Home / Romansa / Behind The Beast / I. Spring Has Sprung

Share

I. Spring Has Sprung

Author: Lady_Andrea
last update Last Updated: 2021-03-26 17:35:12

Setelah libur musim dingin selama kurang lebih satu bulan, semester musim semi pun dimulai.

Pada dasarnya, cuaca di New York masih dalam keadaan musim dingin. Salju masih ada dimana-mana dan temperatur masih minus di bawah nol derajat celcius.

Namun, rerumputan yang tadinya gundul dan kering, sebagian sudah berubah menghijau, bunga-bunga dengan aneka warna bermekaran, dan pepohonan sudah mulai berdaun kembali.

Sungguh pemandangan yang menghangatkan hati, tetapi perasaan senang dan gembira itu berubah menjadi kekesalan untuk seorang Vander.

Ya, laki-laki bertubuh besar dengan balutan jaket tebal disertai bingkaian kaca mata petak di wajahnya, juga rambut klimis yang disisir rapi ke belakang itu sedang mendapati kesialannya pagi ini.

Bagaimana tidak? Di hari pertamanya menginjak semester baru, ia malah kesiangan dan akhirnya harus ketinggalan metro ke Manhattan.

Menunggu jadwal metro berikutnya akan memakan waktu, dan sudah dipastikan ia ketinggalan kelas paginya hari ini.

"Oh, shit!"

Vander membungkuk dengan kedua tangan di lutut— mengatur napasnya yang terengah-engah karena habis berlari sepanjang jalan. Mukanya memerah karena darah dalam tubuhnya memanas akibat lari maraton yang dilakukan tadi dan juga karena suhu udara yang sangat dingin.

Ia mengembuskan napasnya berat, membuat uap dari mulutnya mengepul ke udara. Saat melihat jam ditangannya, hari sudah mulai siang. Vander hanya bisa memejamkan matanya menahan segala kesal.

Salahkan ibunya yang tak mengizinkannya untuk tinggal di asrama atau di tempatnya bekerja saja. Kenyataannya ia harus bolak-balik Brooklyn - Manhattan hanya untuk ke kampus. Hal itu sungguh menghabiskan waktu dan tenaga. Sungguh tiga tahun yang melelahkan.

Memang jarak antara kedua kota sangat dekat. Hanya menyeberangi sungai East melalui jembatan penghubung. Namun, akan menjadi masalah bila Vander mendapat kelas pagi. Ia sangat susah sekali terjaga karena di waktu fajar dirinya baru saja terlelap. Alhasil itu akan mengakibatkan pada kesialan demi kesialan yang beruntun. Terlebih Vander juga bekerja sebagai montir di bengkel ayahnya yang tak jauh dari universitasnya.

Ya, Vander adalah seorang mahasiswa di sebuah universitas swasta terkemuka, yaitu New York University atau biasa disebut NYU. Letak kampusnya di wilayah bagian Manhattan, dekat dengan Washington Square Park.

Ia memilih jurusan bisnis dan tahun ini adalah tahun terakhirnya di sana. Vander ingin semuaya berjalan lancar dan lulus tepat waktu, karena sudah tak betah lagi menjadi mahasiswa lantaran usianya yang akan menginjak angka dua puluh lima tahun ini.

Katakanlah Vander merasa malu karena masih menjadi mahasiswa, padahal usia segitu adalah masa-masa produktif seorang pria bekerja.

Selama tiga tahun Vander bersabar untuk tidak mengeluh soal kendaraan. Jujur saja kalau selama ini dirinya sangat kewalahan untuk berkejar-kejaran dengan bus atau metro.

Ia juga tidak suka dengan transportasi umum, karena terlalu banyak orang disekitar yang selalu melihatnya. Seolah dirinya adalah makhluk asing dari planet lain.

Lantas di sinilah Vander sekarang berada. Di tempat yang paling tidak ia sukai.

