Pagi hari, sekolah dibuat heboh dengan kedatangan Nevan dengan keadaan babak belur. Belum lagi, Edgar yang datang setelah sepuluh menit Nevan berada di parkiran sekolah dengan banyaknya orang tengah mengerumuninya. Bahkan Nevan yang meminta mereka untuk minggir dan meninggalkan Nevan, tak ada satu orang pun yang bergerak pergi. Kecuali ada banyak sekali mata yang penasaran dengan wajah Nevan yang babak belur. "Edgar dateng babak belur. Nevan juga babak belur, apa mereka habis berantem gara-gara Chrissy ya?" Pertanyaan itu membuat Nevan menatap dua perempuan yang suka sekali mencari berita di sekolah. Ya, mereka salah satu akun gosip salah satu disekolah. Radio sekolah selalu berbunyi ketika istirahat. Selain menceritakan berita gosip tentang sekolah ini, mereka juga suka sekali mengirim pesan, menyatakan perasaan lewat lagu yang mereka inginkan. Dan kali ini sudah dipastikan kalau Nevan akan masuk berita sekolah dengan Edgar. Mendorong banyak anak untuk lewat. Akhirnya Nevan pun bi
Melihat laki-laki yang ada di depan matanya, Amel langsung berlari dan menghambur ke pelukannya. "Sayang … aku kembali." ucapnya dengan nada yang begitu manja. Nevan. Langsung menepis tangan itu dan membalik badannya, menatap Amel yang terlihat sangat gembira ketika tahu jika sekolah yang dia datangi ada Nevan dan juga Chrissy. "Gue tau lo balik." Jawaban cetus Nevan malah membuat Amel mengerucutkan bibirnya. "Harusnya kan kamu senang aku kembali. Ingat ya, dulu–" "Itu dulu, waktu lo masih sakit. Sekarang lo udah kembali dalam keadaan sehat, berarti semuanya sudah selesai." Nevan langsung pergi, tanpa mendengar jawaban apa yang akan Amel katakan. Dia kebingungan, ketika mendapati Chrissy tak lagi ada di sekolah. Perempuan itu pergi entah kemana, bahkan ketika melihat semua pintu sekolah ini tak ada satupun pintu yang terbuka. Apa mungkin dia memanjat dinding setinggi ini?Mengelilingi sekolah dengan rasa lelah, akhirnya dia pun memutuskan untuk duduk di pinggiran lapangan volly.
Hmm, akhirnya Chrissy pun berangkat ke acara ulang tahun temannya dulu bersama dengan Nevan. Disini, dia bisa melihat Lena yang juga ikut datang sambil berbicara panjang lebar dengan ibu teman Chrissy. Tujuan dia datang kesini hanya untuk temannya, meskipun dia harus mengabaikan panggilan Lena.Perempuan itu langsung menghampiri temanya dan memeluknya. "Happy birthday." ucapnya.Nia melepas pelukan itu dan menatap Chrissy dengan mata yang berkaca-kaca. "Gue pikir lo gak akan datang." Mana mungkin Chrissy tidak datang. Tahun lalu ketika Chrissy ulang tahun, Nia adalah orang pertama yang memberikan Chrissy kejutan. Jarak dari ulang tahun Chrissy dan juga Nia tidak begitu jauh. Hanya berjarak dua bulan setelah ulang tahun Nia adalah ulang tahun Chrissy. Tanggalnya pun beda satu angka. Memberikan paper bag mini yang dia bawa. Nia lebih penasaran dengan laki-laki yang ada di samping Chrissy. Laki-laki yang bahkan tangannya saja tidak pernah lepas dari pinggang Chrissy sedikitpun. Bahkan
“Dasar sinting!!” umpat Chrissy.Mata Nevan mendelik, dia pun langsung merubah posisi duduknya, yang awalnya di bawah dan menyandarkan kepalanya di bagian perut Chrissy. Sekarang dia lebih memilih duduk di kursi di samping Chrissy tiduran. “Lo yang ngajak nikah ya, sekarang giliran gue iya.in lo nggak berani.”Masalahnya itu hanya bercanda, mana mungkin dia akan menikah sungguhan dengan Nevan. Ingat ya, mereka itu baru saja mau tujuh belas tahun, apalagi Chrissy yang masih dua bulan lagi dia akan ulang tahun. Dan sekarang Nevan malah mengajak Chrissy menikah? Selain makan batu, Chrissy akan membuatkan sup rumput depan rumah setiap harinya. Dia pikir nikah itu gampang? Tidak!! Memang sih nikahnya saja yang mudah, yang sulit itu adalah setelah menikah, memiliki banyak sekali tanggung jawab. Chrissy yang tidak tahu apapun tentang pernikahan, mungkin akan mati muda dengan pernikahannya dengan Nevan. “Kalau iya, ayo nikah besok!!” kata NevanMata Chrissy mendelik sempurna, dia pun memukul
