Alvaro Wiratama, seorang pewaris keluarga kaya yang hidupnya berubah drastis setelah diculik saat masih kecil, tumbuh besar di lingkungan kumuh dengan identitas yang terhapus. Tidak mengetahui siapa dirinya sebenarnya, Alvaro berjuang bertahan hidup di tengah kerasnya kehidupan jalanan. Ketika ia dewasa, sebuah peristiwa tragis mengungkapkan potongan masa lalunya yang terlupakan. Dibantu oleh teman-teman barunya—Karin, seorang wanita cerdas yang penuh rahasia, dan Dika, sahabat setianya—Alvaro memulai perjalanan penuh bahaya untuk mencari jawaban atas penculikannya. Penyelidikan mereka mengungkapkan bahwa Johan, seorang pesaing bisnis keluarganya, adalah otak penculikan itu. Namun, kebenaran yang lebih kelam terungkap: ada pengkhianat dari dalam keluarga Alvaro sendiri yang terlibat dalam konspirasi tersebut. Saat Alvaro menggali lebih dalam, ia menemukan bahwa dendam dan pengkhianatan telah mengakar kuat di lingkaran keluarganya. Di tengah ancaman dan pengkhianatan, hubungan Alvaro dan Karin berkembang, tetapi kebersamaan mereka diuji oleh rahasia masa lalu yang bisa menghancurkan kepercayaan di antara mereka. Dibalut dengan aksi menegangkan, intrik keluarga, dan percikan romansa, Di Ambang Kehancuran adalah kisah tentang perjuangan, balas dendam, dan pencarian jati diri. Akankah Alvaro berhasil mengungkap kebenaran dan merebut kembali kehidupannya, atau justru tenggelam dalam gelombang penghianatan yang terus mengintainya.
View MoreMalam di Laut Hitam terasa lebih dingin dari biasanya. Di atas kapal kecil yang melaju perlahan di perairan gelap, Alvaro dan timnya menatap cakrawala tempat sebuah kapal besar milik Konstantin sedang berlabuh.“Kapal itu bukan sekadar alat transportasi,” kata Ricardo sambil melihat peta digital yang ditampilkan di tablet-nya. “Ini adalah laboratorium terapung. Ada sesuatu yang mereka kembangkan di sana.”Selena menatap Alvaro. “Ini mungkin kesempatan kita untuk mendapatkan informasi langsung dari sumbernya.”Alvaro mengangguk. “Kita menyusup, mengumpulkan bukti, dan jika memungkinkan… kita hancurkan fasilitas itu.”Menggunakan perlengkapan selam, mereka berenang menuju kapal dengan hati-hati. Ricardo memandu dari jauh, mengawasi kamera keamanan dan memberi tahu mereka jalur yang paling aman.Setelah berhasil naik ke dek bawah kapal, mereka bergerak cepat. Kapal itu memiliki keamanan ketat, dengan penjaga patroli bersenjata dan kamera pengawas di setiap sudut.Selena membuka peta stru
Beberapa hari setelah penangkapan Viktor Ivanov, Alvaro duduk di ruang interogasi, memandangi pria itu dengan tatapan tajam. Meskipun Viktor kini terbelenggu, keberadaannya masih memberikan aura ancaman yang nyata.“Aku sudah memberimu nama,” kata Viktor dengan suara serak. “Apa lagi yang kau inginkan dariku?”Alvaro menggenggam meja di depannya dengan erat. “Aku ingin tahu semua. Bagaimana Konstantin Dragovich terlibat, apa motivasinya, dan bagaimana aku bisa menghancurkan dia.”Viktor tersenyum kecil. “Kau benar-benar berpikir bisa menghancurkan dia? Konstantin tidak seperti aku. Dia adalah sosok yang ada di setiap sudut dunia ini, mengendalikan semuanya tanpa kau sadari.”Alvaro terdiam sejenak. Di dalam hatinya, dia tahu Viktor tidak sedang bercanda. Jika Konstantin benar-benar sekuat itu, maka pertempuran ini belum mencapai puncaknya—ini baru permulaan.Setelah interogasi, Alvaro kembali ke ruang briefing bersama Selena dan Ricardo. Di atas meja, peta dunia terbentang dengan bebe
