah pulang. Masih ada hari esok." Eden berusaha menghibur Theo. Theo mengerutkan alis. "Ucapanmu seolah aku ingin melakukan sesuatu terhadap Anisa.""Bukan begitu maksudku ....

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 881

    "Kamu tahu sendiri karakter Pak Theo, dia takut sama Anisa," jawab Eden sambil menggaruk kepala.....Hari yang menyenangkan pun berakhir dalam sekejap mata. Setelah puas bermain, Theo mengajak Wilona, Mike, dan Eden makan malam bersama. Awalnya Mike tidak mau menolak karena Wilona pasti kelelahan dan kelaparan, tetapi tiba-tiba Anisa menelepon Mike.Sesaat mengeluarkan ponsel, Mike terkejut melihat nama Anisa yang tertera di layar. "Anisa telepon! Sst, kalian diam dulu.""Halo, Anisa?" Mike menjawab panggilannya. "Kamu mau melakukan panggilan video? Kami lagi di luar. Aku akan meneleponmu kembali begitu sampai di rumah.""Sekarang aku ada di rumah," kata Anisa dengan nada yang tenang, tapi mencekam. "Bawa Wilona pulang sekarang juga!"Mike tertegun mendengar ucapan Anisa. Sebelum Mike sempat menjawab, Anisa telah menutup teleponnya."Gawat!" Wajah Mike tampak memerah, jantungnya berdegup sangat kencang. "Anisa sudah pulang, dia ada di rumah. Anisa memerintahkanku untuk segera membawa

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 880

    Sesampainya di wahana kedua, antrian panjang terlihat di depan pintu.Wilona berjalan ke barisan VIP dan ikut mengantri.Bagaimana mungkin Theo tega membiarkan putrinya mengantri? Meskipun cuaca hari ini cerah dan berangin, mengantri sepanjang itu pasti melelahkan.Theo sendiri paling benci mengantri!Theo berjalan ke depan, lalu menarik lengan Wilona dengan penuh kasih berkata, "Sayang, Ayah akan membawamu masuk."Wilona mengerutkan alis. "Maksudnya memotong antrian?"Tanpa pikir panjang, Theo langsung mengangguk.Mike langsung menggosok kedua tangannya, dia sudah mengantisipasi apa yang akan terjadi selanjutnya.Di saat bersamaan, Eden berjalan ke samping Theo untuk menceritakan insiden yang terjadi 1 jam lalu."Aku paling benci menyerobot antrian! Baru saja, seorang Tante jahat menyerobit antrian dan diusir. Masa aku memarahi orang lain, tapi aku sendiri juga menyerobot antrian?" Meskipun Wilona tidak suka mengantri, hati nurani melarangnya untuk melakukan tindakan yan gsalah.Setel

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 879

    Penanggung jawab taman berpikir sebentar, lalu menganggukkan kepala. Eden terlihat sangat serius, penanggung jawab taman tidak mau kehilangan pekerjaan ini.Akhirnya wanita arogan itu pun diusir.Sebelum pergi, wanita itu meneriaki Wilona, "Bocah tengil, tunggu pembalasanku!"Wilona menjulurkan lidahnya dan mengolok-olok wanita itu."Wilona, wanita itu nggak akan datang lagi. Kamu jangan marah, ya!" Eden menghibur sambil tersenyum."Aku nggak marah. Yang malu dia, bukan aku." Wilona menarik Mike tempat semula dan lanjut mengantri."Kak, kamu hebat banget." Gadis kecil yang berdiri di depan Wilona mengacungkan jempolnya.Wilona membalasnya dengan senyuman abngga.Setelah wanita itu pergi, peannggung jawab taman menelepon Theo. "Pak, putri Anda sedang mengunjungi Dunia Fantasi."Penanggung jawab taman memanfaatkan status Wilona untuk menyanjung Theo, ini adalah kesempatan yang bagus untuk menarik simpati."Putriku?" tanya Theo."Benar! Pak Eden yang bilang, tidak mungkin salah. Hmm, apak

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status