Share

Perjanjian Setan

"Pasukan gabungan penggerebekan apa, Pak? Kok saya tidak tahu?" Leo setengah tak percaya mendengar informasi yang disampaikan atasannya itu.

Sheriff Rogers berdecak kesal. "Jangan pura-pura amnesia, Letnan bandel! Sudah jelas itu akibat ulah pelaporan kasus dugaan kriminal Rosewood olehmu ke markas pusat kemarin!" dengus Rogers jengkel.

Leo menepuk keningnya. Ah iya, rasanya baru kemarin dia melaporkan perihal aktivitas mencurigakan keluarga Rosewood yang diduga kuat sebagai dalang di balik serangkaian insiden aneh menimpa warga Senja belakangan ini. Namun Leo sama sekali tidak mengira reaksi pusat kepolisian akan secepat dan sedrastis ini!

"Astaga... jadi benar mereka langsung mengirim tim penggeledah plus aparat bersenjata lengkap ke mari?! Yang benar saja, aku kira butuh proses panjang sebelum ada tindakan..." keluh Leo frustasi.

Sheriff Rogers berseru makin kalap. "Itu karena kau tidak tahu seberapa ditakuti dan diburunya keluarga iblis Rosewood oleh petinggi keamanan di ibukota, Nak! Begitu mendengar ada peluang emas menyeret para tetua bangsat itu ke meja hijau, tentu saja Komandan Raven dan pasukannya cepat bereaksi!! Mereka pasti sudah mengincar Rosewood sejak lama!"

Wajah Leo memucat mendengarnya. Jadi selama ini ternyata aktivitas kelam dan arogansi keluarga Rosewood sudah sangat mengganggu pemerintahan pusat, sampai-sampai jajaran militer dan kepolisian paling elit dikerahkan untuk menumpas mereka. Pantas saja gerakan penangkapan berlangsung kilat dan masif.

"Lalu... berapa banyak personil yang dikerahkan dan seberapa jauh mereka bertindak, Pak? Apa benar sudah mulai pengepungan?" tanya Leo ngeri.

Sheriff Rogers mengangguk lemah. "Menurut info yang kudapat dari mata-mataku, sekitar 500 personil pasukan khusus dikerahkan dalam misi rahasia ini. Mereka tiba dini hari tadi dan langsung menuju markas utama Rosewood guna melumpuhkan para petinggi dan seluruh anggotanya!"

"Sampai saat ini kondisi masih riuh rendah karena pengepungan dan baku tembak sengit di area mansion. Entah berapa banyak korban berjatuhan. Yang pasti penangkapan ini akan berakhir tragis, apapun hasil akhirnya..." desis Sheriff suram.

Nyali Leo mencelos mendengar kabar itu. Jika benar terjadi bentrokan sengit yang menelan banyak korban dari kedua pihak, dipastikan keluarga Rosewood yang selamat nantinya akan kalap mencari pembalasan. Dan Kota Senja yang notabene basis kekuasaan mereka sudah pasti menjadi ladang amukan para mafia haus darah itu.

"Ya Tuhan... Gawat sekali kalau sampai banyak anggota inti Rosewood yang tewas... Mereka bisa balas dendam dan menghancurkan Kota Senja sampai rata dengan tanah..." desis Leo ngeri membayangkan hari pembalasan yang mungkin menjelang.

Sheriff Rogers menggeleng putus asa. "Tepat sekali analisismu, Nak... Kita semua praktis tinggal menghitung jam sebelum dihukum mati oleh para iblis terluka itu begitu berhasil meloloskan diri..."

Saat kedua petugas keamanan itu tenggelam dalam keputusasaan, tiba-tiba pintu kantor menjeblak terbuka. Seorang pria setengah baya berseragam hitam compang-camping menerobos masuk dengan tergopoh-gopoh. Napasnya terengah-engah seperti habis berlari jarak jauh.

"Siapa kau?! Beraninya menjeblak seenaknya!" hardik Sheriff Rogers waspada.

Si pria asing mengangkat kedua tangannya menenangkan. "M-maafkan kelancangan saya, Tuan. Saya William, kepala pelayan di Mansion Rosewood. Saya kemari tergesa-gesa karena ada berita genting!"

Dahi Leo berkerut curiga. "Berita apa? Jangan coba-coba memperdaya kami ya!"

"Sungguh, ini darurat!" William bersikeras. "Nona muda saya satu-satunya anggota Rosewood yang berhasil lolos dari kepungan opsir tadi pagi. Dan beliau dalam perjalanan kemari untuk minta perlindungan!"

Leo dan Sheriff Rogers saling berpandang tak percaya. Benarkah ada anggota keluarga iblis itu yang kini buron dan meminta bantuan dari pihak kepolisian yang notabene musuh abadi mereka selama ini?!

***

Tak berapa lama kemudian, seorang gadis bertudung hitam muncul tergopoh di ambang pintu. Napasnya tersengal dan peluh membanjiri wajah cantiknya. Pakaian mahalnya agak lusuh dimana-mana akibat berlari dan bersembunyi dari kejaran opsir sejak fajar tadi.

Begitu menanggalkan tudung yang menutupi surai pirang sepinggangnya, Leo dan Sheriff Rogers nyaris tak percaya dengan sosok di hadapan mereka. Dia adalah Emily Rosewood sang putri bungsu keluarga bangsawan keji itu, yang beberapa waktu lalu sempat beberapa kali dipertemukan dengan Leo secara insidental.

"Nona E-Emily... mengapa Anda bisa ada di sini? Bukankah mansion keluarga Anda sedang dikepung pasukan gabungan?!" pekik Leo setengah syok.