Chrissy menatap Candra dengan tatapan bingung. Saudara? Jika memang saudara, susah dipastikan Nevan akan mengatakan hal itu pada Chrissy. Setidaknya, dia bercerita silsilah keluarga lain yang Chrissy belum tahu. Apalagi dulu, Chrissy juga sudah pernah bertemu dengan tante Lisa dan juga ayah Nevan. Mana mungkin Chrissy tidak tahu tentang saudara Nevan yang lainnya.Mendengar hal itu, Candra pun tertawa. Dia menatap Nevan yang rahangnya sudah mengeras. Menandakan jika dia tengah marah, bahkan ketika Candra mengatakan sesuatu sudah dipastikan Nevan akan menerkam dirinya layaknya singa liat. "Hah … jangan bahas itu lagi!! Lo gak akan percaya dengan semua ini, yang penting kita kayaknya enak kali ya kalau ada acara masak di rumah ini. Mumpung gue lagi laper banget lagi." ucap Candra mengalihkan pembicaraan. "Mau lo itu sebenarnya apa sih!! Gue nggak ngundang lo datang kesini, bahkan kalau ada acara gue juga ogah ada lo disini." jawab Nevan kesal."Tapi gue udah terlanjur datang. Masa lo
Lebih tepatnya jam sebelas malam. Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing. Meskipun Chrissy sempat menawarkan pada mereka semua untuk mengingat di rumahnya. Meskipun rumah ini tidak terlalu luas, sejujurnya masih ada banyak sekali ruang kosong yang bisa digunakan. Hanya saja Nevan mengunci semua itu, dengan alasan kunci hilang. Dan mau tidak mau, mereka pun pulang ke rumah mereka masing-masing. Dimana Auristella yang pulang di antar oleh Marvin, dengan harapan jika Marvin benar-benar tidak membelokkan Auristella ke sebuah hotel atau penginapan. Atau mungkin ke sebuah apartemen milik kakaknya dulu yang sudah lama sekali tidak pernah ditempati, setelah menikah. Begitu juga dengan Bobby yang pulang harus mengantar Belinda, perempuan lemot yang dimana kadang menguras kesabaran Bobby. Sedangkan Candra, dia mengantarkan Amel pulang ke rumahnya yang entah ada dimana. Chrissy juga tidak peduli dan tidak ingin tahu rumah mereka. Chrissy mencuci mukanya lebih dulu sebelu
Leonardo duduk dengan senang di depan cermin. Sesekali menyemprotkan parfum di pakaian mahalnya. Melonggarkan dasinya dengan pelan, pria tua itu memilih untuk meninggalkan cermin mahalnya. "Sepertinya, kamu lagi senang sayang … " kata seorang wanita sambil memeluk punggung pria itu.Leonardo tertawa, dia pun melepas pelukannya dan menghadap wanita itu. Menarik pinggang wanita itu dan mengusapnya dengan lembut. "Aku baru saja memenangkan tender besar. Makanya aku lagi senang." "Wow … " wanita itu menepuk dada Leonardo pelan. "Selamat sayang." Leonardo mengangguk, dia mengundang wanitanya untuk makan malam bersama nanti malam. Tapi, sayangnya dia harus keluar kota lebih dulu untuk mengurus beberapa bisnis yang akan dia kerjakan. Dia juga sudah menyiapkan beberapa hadiah untuk wanitanya, agar terlihat sempurna nanti malam. Bahkan wanita itu juga bisa menghabiskan waktu untuk merawat diri atau melakukan apapun yang dia inginkan.Wanita itu tersenyum, mengecup pipi Leonardo dengan mesra
Chrissy membuka matanya perlahan. Hal pertama yang dia lihat adalah banyaknya orang tengah duduk melingkar di ujung sambil berteriak kencang. Bermain kartu dan juga didampingi minuman alkohol? Untuk membuat mereka tidak curiga, Chrissy kembali menutup matanya, pandangannya masih buram dan dia tidak bisa melihat secara jelas. Lehernya juga masih terasa sakit akibat suntikan yang dia rasakan tadi. Setidaknya mereka tidak tahu jika Chrissy sudah sadar dari pingsannya yang lumayan lama. Dalam hati Chrissy meminta maaf, sudah dipastikan kalau Nevan akan mencarinya dan panik ketika tahu, kalau Chrissy tidak pulang hari ini. “Itu cewek kenapa gak bangun ya? Apa mungkin dia mati?” kata salah satu diantara orang itu yang masih bisa Chrissy dengar.“Mana mungkin sih, paling bos terlalu tinggi ngasih dosis.”Bos? Bos siapa yang mereka maksud? Apa mungkin bos yang mereka maksud itu Amel? Kalau Chrissy lupa. perlu diingatkan jika dia ada di sini karena Amel, karena suntikan perempuan itu membuat