Alvaro duduk di ruangan gelap di sebuah bunker bawah tanah, memandangi layar besar di depannya. Ricardo, Selena, dan beberapa anggota tim lain yang selamat dari misi terakhir berdiri di sekitarnya.“Viktor Ivanov adalah kunci,” kata Alvaro dengan tegas. “Dia adalah penghubung utama ke seluruh jaringan Shadow Alpha. Jika kita bisa menangkapnya, kita bisa menghancurkan semua ini dari akar.”Ricardo mengangguk. “Tapi dia bukan target yang mudah. Dia memiliki sistem keamanan paling rumit yang pernah kulihat.”Selena, yang baru saja pulih dari luka-lukanya, menatap layar dengan serius. “Kita butuh rencana, dan kali ini kita tidak boleh salah langkah.”Mereka memutuskan untuk membagi tim menjadi tiga kelompok:Kelompok infiltrasi: Bertugas menyusup ke markas Viktor.Kelompok gangguan: Bertugas menciptakan kekacauan di luar markas untuk mengalihkan perhatian.Kelompok pendukung: Bertugas memberikan dukungan teknologi dan logistik dari jarak jauh.“Operasi ini akan menjadi taruhan terbesar ki
Setelah pertempuran terakhir di benteng Shadow Alpha, tim Alvaro kembali ke markas sementara mereka di wilayah netral. Luka fisik dan emosional masih terasa, tetapi tidak ada waktu untuk beristirahat lama.Di dalam ruang rapat kecil, Alvaro memimpin diskusi dengan tim intinya: Selena, Ricardo, Maria, dan beberapa sekutu baru.“Kita berhasil menghancurkan benteng utama mereka, tetapi ini belum selesai,” kata Alvaro sambil menunjukkan peta digital yang diproyeksikan di layar. “Cabang-cabang Shadow Alpha masih tersebar di beberapa negara. Mereka bisa saja membangun ulang kekuatan mereka.”Ricardo mengangguk. “Aku sudah melacak aktivitas mereka di beberapa lokasi. Mereka tampaknya mulai berkumpul kembali di Asia Tenggara dan Amerika Selatan.”“Kita harus memutuskan langkah selanjutnya,” tambah Selena. “Apakah kita mengejar mereka sekarang, atau fokus memperkuat aliansi kita?”Alvaro merenung s
Alvaro berdiri di depan jendela hotel tua yang mereka jadikan markas sementara. Matanya menatap jauh ke luar, ke pemandangan kota yang hiruk-pikuk, penuh dengan orang-orang yang tidak menyadari ancaman besar yang mengintai mereka.“Kita perlu langkah berikutnya,” gumamnya sambil menggenggam peta yang penuh coretan strategi.Ricardo, yang sedang memeriksa data di komputer, menoleh. “Langkah berikutnya harus mencakup pemimpin mereka. Kita tidak bisa terus-menerus hanya melawan pasukan bayangan.”Selena, meskipun masih dalam masa pemulihan, ikut bergabung. “Apa pun yang kita lakukan, kita harus siap dengan segala konsekuensi. Shadow Alpha tidak akan diam saja setelah kehilangan markas mereka.”Data yang mereka ambil dari bunker menjadi fokus utama. Ricardo sibuk menguraikan dokumen-dokumen terenkripsi, sementara Alvaro mencoba menyusun pola dari informasi yang sudah mereka temukan.“Ini dia,&rdqu
Setelah berhasil melarikan diri dengan Marco sebagai tawanan, tim Alvaro berlindung di sebuah gudang tua yang jauh dari kota. Mereka harus menyusun ulang strategi mereka sambil mencoba mendapatkan informasi dari Marco tentang lokasi Shadow Alpha.“Dia tidak akan berbicara,” kata Selena sambil menatap Marco yang terikat di kursi. “Kita sudah mencoba semua cara.”Alvaro mendekat, matanya tajam menatap sahabat lamanya. “Marco, kau tahu aku tidak ingin ini terjadi. Beritahu aku di mana Shadow Alpha berada, dan aku akan memastikan kau mendapat kesempatan kedua.”Marco hanya tersenyum kecil, meskipun wajahnya dipenuhi luka. “Kau terlalu naif, Alvaro. Dunia ini tidak sesederhana itu.”Nadia, yang berdiri di sudut ruangan, menyela. “Mungkin kita harus mencoba pendekatan lain. Mungkin ada seseorang yang bisa kita percayai untuk membantu.”Namun, Alvaro menggeleng. “Tidak ada waktu untuk itu.
