Share

Bab 10 Richard Markroverd

Author: Vee_ernawaty
last update Last Updated: 2020-09-24 02:55:49

Konferensi pers yang di lakukan Alice di Hall of Cyber Police    menyatakan bahwa bukan dirinya yang membuat Artikel tentang kematian Caroline Williams tersebut, Alice mengatakan bahwa Caroline Williams meninggal tidak dalam keadaan hamil. Ia kemudian menyatakan bahwa dirinya siap menjadi saksi untuk kasus kematian gadis muda tersebut, asal keluarga Caroline Williams mau membuka kembali kasus ini.

Konferensi pers yang disiarkan secara langsung itu dihadiri oleh banyak wartawan, wartawan yang sempat membanjiri Rumah Sakit Elinton dihari Alice diberhentikan dari tempat kerjanya itu, kini mereka baralih untuk meliput pernyataan yang dibuat Alice di Hall of Cyber Police, hampir semua stasiun TV menyiarkan koferensi pers itu secara langsung.

Pernyataan Alice itu, membuat seorang pria di suatu tempat tampak gusar. Ia memanggil asisten nya dengan suara keras, lalu asistennya tersebut muncul dihadapannya.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang? Jika dokter muda itu buka mulut dan keluarga Caroline kembali membuka kasus ini, maka sudah pasti kita semua akan binasa." Ujar pria itu.

"Anda tidak perlu khawatir pak, semuanya akan berjalan dengan mulus, orang yang aku sewa tersebut sangat lincah manjalankan aksinya" jawab asistennya itu.

"Aku harap kau mengatasi semua kekacauan ini dengan baik, jangan sampai namaku terlibat dalam kasus ini." Ancam pria itu kemudian.

Mereka berdua tak sadar jika ada sepasang telinga yang menguping pembicaraan mereka. Orang tersebut menampakan wajah yang geram dan marah. Ia ingin masuk kedalam dan menanyakan langsung pada mereka apa yang mereka maksudkan sebenarnya, namun jika dia masuk pun dia yakin tak akan mendapat jawaban dari pertanyaannya tersebut.    Dia mendengarkan semua pembicaraan itu, dan mulai merekam pembicaraan kedua pria di dalam. Hatinya hancur ketika mendengar setiap kata yang dilontarkan pria itu, namun dia tak dapat berbuat apapun. Saat dia sedang hanyut dengan perasaannya, pintu itu terbuka dan dia kemudian tersadar.

"Tuan Richard, sejak kapan anda disini?" tanya asisten tadi.

"Paman Gilbert, apa kabar paman?" tanyanya sambil memeluk lelaki tadi, tanpa menjawab pertanyaannya. Pria itu lalu membalas pelukannya dan memukul bahu Tuan mudanya itu dengan lembut. "Kabar baik sayang, bagaimana dengan kuliahmu?" tanya lelaki itu kemudian.

Richard, lelaki itu sekali lagi tidak menjawab pertanyaan itu, ia malah menghambur masuk ke dalam ruangan.

"Ayah, apa kabar ayah? Aku sangat merindukanmu." Katanya sambil memeluk pria yang sedang duduk di kursi goyangnya.

"Anak nakal, kau sudah kembali rupanya. Bagaimana kuliahmu?" Tanya lelaki tua itu kemudian.

"Kuliahku berjalan lancar ayah, aku kemari untuk berkunjung ke makam Caroline." Kata anaknya tersebut sambil menunjukan wajah sedihnya. "Malang sekali nasib gadis itu ayah, kenapa dia harus mengakhiri hidupnya sendiri dengan cara seperti itu." Kata Richard kemudian.

Dia sempat melirik ke arah ayah dan pamannya tadi, terlihat jelas ada kegelisahan dari raut keduanya, namun Richard tak ingin meneruskan perbincangan itu. Dia lalu pamit dan bergegas menuju selatan kota Grazia untuk menemui wanita yang sangat dia cintai itu.

...

