Kaya Setelah Diusir Mertua

Kaya Setelah Diusir Mertua

last updateLast Updated : 2022-11-23
By:  Rina NovitaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.8
46 ratings. 46 reviews
220Chapters
727.4Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Karena difitnah oleh para iparnya, Salma yang seorang janda, diusir oleh mertuanya, agar tak mendapat pembagian warisan almarhum suaminya. Namun karena ketulusan dan kebaikan hati Salma, wanita cantik beranak satu itu justru dipersunting oleh pria tampan yang kaya raya. Bagaimana tanggapan para ipar dan mertuanya saat melihat Salma berubah makin cantik dan kaya raya?

View More

Chapter 1

Bab 1 Terusir

Eh ... eh ..., mau ngapain kamu?" Tiba-tiba Kak Norma menghadangku untuk berjalan ke ruang tamu.

"Mau antar minuman untuk tamu-tamu ibu, Kak."

"Halaah! Bilang aja kamu mau nguping sekalian cari muka. Iya, kan?" sanggah Kak Lina-kakak iparku.

"Cari muka terus kamu sama ibu, ya!" lanjutnya lagi dengan wajah sinis.

"Kamu mau curi-curi informasi warisan dari notaris yang sedang berbincang dengan Ibu itu, kan?" Kak Norma melotot seraya berkacak pinggang di depanku.

Entah kenapa kedua kakak iparku itu selalu saja curiga padaku. Apalagi sejak meninggalnya Bang Irsan-suamiku. Mereka tidak pernah suka jika Ibu mertuaku lebih perhatian padaku.

"Ini ibu yang menyuruhku membuat minum untuk para tamunya, Kak."

"Sudah-sudah sini biar aku aja yang antar ke depan!" Kak Norma langsung mengambil alih nampan yang berisi tiga gelas teh di tanganku.

"Hei Salma! Asal kamu tau ya, kamu tidak akan mendapat warisan sedikitpun. Jadi jangan pernah mimpi bisa hidup enak setelah ibu membagikan warisan seharga milyaran ini!" bisik Kak Lina dengan senyum kemenangan.

Aku terhenyak mendengar ucapan Kak Lina. Begitu serakahnya dia. Padahal Kak Lina dan Kak Norma juga menantu sepertiku. Hanya saja suami mereka masih hidup.

Sejak Bang Irsan pergi untuk selama-lamanya delapan bulan yang lalu, meninggalkan aku yang sedang hamil tua. Aku tetap tinggal di rumah besar ini bersama ibu mertua dan ipar-iparku. Ibu melarangku pergi karena aku tidak punya keluarga lain di kota ini. Kedua orang tuaku pun sudah sejak lama tiada.

"Ngapain lagi kamu di sini? Sana ke dapur! Kita udah pada lapar." Bentakan Kak Norma membuyarkan lamunanku..

 Aku berlari mendengar tangisan anakku dari kamar belakang. Sejak sebulan yang lalu, Ibu memintaku untuk pindah ke kamar belakang persis di sebelah dapur. Karena Kak Norma dan suaminya-Bang Safwan memutuskan untuk pindah ke rumah ini.

"Anak Bunda sudah bangun ..." Sontak Raihan terdiam ketika aku menggendongnya. Anak ini menunjuk-nunjuk keluar kamar. Mungkin dia merasakan tidak nyaman berada di kamar yang sempit dan pengap ini. Kamar ini memang dulunya adalah gudang. Dan sekarang menjadi kamarku.

Sambil menggendong Raihan dengan kain panjang yang kuikat kencang, aku meracik

bahan makanan yang sudah aku beli sejak subuh tadi.

Ketika hendak menyalakan kompor, aku ingin menitipkan Raihan pada salah satu iparku. Anakku ini sudah mulai aktif. Apapun yang berada di dekatnya, hendak diraihnya.

 Aku ragu ketika ingin menghampiri mereka yang sedang berkumpul di ruang keluarga. Sepertinya ada hal penting yang mereka bicarakan dengan tamu Ibu tadi yang konon katanya adalah seorang notaris.

