Ketua preman masih belum puas menikmati tubuh Bella Saphira. Ia menarik Bella Saphira untuk belutut di hadapannya. Lalu memasukkan rudalnya ke dalam mulut Bella Saphira. "Kulum!" perintah ketua preman itu yang memaksa Bella Saphira tetap membuka mulut. Bella Saphira yang jengkel atas pelecehan yang di alami sejak tadi. Ia memilih mengigit badan rudal yang di dalam mulutnya. Klek. Wajah preman itu langsung menghitam. "Keparat kau," ucap ketua preman yang hampir melayang tamparan ke wajah Bella Saphira. Tapi ia mengundurkan niatnya. "Aku akan membuat mu merasakan kenikmatan," lanjut ketua preman yang menjambak rambut Bella Saphira dengan menghentakkan rudalnya berulang kali ke dalam mulut Bella Saphira secara kasar. Bella Saphira hampir kesendat dan berapa kali kehabisan nafas. Tapi pria itu masih belum melepaskan dirinya. Merasakan akan mendapatkan perlepasan. Ketua preman itu mengeluarkan semua pelepasan di dalam kerongkongan Bella Saphira. Lalu menariknya keluar dengan wajah b
***Dua jam kemudian, James Arthur berhasil sampai ke rumah kedua orangtuanya yang tinggal di pinggiran kota yang jauh dari pusat kota. Ia memakirkan mobilnya di samping rumah. Lalu keluar dengan tergesah-gesah dan hati penuh pertanyaan atas panggilan ibunya barusan yang terkesan penuh dengan misteris."Aku pulang," seru James Arthur yang masuk ke dalam rumah dengan sikap santainya."Akhirnya kau pulang," sahut ibu James Arthur yang sedang mempersiapkan makan siang di dalam dapur."Apa yang terjadi, Kenapa meminta aku pulang mendadak?" tanya James Arthur yang menarik kursi di samping ayahnya. Lalu duduk di situ dengan menatapi ibunya dengan tatapan menyelidik.Ayah James Arthur menampakkan wajah tidak senangnya atas pertanyaan James Arthur yang di anggap tidak pekak sama sekali dengan situasi saat ini."Aku dengar kau masih ngotot menikahi wanita jalang itu?" tanya Anne Arthur yang merupakan ibu James Arthur yang sejak semula tidak merestui hubungan James Arthur dengan Bella Saphira.
"Ayah juga mengharapkanmu," timpal Deep yang setuju dengan ide Amber yang memberikan pelajaran kepada Bella Saphira yang di anggap sebagai wanita yang tidak tahu diri."Pokoknya aku akan membuat dia sakit hati karena berani bersama dengan Kak James," balas Amber yang yakin dengan rencana jahatnya untuk mengusilin Bella Saphira dalam waktu dekat. ***James Arthur yang mengemudikan mobil kembali ke kota, Ia menatapi layar ponselnya yang tidak ada pesan dari Cintya atau Bella Saphira."Tumben keduanya tiada kabar hari ini?" batin James Arthur yang heran dengan keduanya. Biasanya di saat siang ada pesan dari salah satu wanita tersebut."Hmmm..." gumam James Arthur amigu dengan posisi masih mengemudikan mobilnya di jalan raya.Di dalam kamar Hotel, Bella Saphira yang sudah mendapatkan tenaga. Ia berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dari cairan kental yang masih lengket di setiap sudut tubuhnya."Sakit," gumam Bella Saphira yang menatapi tubuhnya banyak jejak kemerahan
"Dada mu sungguh empuk dan berisi," ucap pria hitam itu yang menaikkan kedua dada Bella Saphira dan menyentuh puncaknya yang berwarna merah muda dengan jemari jempol."Ah..." desah Bella Saphira yang merasakan desiran di dalam tubuhnya. Saat kedua dadanya di mainkan lagi oleh jemari pria hitam."Suara merdu mu sungguh mengoda manis," ucap pria hitam itu yang meremas kedua dada Bella Saphira dengan remasan lembut dan berapa kali menyentil puncak berwarna kepink itu yang membuat Bella Saphira mendesah dengan merdu dan juga merasakan denyutan di bagian bawah yang menambahkan sesuatu yang tumpul dan keras untuk di masuki ke dalam.Pria hitam itu masih rajin memainkan kedua dada Bella Saphira dengan remasan lembut hingga ke kasar.Rasa sakit dan perih di rasakan oleh Bella Saphira di kedua dadanya yang sejak tadi menjadi korban remasan para pria dan kini ia hanya bisa menyadarkan tubuhnya di dada pria hitam dengan tubuh tidak bertenaga."Mendesah lah lebih merdu lagi," perintah pria hitam
