Share

Bab 18

Minggu pagi ini Stefan bermaksud berkunjung ke rumah Bobby. Dia sudah membeli buah-buahan seperi jeruk, apel, dan anggur untuk diberikan kepada orang di rumah. Bukannya disambut dengan suka cita, Stefan malah tidak begitu dipedulikan.

“Lionny, aku punya sesuatu.” Stefan meletakkan dua kantong berisi buah itu di atas meja makan.

Bobby yang baru saja habis dari berolahraga berbicara tepat menghadap wajah Stefan. Kumisnya tebal bergetar-getar mengiringi goyangan mulut dan lidahnya. Ada seringai di wajah kerasnya.

“Aku dipaksa oleh ayahku untuk tetap mempekerjakanmu, Menantu Sampah! Ingat! Keputusan ini bukan dari kemauanku pribadi, tapi perintah langsung dari Kakek Sanjaya. Jika sekali lagi kau melakukan kesalahan fatal, habis riwayatmu di perusahaan maupun di rumah ini.”

Chyntia Dewi yang juga habis dari berolahraga ikut mencibir, ujung alisnya beradu. “Kau tidak perlu tinggal di sini. Kau bikin malu saja. Sakit kuping kami mendengar cemoohan tetangga tentang dirimu yang menyedihkan itu.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Helmy Abdullah
laki laki kayak gak punya harga diri, sudah di hina , di injak injak di rendahkan sedemikian rupa masih mau tinggal di lingkungan itu.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status