"Ada apa, Salma?" Aku terlonjak, ternyata Bang Adam, kakak tertua suamiku itu tiba-tiba sudah berada di belakangku.

"T-tidak apa-apa, Bang. Tadinya Aku mau menitipkan Raihan. Tapi sepertinya di ruang tamu semua sedang serius," sahutku.

"Sudah sini sama Ayah Adam aja, yuk!" Laki-laki itu langsung meraih Raihan dari gendonganku. Raihan pun tampak kegirangan saat akan di gendong pamannya.

Bang Adam, walau pendiam tapi sangat perhatian pada Raihan. Padahal dia sendiri hingga kini  belum menikah.

"Terima kasih, Bang!"

Gegas aku kembali ke dapur dan menyelesaikan tugasku memasak. Selagi Raihan tidak rewel.

Bakwan goreng, oseng cumi jamur, sambal dadakan dan tumis kangkung sudah siap. Aku kembali ke ruang tamu untuk mengintip apakah Raihan rewel. Namun ternyata bocah kecil itu masih tenang berada di pangkuan Bang Adam sambil memakan biskuit. Aku terkikik dalam hati melihat kaos Bang Adam menjadi kotor terkena noda biskuit dari mulut Raihan.

"Ngapain kamu senyum-senyum di situ? Pake ngintip-ngintip segala. Nguping terus kamu!" Lagi-lagi Kak Norma yang sudah berada di belakangku merasa curiga.

Aku menggeleng.

"Aku hanya melihat Raihan aja, Kak. Takutnya rewel," sahutku.

"Awas kamu macam-macam ya! Masih bagus kamu nggak diusir dari rumah ini, dan kami masih  memberikan tumpangan untuk tetap tinggal di sini," bentaknya pelan.

 Aku hanya bisa membuang napas kasar mendengar ucapannya.

Perlahan aku kembali ke dapur hendak mencuci perlengkapan memasak yang kotor.

Jadi selama ini mereka menganggap aku menumpang di sini. Seandainya orang tuaku masih ada. Sudah pasti aku akan pulang ke rumah mereka saja.

Jika benar setelah rumah besar ini di jual, aku tidak mendapat hak warisan Bang irsan, Bagaimana kelanjutan hidupku nanti?

"Aaa ...!" Tiba-tiba terdengar jeritan dari dalam kamar ibu.

Gegas mencuci tanganku yang bersabun, kemudian berlari ke kamar ibu yang berada di dekat ruang tamu.

Ternyata di sana sudah ada Kak Norma dan Kak Lina yang memijit kaki ibu.

"Ibu kenapa? Ibu jatuh?" tanyaku panik.

Ibu merintih kesakitan seraya memegang kaki kirinya.

"Ini dia orangnya, Bu. Dasar ceroboh! Atau kamu sengaja ya tumpahin minyak di pintu kamar ibu? Lihat, nih! kaki ibu langsung bengkak," sentak Kak Lina.

"Minyak? minyak apa, Kak? Mana mungkin aku melakukan itu pada Ibu?" sahutku menahan tangis.

Sungguh sakit sekali rasanya dituduh melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak pernah kita lakukan.

"Tadi aku pergokin kamu ngintip-ngintip kita di ruang tamu. Pasti kamu habis melakukan sesuatu  yang mencurigakan. Ayo, ngaku aja kamu!" tuduh Kak Norma lagi.

"Astaghfirullah ..., Kak. Tadi aku kan sudah bilang. Bahwa aku hanya memastikan Raihan tidak  rewel."

Lolos sudah air mataku.

"Sudah! Diam kamu, Salma! Ibu kecewa sama kamu. Sekarang juga pergi kamu dari sini!"

Sungguh aku tak percaya. Ibu yang selama ini begitu baik padaku, dan sudah kuanggap seperti ibu kandungku sendiri, kini memintaku pergi dari rumah ini.