Emily mendudukkan diri di kursi dengan anggun seraya merapikan helai rambutnya yang berantakan tertiup angin. "Ya, aku adalah satu-satunya anggota Rosewood yang berhasil lolos dari penggerebekan maut itu, Letnan," ujarnya tenang.

"Begitu berhasil keluar lewat terowongan rahasia di halaman belakang, aku bertemu William yang sedang bertugas. Kami lantas melarikan diri kemari melewati jalan setapak di tengah hutan demi menghindari pengejaran opsir,"jelas Emily panjang lebar.

Leo dan Sheriff Rogers saling berpandangan penuh tanya. "Tapi... untuk apa Anda repot-repot datang kemari dan menghadap kami sang musuh bebuyutan keluarga Anda?" tanya Rogers penuh selidik.

Raut ayu Emily mendadak berubah sendu. "Sejujurnya... aku sudah muak dan penat hidup penuh intrik serta kekerasan seperti ini terus-menerus..." lirihnya.

"Mungkin kalian berpikir aku terlahir sebagai putri bangsawan kaya raya yang serba berkecukupan. Namun faktanya aku hidup dalam kurungan emas tanpa kebebasan sedikit pun," lanjut Emily.

"Lihat saja peristiwa pagi tadi. Puluhan pelayan dan pengawal yang setia harus rela dibantai demi melindungi tuan-tuan angkuh mereka dari kejaran petugas. Apakah itu keadilan?" tukas Emily pedih. Air mata menggenang di pelupuk matanya yang sewarna batu opal.

Leo dan sang Sheriff saling berpandangan iba. Baru kali ini mereka menyadari peri kecantikan di hadapan mereka ternyata hidup dalam kurungan sangkar emas selama ini. Terlahir di tengah hawa nafsu angkara dan keangkuhan tiada tara keluarganya sendiri yang super korup.

"Lalu... apa sebenarnya mau Anda hingga bersusah payah datang ke tempat kami?" tanya Sheriff hati-hati.

Emily menyapu air matanya yang tertahan, lalu balas menatap dua polisi itu dalam-dalam. "Aku... ingin menyerahkan diri dan memberi kesaksian atas seluruh kriminalitas keluargaku selama ini demi keadilan," ujarnya tegas.

Petugas Leo dan Sheriff Rogers sukses melongo mendengar pernyataan mengejutkan itu. Jadi putri satu-satunya Rosewood ini berniat menggulingkan tahta keluarganya sendiri demi kebenaran? Sungguh di luar dugaan!

"Anda yakin dengan keputusan berbahaya ini, Nona? Nyawa Anda bisa terancam jika memberi kesaksian melawan Rosewood..." tukas Leo memastikan sekali lagi.

Emily mengangguk pasti. "Aku siap membayar harga mahal demi tegaknya keadilan dan kebenaran yang selama ini terinjak-injak, Letnan. Lagipula aku sudah muak hidup penuh kepura-puraan dan tipu daya," tegasnya yakin.

"Baiklah kalau begitu. Kami menghargai keberanian Anda. Tentu saja Anda akan kami lindungi selama proses persidangan nanti," ucap Sheriff.

Emily mengulas senyum manis mendengar janji nyata perlindungan itu. Ini pertama kalinya ada yang benar-benar menaruh harapan padanya.

"Terima kasih banyak atas dukungannya, Pak. Saya William juga bersedia membantu misi suci ini," ujar si kepala pelayan tiba-tiba.

Sheriff Rogers mengangguk puas mendengarnya. "Baguslah kalau begitu. Kalian berdua adalah saksi penting yang akan jadi pemecah kasus besar ini," katanya optimis.

"Sebelumnya ada yang ingin saya tawarkan..." sela Emily.

"Apa itu, Nona?" tanya Leo penasaran.

"Bagaimana jika kita buat 'perjanjian transaksional'? Maksudnya, aku bersedia membocorkan berbagai data dan rahasia keluargaku yang selama ini begitu terjaga. Sebagai gantinya, aku minta jaminan hidup baru serta perlindungan penuh di tempat aman," usul Emily.

Sheriff Rogers mengernyitkan dahi mendengar tawaran itu. "Hmmm... maksud Anda, Anda memberi informasi berharga tentang aktor intelektual dibalik perkara ini sebagai imbalan mendapatkan hak imunitas dan tempat perlindungan saksi? Begitu?"

Emily mengangguk cepat. "Benar sekali, Pak! Anggap saja kita sama-sama untung. Anda mendapatkan bukti untuk menjatuhkan Rosewood, sementara saya dan William memperoleh kemerdekaan dan kehidupan baru," jelasnya antusias.

Sheriff Rogers mengusap dagunya, berpikir sejenak sebelum menyanggupi. "Oke, deal! Kami terima tawaran Anda. Lagipula Anda adalah saksi kunci untuk menumbangkan satu klan mafia terbesar di negeri ini!"

Leo ikut mengangguk setuju. Meski agak berat hati 'bersekongkol' dengan putri keluarga kriminal, tapi demi misi suci membersihkan Senja dari cengkeraman iblis, dia ikhlas mengesampingkan rasa enggan itu.

Emily dan William kompak tersenyum lega. Mereka berdua lantas mengucap sumpah setia akan membantu pihak kepolisian semaksimal mungkin demi menggulingkan kekuasaan tirani Rosewood selama ini. Leo dan Sheriff Rogers balas bersumpah akan melindungi kedua 'pembelot' ini dari amukan sang mafia.

Dan dimulailah persiapan penyamaran dan perpindahan lokasi guna mengamankan sang 'buronan' berharga ini dari incaran macan yang terluka...

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status