Setelah usai mengadakan konferensi pers tersebut, Alice, Azka dan Ronald kemudian pergi ke rumah orang tua mendiang Caroline Williams untuk menjelaskan kepada mereka bahwa Alice sama sekali tidak pernah menulis artikel seperti yang selama ini diberitakan. Kedatangan mereka disambut dengan hangat oleh keluarga itu.

Alice, Azka dan Ronald sedang berada di rumah tua milik keluarga Williams tersebut. Tampak seorang wanita paruh baya dan seorang pria duduk bersama mereka, kedua putri mereka yang lain duduk tak jauh dari mereka.

"Kami sudah menutup kasus tersebut, dan kami berharap anak kami sudah tenang di alamnya sekarang. Kami mohon maaf kepada anda dokter, karena telah menuntut Anda dengan kasus pencemaran nama baik sehingga Anda harus kehilangan pekerjaan anda." Kata pria tua itu sambil menundukkan kepalanya.

"Anda tidak bersalah tuan, secepatnya kami akan menemukan orang yang membuat artikel tersebut, dan kami akan menemukan siapa dalang dari semua kejadian ini, namun untuk itu anda harus membuka kasus ini kembali." Kata Alice kemudian.

"Dokter, terimakasih. Kami sangat mengerti akan kepedulian anda, namun kami memilih untuk mengikhlaskan putri kami agar dia bisa tenang disana. Tolong jangan mempersulit keadaan kami nona." Kata pria itu kemudian.

"Tuan, Nyonya, tolonglah mengerti pasti Caroline juga menginginkan keadilan" kata Alice dengan bersungguh-sungguh.

"Cukup dokter, jangan membuat kami menjadi marah." tiba-tiba wanita paruh baya yang adalah ibu dari gadis malang itu angkat bicara. " Anda semua boleh pergi sekarang, dan jangan gangggu keluarga kami lagi." Kata wanita itu kemudian.

" Tapi nyonya...." Alice masih ingin bicara, saat Azka akhirnya menarik tangannya dan berkata "Baiklah, kalau begitu kami pamit dulu. Kami berharap tuan dan nyonya boleh berpikir sejenak. Jika kalian ingin    kembali membuka kasus ini demi keadilan putri kalian, Tuan dan Nyonya bisa segara menghubungi kami." Kata Azka kemudian lalu menarik Alice dari dalam rumah tersebut.

Sesampainya di teras, Alice lalu menghempaskan tangan lelaki tersebut dengan kesalnya. "Tuan Azka, dalam 4 hari saya sudah kehilangan pekerjaan, nama baik dan reputasi saya hancur hanya karena kasus ini. Dan sekarang anda ingin menghentikan saya sampai disini? Hah, apa yang anda pikirkan tuan Azka, jika kasus ini tidak dibuka kembali, maka semua akan sia-sia saja." Kata wanita itu dengan kesalnya sambil mendorong tubuh Azka. Mata Alice melotot dan memerah, dia sungguh terlihat sangat marah.

Disaat yang bersamaan datang seorang pria tampan dengan berpakaian rapi dan menggunakan kaca mata. Pria itu lalu menyapa mereka bertiga dengan senyum manis dan kata "Hallo" lalu kemudian masuk ke dalam rumah itu.

Alice, Azka dan Ronald akan beranjak dari sana, seketika pintu rumah dibuka dan terdengar suara kasar seorang wanita yang adalah ibu dari Caroline "Pergi kamu dari sini, sudah cukup kami kehilangan Caroline kami, jangan ganggu kehidupan kami lagi. Kalau saja Putri kami tidak mengenal anda, mungkin semua ini takan terjadi padanya."    Terlihat ibu Caroline mendorong lelaki muda itu hingga terjatuh, lelaki itu tidak putus asa, dia kemudian merangkak meraih kaki wanita itu lalu memohon dan menangis, sambil berkata "Maafkan aku, ibu". Wanita itu tidak memperdulikannya, ditendangnya tangan lelaki itu kemudian masuk kedalam rumah dan membanting pintu lalu menguncinya. Mereka bertiga hanya tertegun melihat kejadian itu.