Stasiun.

Setelah mengembalikan staminanya, Vander bergegas keluar dari stasiun kereta menuju area publik. Matanya nyalang mencari taksi diantara kerumunan. Walaupun nanti harga yang harus ditebusnya dua kali lipat dari metro, itu tak masalah karena setengah jam lagi kelasnya akan di mulai.

Tak mudah mencari taksi kosong di jam sibuk. Matanya harus cukup jeli dan gerakkannya harus sigap sebelum orang lain merebut transportasinya.

Tak lama akhirnya mata Vander menemukan apa yang dicarinya. Tak jauh, hanya berjarak sepuluh meter darinya. Sebuah taksi berwarna kuning di ujung jalan, baru saja menurunkan penumpang seorang wanita tua yang keluar dengan menggunakan tongkat.

Terang saja insting berburu Vander keluar. Jiwa pemangsanya meronta untuk segera menerkam mangsa. Tanpa berpikir panjang lagi, segera ia berlari dengan langkah besar untuk mencapai taksi buruannya. Tanpa memedulikan orang lain yang terkena tubrukannya yang keras.

Sebelum sang wanita tua menutup pintu, tangan Vander lebih dulu menangkap daun pintu itu tersebut. Sehingga membuat si tua baya terkejut, apalagi dengan kehadiran tubuh besar Vander yang menjulang.

"Oh, Tuhan! Kau membuatku terkejut, Anak muda!" pekik sang wanita tua dengan suara gemetarnya, sambil memindai retinanya ke tubuh hulk Vander.

"Maaf, Nyonya. Saya sangat terburu-buru." Seraya menuntun sang wanita tua ke atas trotoar dengan gerakan cepat.

"Oh, kau anak yang manis. Terima kasih, Anak muda. Tidak disangka masih ada orang yang berbaik hati dengan manusia renta sepertiku."

Sang wanita tua itu tersenyum sambil mengusap lengan Vander yang sejajar dengan wajahnya. Vander hanya balas dengan dehaman sebagai jawaban dan kemudian berbalik untuk masuk.

Namun, lagi-lagi gangguan itu datang. Bukan dari sang wanita tua tadi pastinya, melainkan seorang wanita muda yang seenak jidatnya langsung menunduk dan ingin masuk ke dalam taksi bidikannya. Lantas dengan kasar Vander menarik lengan wanita muda itu. Mengakibatkan tubuh mereka bertubrukan keras.

"Hey! Apa yang kau lakukan?" protes suara feminim itu dengan wajah mendongak ke atas melihat muka Vander. Sedangkan yang ditatap bersikap abai tanpa melihat sama sekali. Hanya melihat sekilas sampai batas kepala sang wanita yang di atasnya terdapat tanduk yang bercahaya merah layaknya setan.

Apakah ini hari perayaan hallowen?

Vander melepas cekalannya, kemudian mendorong jidat wanita itu dengan telunjuknya. "Jangan seenaknya merebut hak milik orang lain!" Kemudian berlalu dan memasuki taksi. Sekali lagi, tanpa melihat wajah wanita bersuara seksi itu.

"Ke seberang (Manhatan), Sir!" perintah Vander ke sang supir. Setelahnya ia melepas ransel miliknya dan duduk dengan nyaman. Akhirnya ia bisa tenang.

Sang supir pun mengangguk mengerti, lalu mulai memasukkan gigi mobilnya dan siap menginjak pedal gas. Tak menyangka, tiba-tiba pintu yang dimasuki Vander kembali terbuka, dan menampilkan sosok wanita muda itu tadi. Membuat sang supir tak jadi melajukan taksinya.

Vander juga terkejut. Matanya membulat sempurna dikala melihat wajah pesaingnya yang sepertinya tak asing, tetapi rupanya sangat cantik ketika diperhatikan lebih. Vander tak memyadari itu sebelumnya. 

