Home / Urban / Bayangan di Balik kedamaian / Pemberontakan Sang Letnan

Share

Pemberontakan Sang Letnan

Author: Regulus
last update Last Updated: 2023-12-04 19:01:14

Esok paginya Leo sudah siap dengan segala amunisi dan bukti untuk meyakinkan Sheriff Rogers mengambil tindakan tegas terhadap keluarga Rosewood selaku tersangka utama di balik insiden aneh yang belakangan menimpa warga. Dia sadar butuh perjuangan besar menggerakkan atasannya yang pengecut itu. Tapi Leo tidak habis pikir, masa iya para penegak hukum lokal rela menutup mata atas kasus yang jelas melanggar moral dan hukum hanya demi menjaga 'hubungan baik' dengan pejabat berkuasa?!

"Pagi, Sheriff! Ada kemajuan signifikan dari penyelidikan kasus yang Anda limpahkan ke saya," lapor Leo begitu memasuki ruangan Rogers dengan map tebal di tangannya.

Sang Sheriff yang tengah menguap lebar langsung duduk tegak dengan raut tegang. "Apa maksudmu kemajuan signifikan? Bukannya kau bilang belum menemukan titik terang pelakunya?" tanya Rogers curiga.

"Sebelumnya memang belum, Pak. Tapi insiden serupa kemarin meyakinkan saya 100% pihak yang paling diuntungkan dan bermotivasi di balik kasus ini tak lain keluarga Rosewood sendiri," papar Leo serius.

Wajah Sheriff Rogers langsung memucat pasi mendengar nama yang tabu itu disebut lagi. "D-dari mana kau simpulkan begitu, Nak?! Ingat, tanpa bukti kuat kita tak bisa asal tuduh pihak mana pun!" sanggahnya gugup.

"Tapi ini bukan tuduhan sembarangan, Pak! Ada 2 insiden dalam 1 minggu di lokasi dan korban yang sama, mustahil itu cuma kebetulan!" bantah Leo bersikeras. "Selain itu, hampir seluruh kerabat korban enggan bicara dengan alasan 'menjaga nyawa'. Sudah jelas mereka sangat ketakutan oleh keluarga berkuasa itu! Yang berarti rosewood pelakunya!"

Wajah Sheriff Rogers semakin pucat pasi mendengar argumentasi kuat Leo. Dia menggeleng frustrasi sambil mengurut keningnya yang nyut-nyutan. "Dengar Letnan... meski analisismu masuk akal tapi... membongkar aib keluarga mafia itu sama saja cari mati!" desis Sheriff putus asa. "Mereka bisa dengan mudah menghancurkan karir bahkan nyawa kita!"

"Tapi bagaimana dengan sumpah kita sebagai penegak hukum dan keadilan, Pak?! Tega mengorbankan ratusan orang demi kepentingan pribadi?!" hardik Leo geram. Emosinya sudah memuncak melihat kepengecutan rekan sesama polisinya.

Sheriff Rogers balas menatap tajam penuh amarah. "Jangan sok suci, Letnan! Kau pikir semudah itu melawan ular berbisa yang sudah mencengkeram leher seluruh kota ini?! Jangan main-main dengan api jika tak sanggup terbakar!"

"Kalau begitu biar saya sendiri yang melaporkan kasus ini ke markas pusat di ibu kota! Saya yakin petinggi kepolisian pasti bereaksi dan menurunkan pasukan khusus untuk menangkap Rosewood!" ancam Leo.

Kontan wajah Sheriff Rogers memucat drastis bagai mayat hidup. Dia sampai terbatuk nyaris tersedak ludahnya sendiri. "J-jangan gila, Letnan!! Itu sama saja bunuh diri!!" pekiknya histeris.

Namun sepertinya Leo sudah membulatkan tekad untuk memberontak. Dia bergegas keluar kantor dengan langkah menghentak, diiringi teriakan panik Sheriff Rogers yang menggema di sepenjuru ruangan.

***

Sesampainya di pos polisi, Leo langsung menghubungi kantor pusat markas besar kepolisian di ibukota lewat radio. Setelah beberapa kali percobaan akhirnya tersambung juga. Jantung Leo berdegup kencang saat suara operator menyahut di seberang.

"Selamat sore, markas pusat. Di sini Letnan Leo Graves yang bertugas di Kota Senja, wilayah perbatasan barat. Saya ingin melaporkan kasus besar dugaan kriminal oleh keluarga pemilik tanah Rosewood yang diduga bersekongkol dengan pejabat setempat!" lapor Leo lantang. Tidak ada rasa gentar sedikitpun di nadanya.

Sang operator terdiam beberapa saat, nampak ragu sebelum akhirnya menjawab. "Maaf Letnan, tapi Anda punya bukti kuat soal laporan ini sebelum saya meneruskannya ke atasan?"

Leo menarik napas panjang, kemudian menjabarkan kronologis kejadian mencurigakan dan upayanya menyelidiki keluarga Rosewood selama ini. Meski semua masih berasumsi dan petunjuk tidak langsung, setidaknya cukup untuk melakukan investigasi lebih lanjut.