Pria itu lalu bangkit dan akan beranjak pergi, namun saat akan pergi tangan Azka dengan cepatnya menahan lengan pria itu sembari berkata "Hallo Tuan, boleh kami tahu siapakah anda?" sambil tersenyum. Pria itu lalu membalas senyum Azka dan memberikan tangannya untuk bersalaman "Perkenalkan, saya Richard Markroverd. Saya anak pemilik agensi Markroverd Stylish, tempat mendiang Caroline Williams dulu bekerja".

...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Beautiful Doctor VS The Cyber Police   Bab 28 Antara Alice, Ronald dan Azka

    "Kau sudah minum terlalu banyak!! Ada apa denganmu sebenarnya?" Tanya seorang lelaki pada temannya yang kini tampak sudah mabok berat."Sekali lagi, George." Jawab lelaki itu sambil menuangkan kembali wiski dalam gelas minumnya."Ronald, ceritakan padaku apa yang sebenarnya terjadi padamu!?" Perintah lelaki yang bernama George tersebut.George dan Ronald keduanya sedang berada di sebuah Bar pinggiran kota Grazia, sepulang dari Panti Asuhan tadi Ronald lalu berkunjung ke rumah George dan mengajaknya untuk pergi menghirup udara segar di pantai, namun saat tiba di pantai Ronald lalu berubah pikiran dan memutar kemudi motor lalu akhirnya tibalah mereka di tempat ini. Keduanya selain sama-sama menjadi partner pada divisi Cyber Police, mereka berdua juga merupakan teman yang cukup dekat, tamat dari SMU yang sama dan mendapatkan peluang untuk bersama lolos menjadi seorang polisi muda. Ini merupakan tahun ketiga mereka bekerja sebagai seorang polisi."Ap

  • Beautiful Doctor VS The Cyber Police   Bab 27 Kekesalan Alice

    Setelah berpamitan pada April, Alice lalu bergegas keluar dari Panti Asuhan itu dan menunggu di depan Halte yang berada tepat di depan Panti Asuhan itu. Tatapannya terpaku pada ponsel yang kini dipegangnya itu, pada layar ponsel tersebut terpampang panggilan untuk 'My Ronald'. Alice sudah berusaha menghubungi nomor itu berulang kali, namun tidak ada jawaban dari nomor yang di hubungi tersebut. Alice kemudian mengirim pesan singkat kepada kekasihnya tersebut."Sayang kamu dimana? Aku sudah selesai menemui April. Kamu jadi jemput nggak? Aku tunggu 5 menit ya di halte depan Panti Asuhan. Kalau kamu belum datang aku naik taksi aja. Okey!! Aku langsung ke rumah sakit ya, sekalian liat keadaan ayahnya April."Lelaki itu, menatap hampa pesan singkat yang dikirimkan oleh kekasihnya itu, ia sama sekali tak berniat untuk membalasnya. Ia hanya menarik napas dalam, lalu memasukan kembali ponselnya pada saku jaket yang dikenakannya."Kenapa pesannya tidak dibalas?"

  • Beautiful Doctor VS The Cyber Police   Bab 26 Anugerah Terindah

    Begitu banyak hal di dunia ini yang akan menjadi pelajaran berharga dalam hidup kita, entah itu pelajaran yang menyedihkan, membahagiakan ataukah sebuah pelajaran yang memberikan kita keberanian untuk bertanggung jawab dan menjadi peduli dengan hal-hal yang ada di sekeliling kita.Dari hal yang kecil hingga hal yang besar, setiap kita diberikan kewenangan dari Yang Maha Kuasa untuk menerima itu sebagai sebuah anugrah atau itu sebagai sebuah kutukan.Suasana di pagi ini cukup membuat seorang wanita yang tampak cantik berseri dengan balutan t-shirt berwarana pink bertuliskan kata 'SMILE' dengan celana jeans biru dan sneaker berwarna sama dengan bajunya itu untuk bersemangat meladeni gadis kecil itu bermain."Hahahaha,, ayo coba kejar aku kak..." terdengar suara dari seorang gadis kecil yang tampak sangat gembira."Lha, mana bisa Kakak kejar kesana sayang. Kan badan kakak besar, gak bisa masuk kesana sayang." Jawab seorang wanita yang tak kalah cerianya.G

