Satu minggu berlalu setelah kematian ibu Ilyin. Seperti yang ditakutkan oleh Kallion, Ilyin benar-benar tidak memiliki semangat untuk hidup lagi.Saat ini Ilyin sudah tidak dirawat di rumah sakit lagi, tapi ada infus yang terhubung ke tubuhnya karena Ilyin menolak untuk makan.Berat badan Ilyin telah menyusut banyak. Tekanan batin, rasa kehilangan dan tidak memakan apapun membuat Ilyin tampak semakin menyedihkan.Setiap kali Erina menyiapkan makanan untuk Ilyin, wanita itu tidak pernah memberikan respon. Jangankan makan, dia bahkan tidak mengeluarkan sedikitpun suara. Ilyin terjebak dalam kurungan kesedihan yang membuatnya depresi.Kesabaran Kallion sangat terbatas, melihat Ilyin yang seperti ini membuatnya geram. Namun, tidak ada yang bisa dia lakukan pada Ilyin karena dia tahu wanita itu sudah tidak memiliki semangat untuk hidup lagi."Sampai kapan kau akan menolak untuk makan!" Kallion berdiri di tepi ranjang, menatap Ilyin yang saat ini
"Nona Reene?" Erina sedikit terkejut melihat Reene masuk ke dalam kamar Kallion."Aku datang untuk melihat pelacur mana yang dibawa oleh calon suamiku ke kediamannya." Reene memiringkan wajahnya, dia melihat sosok Ilyin yang menyedihkan. Reene berdecak, tatapannya sangat sinis."Nona, Tuan Kallion tidak akan senang jika dia tahu Anda masuk ke kamarnya tanpa izin seperti ini."Sebuah tamparan keras mendarat di wajah Erina. "Lancang!" Reene marah. "Siapa kau berani bicara seperti itu padaku!"Erina hanya bisa menundukan kepalanya. Statusnya dan Reene memang tidak akan bisa dibandingkan. Dia hanyalah penjaga bayangan sementara Reene adalah calon istri tuannya."Keluar dari sini!""Tuan memerintahkan saya untuk menjaga Nona Ilyin, saya tidak bisa melanggar perintah Tuan.""Kenapa? Apakah kau takut aku menyakiti pelacur ini?""Nona, saya hanya menjalankan perintah."Reene mencekik leher Erina dengan kuat hingga wajah Erina memerah. "Aku benar-benar membenci bawahan
"Apa yang kau lakukan di sini?" Kallion menatap Reene tidak senang. Dia dan Reene telah mengenal sejak mereka masih kecil, tapi Kallion tidak pernah bisa bersikap hangat pada Reene. Dia hanya membiarkan Reene berada di sekelilingnya karena persahabatan orangtua mereka. Sikapnya yang penyendiri sejak masih kecil selalu membuatnya sulit untuk dekat dengan orang lain, terutama wanita.Ditambah sejak kecil Kallion sudah menanamkan pikiran bahwa anak perempuan adalah yang paling merepotkan. Dia sering melihat anak perempuan menangis dengan sangat mudahnya, dan itu benar-benar menyebalkan di matanya."Aku mendengar kau kembali hari ini dan membawa seorang pelacur bersamamu. Aku datang untuk melihat seperti apa pelacur itu. Ternyata bukan orang asing." Reene terbiasa mendapatkan apa yang dia inginkan, oleh sebab itu dia selalu menunjukan wajah aslinya di depan orang lain. Dia tidak akan bermain sandiwara, jika dia suka maka dia akan mengatakannya, jika tidak maka dia akan menyuarakannya deng
Tidak ada malam pertama antara Kallion dan Ilyin. Meski sebelumnya Kallion menyebutkan tentang perayaan dengan Ilyin, tapi dia tidak menyentuh wanita itu sama sekali.Tubuh Ilyin terlalu lemah untuk menerima siksaan darinya. Kallion tahu seperti apa dirinya ketika dia menyentuh Ilyin, tidak terkendali.Malam pertama yang seharusnya dihabiskan Kallion dengan Ilyin malah dihabiskan pria itu dengan melatih bawahannya secara langsung. Latihan malam itu menjadi mimpi buruk untuk para tentara Hiddenca.Keesokan paginya Kallion baru kembali ke kediamannya. Pria itu telah menyalurkan emosinya yang mengerikan semalam, tapi saat ini suasana hatinya kembali menjadi buruk. Setiap kali dia akan melihat Ilyin yang seperti mayat hidup dia hanya ingin membunuh seseorang tanpa menggunakan senjata.Kallion ingin membuat Ilyin hidup di neraka, tapi saat ini Ilyin bahkan tidak peduli dengan rasa sakit sama sekali. Entah sampai kapan wanita itu akan mogok makan."Di mana Nyonya?" Kallion bertanya pada kep