James Arthur menatapi ponselnya yang sudah berlayar hitam, Setelah berapa kali melakukan panggilan ke arah ponsel Cintya. "Apa dia masih marah pada aku?" batin James Arthur yang lebih mencemaskan Cintya daripada menghubungi Bella Saphira yang merupakan calon istri. Hati James Arthur yang semakin gelisah sepanjang perjalanan, Ia mengemudikan mobilnya ke arah jalan satunya lagi yang menuju ke arah rumah Cintya untuk mencari tahu apa yang terjadi pada Cintya yang tiada kabar seharian ini. Setelah itu baru cari kabar Bella Saphira. "Aku harap tidak terjadi apapun padamu," ucap James Arthur dengan hati gelisahnya. *** Hari mulai malam, Bella Saphira yang tidak punya tempat untuk pulang. Ia memilih menyewa kamar hotel kelas sedang untuk istirahat dan mengabari Eric jika hari ini dirinya tidak masuk kerja karena kena muntaber. Semua ini di lakukan Bella Saphira untuk menipu Eric yang merupakan bos cafe dan klub malam Norm. Agar tidak curiga dengan apa yang di alami, Karena Bella Saphira
Ella Saphira berjalan menaiki anak tangga secara tergesah-gesah. Ia sampai ke lantai dua dengan nafas tersengal-sengal. Lalu mengetuk pintu kamar Cintya berapa kali dengan ketukan kuat. Cintya yang terganggu akan suara dari ketukkan pintu. Ia bangun dari atas ranjang untuk membuka pintu tersebut untuk memarahi ibu tiri yang di anggap menganggu tidurnya. "Ada apa sih Bu?" tanya Cintya dengan nada tidak senangnya kepada ibu tirinya. Ella Saphira masih berusaha menenangkan nafasnya. Lalu mulai bersuara. "Ada James Arthur di luar," balas Ella Saphira yang berusaha mengatur nafasnya yang masih tersengal-sengal. Apa yang di katakan oleh Ella Saphira mengejutkan Cintya. Cintya terlihat panik, ia takut apa yang di lakukan kepada Bella Saphira akan terbongkar. Sehingga James Arthur sengaja datang ke rumah untuk mencari dirinya. "Bagaimana ini Bu," ujar Cintya yang ketakutan. Seakan tahu apa yang di lakukan oleh Cintya di luar sana. Ella Saphira mendekati Cintya. Ia mengacak-acak rambut
James Arthur menatapi Cintya dengan tatapan rumit."Aku hanya pulang untuk istirahat," dusta James Arthur yang tidak ingin membuat Cintya cemburu kepada Bella Saphira.Cintya mencebikan bibirnya sebagai tanda protes kepada James Arthur."Aku di duakan terus," ujar Cintya lirih dengan memasang pose menyedihkan.James Arthur menghela nafas panjang akan sikap Cintya yang benar-benar manja dan cemburuan terhadap Bella Saphira."Maaf, Jangan marah. Aku tahu diri," lanjut Cintya dengan sikap lebih sopan lagi. Ia berpura-pura tidak akan menuntut apapun dari James Arthur lagi. Tepatnya memperlihatkan sikap seolah sudah lelah dengan cinta James Arthur yang tidak pasti."Bersabar dulu," balas James Arthur yang mencoba menghibur Cintya."Aku tahu, Mungkin karena aku tidak sabaran. Jadi bersikap seperti itu," ujar Cintya yang masih memperlihatkan sikap menyesal atas apa yang ia lakukan barusan. Dengan tingkah seperti anak-anak.James Arthur sedikit menahan tawa, Lalu ia menahan kantuk."Kau kenap
"Silahkan duduk," ucap dokter tersebut dengan memperlihatkan kedua mata jelatan ke arah tubuh Bella Saphira. Bella Saphira duduk dengan tubuh berasa tidak nyaman, Karena mata dokter itu sejak tadi memperhatikan kedua dadanya yang besar tanpa mengenakan dalaman sama sekali. Sebenarnya Bella Saphira bukannya sengaja untuk tidak memakai bra, Tapi karena terasa tidak nyaman mengenakan bra di saat kedua dadanya bengkak seperti ini. Akibat cengkeraman dari tangan para pria yang menikmati kemolekan tubuhnya selama berapa hari. Dokter itu menelan saliva dengan susah payah. Ia melihat ke arah perawat yang menyusun berkas pasien. "Sus tolong ambilkan sarung tangan karet dan tisue!" perintah dokter yang memerintah perawat yang di anggap menganggu di dalam ruangan. "Baik," ucap perawat yang tidak curiga sama sekali dengan apa yang di katakan oleh dokter tersebut. Dokter itu kembali menatapi sosok Bella Saphira yang duduk di hadapannya. "Apa keluhan anda?" tanya dokter yang sudah bergairah t