Ia tak menyangka wanita bertanduk itu memilik wajah malaikat; sangat cantik dengan rahang indah membingkai wajahnya, bibir tipis yang menggoda, juga lekukan alis yang dramatis. Jangan lupakan bulu mata lentiknya disertai kedua onyx yang kelam. Sama seperti miliknya dan serasi.

"K- kau ...." Vander  tak bisa melanjutkan lagi kata-katanya.

"Geser!" perintah si setan cantik itu cepat.

"A- apa?!"

"Kubilang .... Ge-Ser!" ucap wanita itu lagi dengan penuh penekanan.

Vander hanya diam sambil mengerjapakan matanya berkali-kali lantaran bingung, sedangkan sang wanita sudah tak sabar dan akhirnya memaksa masuk dengan mendorong serta menggeser tubuh Vander hingga pria itu terjungkal ke sudut jok.

Setelah masuk, wanita itu berbisik kepada sang supir yang sayangnya juga terdengar oleh Vander. Claytone Building sepertinya adalah tempat tujuanya. Sambil terkikik dan kemudian menghempaskan tubuhnya ke jok di samping Vander, si wanita hallowen berubah menjadi seperti orang tak lagi waras. Sedangkan sang supir terkejut bukan main atas aksi penumpang perempuannya itu, dan cukup membuat darahnya berdesir lantaran suara seksi di telinganya barusan.

Pandangan sayu wanita itu beralih ke arah Vander. Dengan mengejutkan ia menarik lengan menganggur Vander dan segera menyenderkan kepalanya untuk ia tiduri dengan nyaman.

Vander hanya bisa terdiam melihat kelakuan ajaib tersebut. Ia bahkan tak sempat protes bagaimana wanita itu menyentuhnya, padahal sebelumnya ia sangat anti sekali berhubungan dengan wanita. Hebatnya kini ada sosok asing yang tiba-tiba memperlakukan seenaknya seperti itu. Namun, apakah ia hanya tinggal diam saja?

Begitu sadar dengan kebodohannya. Vander lantas mendorong kepala wanita itu menjauh hingga tak sengaja membentur dengan kaca jendela samping.

"Hey, Kid, jangan memperlakukan wanita dengan kasar! Apalagi ia sedang mabuk."

Alis Vander naik sebelah. Hidungnya sedikit mengendus merasakan udara sekitarnya. Benar. Ada bau alkohol yang menyengat. Pasti wanita itu menghabiskan banyak botol dalam satu malam.

Bau minuman keras itu sangat kuat. Ia yakin kalau wanita di sampingnya itu mabuk berat. Buktinya wanita itu tidak mengeluh sakit sama sekali saat kepalanya terbentur tadi. Malahan ia melanjutkan tidurnya kembali. Dasar sinting!

Vander hanya menggelengkan kepalanya tak habis pikir, lalu mengatur posisinya kembali di samping wanita mabuk itu sambil mendekap ranselnya erat. Sedangkan taksi sudah bergerak laju.

Sial! Ia harus satu taksi dengan orang mabuk. Tak mungkin ia mencari taksi lain. Itu akan sangat merepotkan. Lagipula taksi ini ia yang mendapatkannya lebih dulu. Vander memaksa si supir untuk mengantarnya pertama setelahnya terserah. Ia tak mau tahu akan wanita mabuk itu. Pasti menyusahkan!

Setelah sepuluh menit dalam perjalanan, kini taksi yang dinaiki Vander tengah melintasi jembatan penghubung. Ia melihat pemandangan indah sungai melalui jendela, akan tetapi fokusnya terbagi.

Ia bukannya lagi melihat ke perairan melainkan bayangan wanita mabuk tadi yang sedang tertidur pulas dengan posisi meringkuk bersandar pada pintu taksi.

Ada debaran yang hebat dalam dadanya, dan juga .... Amarah.

Vander baru sadar, wanita itu juga tidak mengenakan jaket atau coat sama sekali. Hanya memakai gaun pendek yang ketat juga high heels dikakinya, serta tas kecil yang tersampir. Membuat dirinya kembali menggeleng-gelengkan kepala lalu mengalihkan perhatiannya lagi. Ia mengantisipasi dirinya agar tidak peduli.

Namun, saat pandangannya beralih ke arah depan, ia melihat sang supir terus memerhatikan penumpang wanitanya melalui spion. Membuat Vander jengah atas perbuatan mesum si supir.

Lantas Vander akhirnya menyerah dengan sikap defensifnya. Ia menutupi pandangan si supir dengan ransel yang ia letakkan kasar di paha wanita  itu. Vander tahu kalau fokus si supir adalah pada bagian tersebut.

Sang supir yang ketahuan hanya bisa menelan ludahnya pahit. Takut dengan pandangan Vander yang mematikan melalui kaca spion tengah yang dilihatnya.

"Tolong antarkan kami ke motel!"

Si supir terkejut atas permintaan Vander.

"What?!"

Vander mencondongkan badannya lalu menepuk bahu sang supir dan mengulang kembali perintahnya, "Segera antarkan kami ke motel. Se-ka-rang!" Sambil melototkan matanya yang terlihat mengancam. Membuat sang supir takut kemudian patuh.

Setelahnya entah apa yang dipikirkannya, ia meraih tubuh wanita di sampingnya itu, lalu mendekap tubuh sedingin es tersebut dalam pelukannya

"Apa yang terjadi denganku?"

To Be Continued

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Behind The Beast   Extra Part 2

    Mansion Keluarga Zeckar, Spanyol.Langit malam yang biasanya terlihat gelap dan hitam, kini bernuansa terang benderang berwarna - warni. Lucunya bukan karena ada perayaan tahun baru, tetapi bentuk suka cita keluarga Zeckar di malam natal. Setelah sekian lama mereka tidak merayakannya bersama, sekarang semuanya berkumpul. Bahkan turut mengundang semua kerabat terdekat dan yang berhubungan baik.Kasih natal rupanya melingkupi musim dingin tahun ini. Berita bahagia pun menjadi kado istimewah bagi mereka semua. Selain kehadiran anggota baru di keluarga itu, diketahui calon menantu keluarga Zeckar rupanya telah mengandung. Itu artinya ada generasi baru yang menjadi penerus mereka. Sepasang bayi lelaki dan perempuan diprediksi akan hadir pertengahan tahun depan. Menjadi penantian terindah bagi semuanya.Tuan Ramos yang berada di balkon melih

  • Behind The Beast   Extra Part 1

    Bring The Autumn Backs Sorak sorai para penonton terdengar membahana seisi ruangan besar tempat peragaan busana yang diadakan oleh salah satu rumah mode terbaik edisi musim gugur ini. Satu per satu model terbaik tampil memamerkan hasil rancangan desainer ternama yang sedang naik daun. Termasuk Chloe, yang merupakan salah satu supermodel muda saat ini. Mimpinya kini terwujud berada satu panggung dengan para senior yang menjadi panutannya. Saat giliran dirinya keluar dan tampil dengan pakaian dalam seksi dengan sayap hitam tinggi di belakangnya, semua yang hadir semakin riuh dan berdiri dari tempat duduk masing - masing. Meneriakkan nama Chloe dan bersorak keras ke arah panggung. Membuat Vander yang berada di deretan kursi VIP semakin jengah dan teramat kesal. Bagaimana tidak? Kekasihnya dan tubuh eksotis yang hanya miliknya itu menjadi bahan

  • Behind The Beast   EPILOG

    Love in Summer : Deja Vu Satu musim pun berlalu. Kini telah tiba saatnya musim panas. Banyak orang yang menantinya, karena sekarang adalah waktunya liburan. Berbeda dengan Vander yang tak ingin kemanapun saat ini. Ia lebih memilih rumah atau bengkel ayahnya sebagai rutinitas yang baginya tak membosankan. Alhasil kebiasaan itu sedikit membuat jengkel seseorang. Lantas tak jarang Vander sering mendapat keluhan, dan sekarang mungkin lebih dari pada itu. Contohnya, seperti saat ini. Tepat saat ia tiba di bengkelnya pukul sembilan pagi, Vander sudah mendapat amukan dari seorang wanita yang nyatanya telah lebih dulu tiba darinya. Wanita itu mengeluhkan ketidakpekaan Vander yang tak pernah mengajaknya kencan selama ini. Hanya wanita itu saja yang berinisiatif untuk mengajak pergi. Bahkan memberikan hadiah pun tak pernah. Alhasil si wanita dirundung rasa sedih dan gelisah. Khawatir jika seorang V

  • Behind The Beast   END

    Spring has sprung (again!) Padahal empat musim rasanya sudah Vander lewati hingga ke titik di mana dirinya mendapatkan segalanya. Sayangnya, semua hanyalah sebatas mimpi. Sebuah imaji yang terbentuk di dalam pikiran dan ingatannya. Sesuatu yang antara dua ia yakini; apakah itu hanya sekedar bunga tidur? Ataukah mungkin ... bisa menjadi nyata? Vander memang mengalami sebuah mimpi sadar atau mimpi lucid tadi malam. Sebuah mimpi yang telah ia rancang akan hadir di ingatannya, tetapi tidak sepenuhnya bisa ia kendalikan. Seperti sebuah skenario. Hanya saja kita bertarung di dalamnya untuk membuat semua menjadi sesuai apa yang diinginkan. Bukan berarti semua terlihat mudah. Vander justru menemukan hal-hal lain yang tak pernah ia sangka. Entah itu si iblis cantik yang menyerupai malaikat. Ada juga manusia berhati setan yang hampir merusak segalanya. &n

  • Behind The Beast   IV. Winter | Fifty Five

    East River, New York."Sugar- Honey- Iced- Tea! Damn! What the hell going on, Guys?"Chloe terlihat panik sambil berjalan memegangi perutnya yang besar.Dia baru saja meninggalkan pesta dan turun ke bagian dalam yacht miliknya— dengan penampilan sangat cantik menggunakan gaun panjang khusus ibu hamilnya dan mantel bulu hangat, serta riasan wajah yang memukau. Wanita itu menuntut ke arah sepasang kekasih yang kini tepat berada di hadapannya."Tenanglah, Chloe. Hanya ada kesalah pahaman sedikit. Mike akan mengatasinya. Kebetulan dia masih berada di kota," ujar Yasmine menenangkan. Wanita itu tak kalah anggunnya dengan gaun beludru merah hati dipadu padankan dengan coat panjangnya dan stiletto yang dipakai."It's okay, Ibu hamil. Kejut

  • Behind The Beast   IV. Winter | Fifty Four

    "SURPRISEE!!!" Alangkah terkejutnya Vander dan semua yang baru saja tiba. Bunyi terompet, tebaran konfeti dan banyak balon seolah menyerbu mereka begitu memasuki mansion luas Turner. Apakah ini perayaan atas kemenangan mereka? Sepertinya begitu, tapi tidak setelah melihat siapa yang telah menyambut mereka. Itu bukan perayaan spesial dari Tuan Turner seperti yang mereka sangka. Melainkan dari orang-orang yang selama ini mereka rindukan. Semuanya berkumpul di sana tanpa terkecuali. "Welcome back!" sambut semua orang dari dalam. Bagaikan terkena terapi syok, semuanya tak bisa berkata-kata, terperangah dan terdiam di tempat masing-masing. Hingga satu per satu orang berhambur memeluk mereka semua. Barulah tersadar dengan apa yang sedang saja t

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status