Suasana di ruang makan hening, sesekali Kallion melihat ke Ilyin yang makan dengan tenang. Wanita itu tidak berulah sama sekali. Bahkan saat ini makanan di piringnya sudah hampir habis.Kallion sedikit tidak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini. Apakah Ilyin sudah bosan menyiksa dirinya sendiri? Atau wanita itu sedang memainkan trik saat ini?"Sepertinya malam ini kau memiliki selera makan yang cukup baik." Kallion akhirnya bicara. Dia ingin tahu apa yang ada di kepala kecil Ilyin saat ini.Kedua tangan Ilyin yang memegang sendok dan garpu berhenti bergerak. Wanita itu mengalihkan pandangannya pada wajah dingin Kallion. "Aku memerlukan tenaga untuk melarikan diri dari tempat ini.""Ilyin Summer!" Tatapan Kallion menajam, jika saja tatapannya bisa membunuh maka Ilyin pasti sudah tewas sekarang.Ilyin tertawa kecil. "Aku hanya bercanda. Aku sudah selesai makan." Wanita itu berdiri dari tempat duduknya hendak pergi.Selera makan Kallion lenyap seketika. Beberapa pelayan yang berbar
Seorang pria sedang menatap berkas berisi biodata yang ada di tangannya. Dia melepaskan foto yang juga terlampir di sana, memperhatikan foto Ilyin dengan seksama."Dia memang mirip dengan Ayah." Pria itu kembali bersuara. Seseorang yang berdiri di sebelahnya hanya diam mendengarkan ucapan sang majikan."Di mana dia sekarang? Aku ingin bertemu dengannya.""Nona Ilyin tidak berada di negara ini, Tuan. Setelah kematian Nyonya Olivia, Nona Ilyin dibawa pergi oleh Tuan Kallion Heinrich, mantan kekasih Nona Ilyin ketika bersekolah di Washington.""Kallion Heinrich?""Benar, Tuan. Kallion Heinrich pemimpin Hiddenca.""Saudariku ternyata berurusan dengan orang yang berbahaya." Pria itu mengetukan jari telunjuknya di meja. Dia dan Kallion tidak saling bersinggungan, tapi dia cukup mengenal nama Kallion, pemimpin sebuah kelompok besar yang tidak bisa disentuh oleh hukum karena terlalu banyak yang melindungi pria itu.Dia dan Kallion sama-sama memimpin sebuah kelompok yang besar. Perbedaannya ha
"Apa yang dikatakan oleh Bibi Rachel pada Ilyin?" Kallion menatap Erina yang saat ini berdiri di depan meja kerjanya.Setelah selesai makan malam, pria itu pergi ke ruang kerjanya. Dia ingin tahu apa maksud kedatangan ibu tirinya ke kediamannya.Erina memiliki ingatan yang sangat tajam, jadi dia bisa mengingat detail percakapan antara Rachel dan Ilyin dengan sangat baik.Wanita itu mulai bersuara, percakapan dimulai dari Rachel yang menyapa Ilyin.Awal dari pecakapan itu membuat kening Kallion berkerut. Lama tidak bertemu? Seingatnya Ilyin dan ibu tirinya tidak pernah bertemu. Atau mungkin dia saja yang tidak tahu bahwa keduanya pernah bertemu.Kata-kata selanjutnya membuat Kallion semakin berpikir. Dari kalimat yang diucapkan oleh ibu tirinya mengenai Ilyin yang memiliki cukup keberanian untuk mendekati dirinya lagi, itu sudah jelas merupakan sebuah ketidaksenangan.Apakah mungkin di masa lalu ibu tirinya pernah mengancam Ilyin?Kalimat lain yang diucapkan oleh Erina membuat pertanya
"Aku minta maaf karena telah memperlakukanmu dengan buruk tanpa aku tahu bahwa kau juga korban." Kallion memperjelas permintaan maafnya."Aku tidak pantas menerima permintaan maaf dari seorang Kallion Heinrich."Kallion tahu bahwa tidak akan mudah bagi Ilyin untuk memaafkannya. Dia telah mempermalukan, menginjak-injak harga diri Ilyin dan dia juga telah membuat Ilyin sangat kesulitan."Apakah kau menyalahkanku atas kematian Ibumu?""Kematian ibuku tidak ada hubungannya denganmu. Dia telah mencoba untuk mengakhiri hidupnya sendiri berkali-kali sebelum ini." Ilyin mengatakan yang sesuatu yang berlawanan dengan isi hatinya. Batinnya saat ini berteriak menyalahkan Kallion, tapi dia menahan dirinya. Akan ada waktunya untuk meluapkan semua yang telah dia pendam saat ini.Meski Ilyin berkata tidak menyalahkannya, tapi Kallion masih tetap merasa bersalah. Dia telah menyulitkan Ilyin ketika wanitanya itu ingin menyelamatkan nyawa ibunya yang diambang kematian.Namun, tidak ada gunanya semua ra