"Kamu tuli, ya? Buruan beresin baju-baju kamu dan cepat pergi dari sini!" Aku terlonjak ketika Bang Safwan juga membentakku.

 

"Hei, ada apa ini?" tiba-tiba Bang Adam menghampiri.

"Biarkan dia pergi, Bang Adam. Dia hampir saja membunuh ibumu ini," sahut Kak Lina.

 Aku segera ke kamarku dan memasukkan pakaianku dan Raihan ke dalam tas besar yang biasa Bang irsan pakai setiap bertugas keluar kota.

Kemudian kembali ke kamar ibu dan meraih Raihan dari gendongan Bang Adam.

"Jangan kamu bawa cucuku!" pinta ibu dengan suara bergetar.

"Raihan masih minum ASI, Bu. Aku tidak mungkin meninggalkannya."

Raihan merengek ketika aku menggendongnya dengan kain panjang dan melangkah keluar. Sepertinya anak ini ikut merasakan kesedihanku.

Senyum puas dari ipar-iparku sempat terlihat ketika aku hendak meninggalkan rumah ini. Hanya Bang Adam yang nampak bingung. Namun laki-laki itu hanya diam menatap kepergianku dan Raihan.

 Kemana aku harus pergi?

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
98%(45)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
2%(1)
1
0%(0)
9.8 / 10.0
46 ratings · 46 reviews
Write a review
user avatar
katun berkah
bagus banget
2025-03-03 23:14:38
1
default avatar
Duwie Sendang
cuma fisso baca tanpa ribettt buka kunci
2024-08-22 16:11:12
2
user avatar
Mulyadi Mulyadi
bagus Banget cerita nya
2024-01-31 21:34:53
2
user avatar
Wirna Liana
ini cerita yg sdh lama saya tunggu update annya, dulu sempat stak lama ya ka, hannya sampe brp bab doang, berbulan2 saya tunggu, akhirnya nemu jg lanjutannya
2023-08-11 19:47:41
0
user avatar
H n H
1 Juli 23 mulai baca neh
2023-07-01 18:55:57
2
user avatar
Tarie Kenzhu
bagus sih ceritanya cuma sayang koinya makin naik tiap hr
2023-06-20 09:55:30
1
user avatar
Martini In
menunggu episode berikutnya
2023-03-20 13:30:53
1
user avatar
repetition
Ceritanya bagus, kak. Kalo berkenan, bisa mampir ke ceritaku, ya. Judulnya "Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami." Kisah ini menceritakan sosok perempuan tangguh yang berjuang untuk mempertahankan keluarganya. Terinspirasi dari kisah nyata, terima kasih ...️
2023-03-03 20:32:43
1
user avatar
Agus Irawan
Hai kak mampir ke Novelku. judul" Kembang Desa Sang Miliarder" pena" Agus Irawan.
2023-02-10 21:23:05
1
user avatar
Sumiyati Ningsih
okelah beli koin, tp gak bisa trs... mau beli jg... aneh
2023-01-28 21:12:45
1
user avatar
Nurdamai Sihotang
ceritanya bagus tapi sayang harus pakai koin
2023-01-11 20:17:16
1
user avatar
Aizah Not
halo kak, apakah ceritanya sdh tamat ???
2022-12-16 06:51:44
1
user avatar
hajar jameela
sudah baca hampir tamat, tapi oleh masalah bab terkunci tak boleh dibuka. saya ingat ada masalah pada good novel. jadi restart baru hingga novel ini terulang seperti sebelum baca. saya tidak ingat bab terakhir saya baca jadi saya tak dapat pilih no bab nya. kalau ada tajuk maby senang saya cari.
2022-12-09 12:25:06
4
user avatar
Santi Mutiara Sari
ceritanya bagus, bahasa yang digunakan alurnya, penggambarannya jelas.
2022-11-23 21:28:54
2
user avatar
Erda Nianur
semangat berkarya thor
2022-11-20 17:59:16
1
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
220 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status