Setelah kejadian di gedung tua, Alvaro dan timnya kembali ke markas mereka dengan keadaan fisik dan mental yang terkuras. Ricardo mencoba memperbaiki sistem komunikasi mereka yang rusak, sementara Selena memeriksa peralatan mereka untuk misi berikutnya.Namun, yang paling terguncang adalah Alvaro. Di kamarnya, ia memandangi foto lama dirinya dan Marco, merenungkan setiap momen yang membawa mereka ke titik ini.“Marco bukan hanya sahabatku,” gumam Alvaro, suaranya serak karena emosi. “Dia seperti saudara bagiku. Tapi sekarang... aku bahkan tidak mengenalinya lagi.”Nadia, yang baru saja selesai mengobati lukanya, masuk ke ruangan. “Alvaro, aku tahu ini sulit bagimu, tapi kita harus fokus. Jika kita tidak menghentikannya sekarang, banyak nyawa yang akan hilang.”Alvaro mengangguk pelan, meskipun hatinya masih terasa berat.Saat Ricardo memeriksa dokumen yang mereka ambil dari gedung tua itu, ia menemu
Setelah melarikan diri dari markas Bayangan Kedua, tim Alvaro kembali ke tempat persembunyian mereka yang aman. Namun, kelelahan dan ketegangan mulai terasa di antara mereka.“Kita tidak bisa terus begini,” keluh Ricardo, meletakkan senjatanya ke meja. “Mereka selalu selangkah lebih maju dari kita.”Nadia, yang masih memulihkan diri dari luka tembak, menatap Ricardo dengan tajam. “Kita sudah sejauh ini. Menyerah bukan pilihan.”Alvaro mendengar percakapan itu dari kejauhan, pikirannya melayang pada apa yang terjadi sebelumnya. Marco, sahabatnya yang berubah menjadi musuh, sekarang memimpin pasukan yang ingin menghancurkan mereka.“Aku harus mengakhiri ini,” bisiknya.Selena, yang berdiri di sampingnya, mencoba menghiburnya. “Alvaro, kau tidak harus melakukannya sendirian. Kami semua ada di sini untukmu.”“Ini lebih dari sekadar misi,” jawab Alvaro dengan suara berat. &ld
Di sebuah vila kecil yang tersembunyi di pegunungan, tim Alvaro akhirnya menemukan waktu untuk menarik napas setelah serangkaian pertempuran yang melelahkan. Suasana malam itu begitu tenang, bahkan terlalu tenang untuk sebuah tim yang selalu berada dalam bahaya.Selena, dengan rambutnya yang terurai, duduk di teras sambil menikmati secangkir teh herbal. Tatapannya terpaku pada langit malam yang dipenuhi bintang. Keindahan itu hanya berhasil mengalihkan pikirannya sebentar dari beban yang ia pikul.“Kau tidak bisa tidur?” suara Alvaro memecah keheningan. Ia berdiri di belakang Selena, membawa jaket yang ia lemparkan ke pundaknya.Selena menoleh dengan senyum tipis. “Tidak. Aku rasa terlalu banyak yang ada di pikiranku.”“Bahkan di saat-saat seperti ini, otakmu tetap bekerja keras,” canda Alvaro sambil duduk di kursi di sampingnya.Selena tertawa kecil. “Kita baru saja selamat dari serangkaian jebakan mematik
Menteng, Jakarta, selalu menjadi simbol kehidupan mewah bagi mereka yang beruntung. Di kawasan elit ini berdiri vila megah keluarga Pratama, sebuah bangunan besar dengan pilar-pilar putih, halaman luas, dan keamanan tingkat tinggi. Vila ini adalah tempat tinggal Alvaro Adrian Pratama, seorang anak lelaki berusia sepuluh tahun yang memiliki segalanya, setidaknya dari luar. Alvaro adalah anak tunggal dari pasangan Gunawan Pratama dan Veronica. Sebagai pewaris tunggal dari kerajaan bisnis properti dan konstruksi keluarga, hidup Alvaro telah dirancang sejak lahir. Segala fasilitas terbaik diberikan kepadanya: sekolah internasional, pelayan pribadi, dan bahkan pengawalan keamanan. Namun, di balik segala kemewahan itu, ada kekosongan yang sulit ia abaikan—kurangnya kasih sayang ayahnya. Tuan Gunawan Pratama adalah sosok yang dihormati, tetapi juga ditakuti. Sebagai kepala keluarga dan pemimpin bisnis, ia lebih sering terlihat di ruang rapat daripada di ruang makan bersama keluarga. Seme...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments