Bab 190. Rencana Pernikahan Di Rumah Sakit
========
Tiara tak menolak kali ini. Di dalam kebimbangan, gadis itu mengikuti saran itu. Melakukan ibadah salat Duha di sana.
Terucap untaian doa-doa dari mulutnya. Begitu lirih hingga menitikkan air mata.
“Mungkin, tak ada gadis lain semalang diriku, Ya Tuhan. Di detik-detik menjelang akad pernikahan, semua masalah datang. Mas Ardho yang akan menggantikan tugas Papa untuk menikahkan aku, tiba-tiba menghadapi masalah pelik rumah tangganya sendiri. Bahkan dia terkapar tak berdaya kini. Papaku, juga sama. Dia yang memang suda
Bab 191. Permintaan Deva Saat Di Kamar Hotel==========“Mas?” Kembali Alisya meremas jemari Deva dengan makin kencang.“Maaf, Mbak. Suami saya memang kurang suka travelling sistem paket seperti ini. Dia terbiasa bebas gitu. Paket bulan madu ini adalah hadiah dari keluarga besar kami. Gak enak kalau gak kami terima. Mohon maklum, ya, Mbak!”“Oh, begitu? Pantes, Bapak ini sepertinya gak suka, ngelihat jadwal kita. Itu bagian dari pelayanan kita, kok, Mbak? Ya, sudah, kalau memang gak mau ke Jimbaran, boleh kok, nanti langsung ch
Bab 192. Serasa Malam Pertama Lagi (21+)===========“Itu, Mas! Udah aku sediain, kok!” Alisya menunjuk pakaian yang tadi sudah dia keluarkan dari dalam koper. Lalu bergerak cepat menuju kamar mandi, setelah menyambar gaun miliknya sendiri.Deva tahu apa yang dirasakan wanitanya. Tersenyum simpul dia meletakan tubuhnya di atas ranjang. Meraih ponsel lalu mulai mnegutak-atik benda itu sambil bersandar di bagian kepala ranjang. Masih hanya mengenakan handuk berwarna biru langit, Deva sengaja menunggu.Alisya keluar dari kamar mandi sudah dengan gaun lengkap. Tersentak wa
Bab 193. Ancaman Penculikan Anak-anak Alisya========“Udah sampai di mana, Sayang?” tanya Dokter Ilham melalui telepon.“Bentar lagi, sampai. Tapi, saya ingatkan, jangan pangil saya ‘Sayang’ Dok!” Rika menjawab. Gadis itu baru saja turun dari taksi lalu berjalan menuju gedung rumah sakit dengan langkah terburu.“Iya, maaf. Belum boleh, ya?” Sang Dokter terdengar sedikit kecewa.“Ya.”
Bab 194. Rencana Licik Orang sakit Hati============“Ok, apa yang bisa kubantu, coba!”“Tolong lindungi aku, bila nanti aku terjerat hukum, Mas! Bukan Mas Ardho, tetapi teman –teman Mas Ardho, maksudku! Mohon Mas Ardho sampaikan sama mereka, untuk melindungi aku.”“Bisa, aku akan telpon teman-teman. Tapi, terjerat hukum bagamimana maksud kamu? Coba ceritakan!”“Aku baru saja menyuruh seseorang menculik kedua putri Alisya.”“Apa? Keponakan kam
Bab 195. Ardho Ingin Bertemu Aisyah========“Mereka bukan preman, Sayang! Tapi anak buah Mas Deva, khusus untuk menjaga Rena dan Tasya. Pastikan anak-anak selalu bersama kamu, ya! Jangan keluar rumah, ya, Sayang! Aku segera pulang. Nikahan Dr. Robert sudah selesai, kok.”“Iya, Mas. Miss You! Emuuach!”“Iya, Sayang, Miss you, too.”Raja menutup telepon. Menatap Rika dan Dr. Ilham seraya tersenyum.“Terima kasih, Rika! Aku bangga padamu. Selamat datang di kantor pusat besok pagi, ok! Selamat Dokter! Semoga hubungan kalian langgeng! Kutunggu undanga
Bab 196. Rindu Kinanti (Selalu Merindu Tak Henti Menanti===========“Ya, mungkin dia kaget, sangkin kagetnya, jadi trauma. Gak ngerti apa yang dia ucapkan, semacam ngeracau seperti itu!” ujar ardho berdusta, berdusta untuk melindungi istrinya.“Begitukah? Baik, aku akan nelpon Aisyah. Dia yang paham dalam hal ini.” Raja berucap penuh dukungan.Dr. Robert dan Tiara, Raja, bahkan juga sang ibunda, sangat paham, kalau apa yang diutarakan oleh Ardho sama sekali tidak benar. Jelas Dinda lah yang telah menusuk Ardho secara membabi buta. Tetapi demi permintaan ibundanya, demi masa depan putri s
Bab 197. Malam Pertama Tiara Yang tertunda=============“Bet, kamu di mana, Nak? Udah seminggu, kok, enggak pulang ke rumah?” Suara sang Mama terdengar khawatir di ujung telepon. Dr. Robert menjauhkan benda pipih itu dari telingannya. Menatap lembut Tiara yang tengah menyendokkan nasi ke dalam piring, di sampingnya.Tiara mengangguk, isyarat agar suaminya menjawab saja pertanyaan ibundanya.“Bet! Kamu dengar Mama enggak, Nak? Kamu kenapa jadi acuhin Mama seperti ini?” Terdengar lagi ungkapan tanya kecewa sang ibunda.
Bab 198. Pengakuan Riris, Pariban Dokter Robert===========Tiara yang tengah hanyut, tetiba tersadar saat Dr. Robert melepas bibirnya.Jengah, wanita itu menunduk lagi. Sempat dia berharap lebih. Tubuhnya bahkan telah memberi isyarat untuk itu. Ada keinginan yang dia belum paham apa. Keinginan yang meminta suami agar menuntaskannya. Tetiba sang suami menghentikan. Itu ciptakan kecewa. Tetapi, dia tak mungkin meminta. Bukankah ini untuk yang pertama? Dia bahkan belum tahu bagaimana rasa yang sesugguhnya. Tetapi hasrat itu sudah begitu membara.Tiara menahan, Dr. Robert menahan. Malam pertama itu sengaja mereka tunda. Kini, keduanya membi