  • Beautiful Doctor VS The Cyber Police   Bab 25 Makan Malam Harmonis

    Malam ini Alice dan Viona sengaja mengosongkan jadwad mereka untuk melakukan kegiatan apapun karena mereka akan bersiap untuk menghadiri acara makan malam yang diadakan oleh keluarga Williams. Alice tampak elegan dengan balutan mini dress berwana hijau toska, rambutnya yang lurus sebahu dibiarkannya tergerai indah, setelah menyelesaikan make-upnya yang natural, gadis itu lalu mengambil tas jinjing yang senada dengan bajunya lalu memasukan ponsel dan dompetnya ke dalam tas itu. Viona pun tak kalah cantiknya, ia mengenakan mini dress berwarna coklat bata, rambutnya yang lebih panjang dari Alice digulungnya kemudian pada gulungan rambutnya ia menusuknya dengan tusuk konde yang membuat rambut wanita itu rapih bagai disanggul, kacamata yang biasanya ia kenakan kini ia lepas dan menggantinya dengan softlens berwana coklat yang senada dengan baju yang dikenakannya. Mereka berdua tampak sempurna dalam penampilan yang seperti ini."Bebh, sudah siap?" Tanya Alice yang saat ini telah ber

  • Beautiful Doctor VS The Cyber Police   Bab 24 Akhir Kisah dari Caroline Williams

    Gerald memarkirkan mobilnya di pekarangan sebuah taman yang tampak begitu indah. Ia memperhatikan wanita yang ada di bangku belakang yang terkulai lemah dan tak berdaya. Gerald lalu memutar musik dan menikmati alunan musik itu sambil menunggu wanita itu terbangun dari pingsannya. Sekitar 10 menit kemudian terdengar pergerakan di bangku belakang, Gerald membalikan tubuhnya melihat ke arah wanita itu yang mengeliatkan tubuhnya, mengucak matanya dan berusaha untuk bangun. Wanita itu lalu berusaha membangunkan sendiri tubuhnya dengan sedikit susah payah, sambil memegangi kepalanya yang sepertinya terasa pusing karena pengaruh obat bius yang sempat diciumnya tadi."Hallo dokter Alice.." Sapa lelaki itu tenang.Alice yang sadar bahwa dirinya sedang berada di dalam mobil milik pria yang menculiknya itu dengan segera berusaha membuka pintu mobil itu, namun sepertinya usahanya sia-sia karena pintu mobil itu masih juga terkunci."Tolong!!" Teriak Alice sambil memukul-mukul k

  • Beautiful Doctor VS The Cyber Police   Bab 23 Sebuah Benda Kecil

    Ibu Caroline membuka pintu rumah dan mendapati Alice telah berdiri di depan rumah tua milik keluarga Williams tersebut."Hallo ibu, apa kabar?" Sapa Alice pada wanita tua itu dengan senyum termanisnya. Ibu Caroline membalas senyum dokter cantik itu, lalu mempersilahkannya masuk ke dalam rumah.Alice dan wanita tua itu duduk bersebelahan pada sofa diruang tamu."Ibu..." Panggil Alice dengan hangat memulai pembicaraan dengan ibu Caroline."Aku sudah melihat isi dari flashdisk ini." Kata Alice selanjutnya sambil memperhatikan benda kecil berwarna hitam itu."Apa isi dari benda kecil itu? Aku tidak pernah mengetahuinya dan tidak pernah aku berikan pada siapapun. Baru anda yang tahu tentang benda kecil itu, dokter." Kata wanita itu."Dalam flashdisk ini Caroline merekam pembicaraan kedua orang yang tidak aku kenali Bu, kedua orang itu melakukan kejahatan dengan memperjual-belikan gadis-gadis muda dibawah umur untuk dijadikan pelacur." Kata Alice menjel

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status