Operator itu mendengarkan dengan seksama sebelum memberi jawaban diplomatis. "Baiklah Tuan Leo, saya sudah mencatat laporan Anda secara lengkap. Akan saya sampaikan pada Kapten Elliott, salah satu petinggi kepolisian yang menangani kasus penting. Mohon tunggu konfirmasi tindak lanjutnya dalam 1x24 jam ke depan."

Leo menghela napas sedikit lega. Setidaknya pengaduannya sudah terekam resmi di pusat. Meski dia tak yakin pihak atasan bereaksi cepat mengingat kekuatan politik keluarga Rosewood yang mencengkeram hampir seluruh jalur birokrasi. Tapi dia kini hanya bisa berharap ada sedikit keajaiban menerobos situasi pelik ini.

***

Dua hari berlalu tanpa kabar dari markas pusat. Leo tetap masuk kerja seperti biasa meski dijauhi Sheriff Rogers akibat insiden pelaporannya waktu itu. Dia menahan diri untuk tidak bertanya perihal tindak lanjut kasus yang sudah dilaporkannya, mengingat bisa jadi Sang Sheriff memata-matai komunikasinya.

Siang itu ketika Leo tengah membereskan berkas di ruang arsip, tiba-tiba Sheriff Rogers menerobos masuk dengan wajah pucat pasi. Napasnya terengah dan peluh membanjiri dahinya. Tanpa basa basi dia menghampiri Leo dengan sorot mata kalut.

"Kau gila ya, Nak?! Berani-beraninya melawan keluarga Rosewood?!" desis Sheriff geram campur panik. "Kau tidak tahu akibat perbuatan nekatmu itu?!"

Jantung Leo berdebar kencang mendengar reaksi berlebihan atasannya. Perasaannya mendadak tidak enak. "Memangnya ada apa, Pak? Apa petinggi kepolisian memberi tanggapan soal laporan saya?"

Wajah Sheriff Rogers mendadak semakin pucat, urat lehernya mengeras menahan amarah. "Mereka tidak sekedar memberi tanggapan, Nak!! Pasukan gabungan penggeledahan sudah dikirim kemari untuk mempreteli seluruh anggota keluarga Rosewood! Kau puas hah?!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Bayangan di Balik kedamaian   Resolusi Absurd Hukum Absolut

    "TERDAKWA EMILY ROSEWOOD DINYATAKAN BERSALAH MELAKUKAN PEMBUNUHAN BERENCANA TERHADAP ADRIAN ROSEWOOD, DENGAN VONIS HUKUMAN MATI!!"Jeger!!Bagai disambar petir di siang bolong, hati Emily serasa dihantam palu godam 10 ton ketika mendengar keputusan kejam Sang Hakim Agung. Dia sama sekali tak mengira pengadilan tertinggi negeri ini akan sekejam itu menjatuhkan eksekusi mati bagi pelaku pembunuhan kategori 'terpaksa' dan 'sudah dalam tekanan mental ekstrim' seperti kasusnya ini!Sementara di bangku penonton, Leo dan tim pembela hukum lain hanya bisa mematung dengan ekspresi syok parah dan tak percaya. Sama sekali tak ada yang sanggup berkomentar atau sekedar memberi dukungan moril tatkala suara tangisan dan pekikan histeris kompak terdengar dari seluruh penjuru ruangan. Bahkan ada yang sampai pingsan saking syoknya.Emily sendiri sudah ambruk lemas dengan wajah seputih mayat kapur. Kedua matanya berkaca-kaca menahan air mata yang sudah mengaliri pipi ayunya. Dia sama sekali tak mengira

  • Bayangan di Balik kedamaian   Audiensi di Istana Kebenaran

    Esok paginya rombongan kecil Emily tiba di ibukota setelah perjalanan menegangkan menyusuri hutan belantara demi menghindari para residivis bayaran Rosewood yang makin bringas belakangan ini. Syukurlah mereka dijemput tim kepolisian elit yang sudah disiapkan Leo demi pengamanan ketat sang gadis most wanted selama menjalani proses hukum di pusat ini.Sesampainya di pengadilan, Emily langsung diajak masuk ke ruang pemeriksaan dan introgasi intensif guna memberi keterangan tambahan sebagai pelaku utama pembunuhan Adrian Rosewood si Tetua bangsat keluarganya sendiri itu. Sang gadis tentu menjalani proses penyidikan berjam-jam dengan sabar dan tabah meski dilanda kelelahan fisik dan mental akibat perjalanan panjang.Begitu sesi pemeriksaan usai, kini tersisa menunggu beberapa hari ke depan sampai jaksa dan majelis hakim menyelesaikan dakwaan dan memutuskan vonis bagi Emily sang terdakwa. Leo dan antek-anteknya yang lain tetap setia mendampingi selama masa penantian menegangkan itu meski se

  • Bayangan di Balik kedamaian   Menuju Fajar Baru

    Sesosok mayat renta tergeletak mengenaskan di lantai kotor dengan genangan darah pekat di sekitarnya. Emily berdiri angkuh di sampingnya dengan belati pusaka penuh noda merah. Napasnya terengah menahan amarah campur duka pedih menyadari dia baru saja menghabisi nyawa kakek angkatnya sendiri demi pembalasan dendam atas kematian sang ibunda tercinta.Leo dan antek-anteknya yang baru tiba sontak terperanjat syok melihat kondisi tragis di hadapan mereka. Sedikit pun tak menyangka sang gadis lembut yang selama ini mereka kenal bisa bertindak sekejam itu demi melampiaskan rasa sakit dan kebencian yang dipendamnya selama ini."Ya ampun Nona Emily... Jadi kau sudah..." Desah Leo tak sanggup meneruskan kalimat pedihnya itu. Hatinya remuk redam menyaksikan orang yang dicintainya harus mengotori tangan demi membalaskan luka masa silamnya yang begitu dalam dan menyakitkan.Emily menoleh dengan senyum getir menghias wajah cantiknya yang pucat. "Maafkan atas ketidaksopanan dan kekacauan ini, Letnan

  • Bayangan di Balik kedamaian   Penentuan Nasib Akhir

    Fajar menyingsing di ufuk timur Kota Senja yang kelabu, menandakan dimulainya hari penentuan bagi naik-turunnya angka kriminalitas di wilayah barat tanah air. Pasalnya hari ini adalah momen penjegalan di Pelabuhan kumuh Baron, tempat Adrian Rosewood sang Dalang utama aktivitas kejahatan keluarganya selama ratusan tahun berencana melarikan diri demi menghindari vonis mati atas semua dosanya. Leo dan regu kepolisian kecilnya tentu tak tinggal diam. Berkat bantuan Sheriff Rogers dan mata-matanya, mereka sudah lebih dulu menyiapkan penyekatan darat dan laut guna menggagalkan pelarian gelap si Tetua bangsat dari cengkraman hukum. Salma dan William bertugas mengepung dari arah darat dan menstrerilkan area sekitar dermaga dari ancaman.Sementara Sheriff Rogers sendiri bertugas ‘mengamankan’ Adrian beserta anteknya begitu berhasil ditangkap guna persiapan interogasi lebih lanjut. Tentu dengan ‘metode khusus’ Sang Sheriff yang super sadis dan tak berperikemanusiaan. Sedangkan Leo dan Emily m

  • Bayangan di Balik kedamaian   Antara Cinta dan Pengorbanan

    Leo yang sedang mengobati luka lecet Emily di sudut ruang persembunyian mereka tanpa sengaja mencuri dengar pembicaraan penuh haru sang nona muda dengan kepala pelayan setianya William. Raut wajah kusut sang majikan tampak sendu sekaligus penasaran ketika membuka topik masa lalu si kepala pelayan yang cukup tersembunyi itu.‘Ah... mimpi buruk masa silam ya... Kurasa saatnya aku berterus terang soal kisah kelam itu Nona...’ desah William pasrah.Emily mengernyit penasaran mendengar kesedihan yang menyelip dari nada suara renta seniornya itu. Seumur hidup dia memang belum pernah melihat atau mendengar William menyinggung sedikit pun perihal kehidupan pribadi apalagi silsilah keluarganya. Yang dia tahu William adalah pegawai paling setia dan andal dari zaman kakek buyutnya dulu. Reputasinya juga sangat bagus dimata keluarga Pemilik tanah dan seluruh staff rumah tangga lain.Namun justru kemisteriusan dan kerahasiaan tinggi yang selalu dipertahankan lelaki paruh baya ini sukses membuat no

  • Bayangan di Balik kedamaian   Antara Hidup dan Mati

    Leo meringis kesakitan luar biasa saat si pria bertindik itu terus saja melayangkan pukulan demi pukulan keras ke sekujur tubuhnya yang sudah babak belur. Darah segar terus mengalir dari hidung dan sudut bibirnya. Namun Sang Letnan tetap bergeming dan tidak mengeluh sedikitpun meski disiksa fisik sedemikian rupa.Emily hanya bisa menangis tersedu menyaksikan pemandangan menyayat hati ini. Dia benar-benar merasa bersalah luar biasa karena keberadaannya telah membuat orang lain menderita, terlebih Leo sang penyelamat jiwanya yang rela berkorban demi melindungi nona muda buronan ini.Puas menyiksa, si pria bertindik itu mengisyaratkan anak buahnya yang kekar-kekar menyeret tubuh babak belur Leo ke pojok ruangan. Sang Letnan disandera dalam posisi berlutut sambil kedua tangannya diborgol di belakang punggung. Sementara mulutnya disumpal kain kotor hingga hanya erangan kesakitan tertahan yang bisa lolos. Meski babak belur, kilatan mata Leo tetap menyala-nyala penuh gairah membara. Jelas d

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status