“Dari mana kau bisa mengambil kesimpulan seperti itu, Dad? Aku yakin Mommy juga sangat mencintaimu. Kalau tidak, tak mungkin dia berusaha untuk menjauhkan kita.”“Apa kau mau tahu alasannya, Elena?”Elena tak menyahut, artinya dia ingin tahu.“Dia menjauhkan kita bukan karena mencintaiku, tapi hanya agar harga dirinya tak jatuh. Dia ingin tetap menjadi satu-satunya wanita yang mendominasi keluarga ini. Kalau kau tetap di sana, dia seperti memiliki bayang-bayang gelap.”“Entahlah, kalau menurut perasaanku sebagai wanita, tetap saja Mommy merasa cemburu. Biar bagaimanapun, Dad adalah suaminya. Hatinya pasti terluka saat tahu kita melakukan hal ini,” ujar Elena, mendadak merasa bersalah.“Mungkin saja. Tapi aku rasa, dia tak akan terlalu sakit hati karena dia pun melakukan hal yang sama padaku.”“Maksudnya?”“Elena, aku memasang CCTV tersembunyi di ruang kerjaku. Dulu aku juga pernah membayar seseorang untuk membuntuti Caitlyn ke mana pun ia pergi, sejak aku mulai merasa curiga dengan ge
“Katakan, apa maksud semua ini?! Kalau kau tak mau mengatakannya, maka tamat riwayatmu, anak sialan!” Harland terus menampar wajah Elena yang sudah terduduk lemah di lantai.“Hentikan! Kau bisa membunuhnya!” Nancy berteriak tak karuan sambil berusaha menarik tangan suaminya agar tak terus menganiaya Elena.“Biar saja! Anak yang mempermalukan keluarga memang pantas mati! Aku justru akan menyesal kalau membiarkannya tetap hidup! Minggir!” Harland menyingkirkan tubuh Nancy ke samping dengan keras, membuat wanita itu terjerembap.“Papa, tolong jangan pukul aku lagi. Aku sedang mengandung.” Elena menangis sambil berusaha beringsut mundur dengan tenaganya yang masih tersisa. Seluruh badannya sakit bukan main.Meski sejak kecil dia memang sudah sering mendapat perlakuan kasar dari ayahnya, tapi tetap saja ia ketakutan setengah mati setiap kali lelaki itu melampiaskan amarah.Terakhir kali ia dihajar seperti ini, adalah saat ia menolak dijodohkan dengan Leon. Waktu itu pun sama, ia sampai mas
Annabeth dan Lizzie saling berpandangan. Haruskah mereka mengatakannya pada Reviano?Meski tahu secara sekilas permasalahan yang terjadi saat Harland mengungkapkan lewat kemarahannya, mereka berdua segan untuk mengatakannya langsung di depan Reviano.Mereka tak mau dilibatkan dalam urusan rumit majikannya.“Kami hanya tahu isinya adalah foto-foto. Tapi kami sama sekali tak melihatnya. Dan saat marah, Tuan Harland mengatakan kalau Nona Elena... Perempuan jalang.” Intonasi suara Lizzie merendah saat menyebutkan kata terakhir. Tak berani menatap Reviano.Reviano membuang nafas kasar. “Apa kalian tahu, Elena dibawa ke rumah sakit mana?”Keduanya menggeleng. “Kami bahkan tidak tahu, apakah Nona Elena sudah di bawa ke rumah sakit atau belum. Karena saat Annabeth mau menelepon Ambulance, Tuan Harland sudah mengusir kami,” ujar Lizzie takut-takut.“Tuan, apakah kami dipecat?” nada suara Annabeth terdengar khawatir.Reviano diam. Itu bukanlah pertanyaan yang harus dia jawab. Sekarang keselamat
“Apa?! Kau menginginkan anak perusahaan milik mendiang Ayah Caitlyn?” Reviano terkejut bukan main saat mendengar apa yang diinginkan Harland.Tak tanggung-tanggung, yang diminta adalah Hak Milik dan Hak Guna Bangunan salah satu anak perusahaannya.Dan kenapa Harland harus meminta Broensley Corporation yang merupakan milik Caitlyn nantinya?“Iya, karena kudengar dari sekian banyak perusahaan kecil yang sudah diakuisisi olehmu, perusahaan lama milik Tuan Brown adalah yang paling banyak memberikan keuntungan setiap bulannya.”Reviano menggeleng. “Aku tak bisa memberimu perusahaan Broensley. Itu milik Caitlyn, dan aku sudah berjanji padanya bahkan sejak 30 tahun yang lalu akan mengembalikan perusahaan itu. Kau boleh minta hal lain atau anak perusahaan yang baru-baru ini aku akuisisi. Asal jangan milik Caitlyn.”Harland mendengkus. “Pulanglah Revi. Kita begini hanya buang-buang waktu karena tak akan menemukan ka
Reviano meraup mukanya dengan kasar. Hatinya tak tentu rasa saat mendengar Elena menyatakan kalau orang yang mengirimkan semua foto-foto itu adalah Caitlyn. “Mungkin Caitlyn memang tak begitu menyukaimu Elena. Tapi aku ragu kalau dia yang melakukannya.” Reviano tak mau berburuk sangka dulu. Bagaimanapun, ia mengenal Caitlyn yang telah menjadi istrinya selama 30 tahun lebih. Tidak pantas rasanya kalau menuduh begitu saja tanpa bukti sama sekali, hanya berdasarkan prasangka. “Aku yakin sekali Revi. Ada beberapa foto yang mungkin diambil dari video yang pernah ditunjukkan Mommy padaku.” “Bisa saja yang mengirimkannya adalah orang yang merekam dan mengirimkan video itu pada Caitlyn.” Reviano membuang nafas sebentar kemudian melanjutkan kalimatnya, “Tapi aku pasti akan mencari tahu. Siapa pun memang pantas dicurigai saat ini. Kuncinya ada pada orang yang merekam kita pertama kali. Setelah itu, akan ketahuan juga siapa yang mengambil foto kita sewaktu keluar dari hotel Bless.” Elena tak
Flashback“Air minum di mess kita habis, salah satu di antara kalian ambillah satu galon kecil di dapur rumah,” perintah Diane pada Annabeth dan Lizzie.Kedua gadis itu berpandangan. “Kenapa harus kami? Masih ada yang lain kan? Di jam seperti ini, dapur rumah terlihat menyeramkan,” protes Lizzie.“Sepertinya sudah jelas, karena kalian adalah housemaid junior di sini.” Amber yang menjadi kepercayaan Diane mengejek kedua gadis itu secara terang-terangan. “Kalian tak perlu bertanya apa alasan Diane memerintah kalian meski di tengah malam buta. Leader kalian memberi perintah, maka laksanakan saja tanpa banyak bicara. Asal kalian tahu, kalau Diane marah bahkan seribu kali lebih menakutkan daripada hantu di dapur rumah Nyonya Caitlyn,” lanjutnya.“Tapi kami sudah naik pangkat menjadi asisten Nona Elena,” Lizzie cemberut. Ia sempat menyesal karena masih terjaga akibat bermain ponsel. Kalau tahu akan diperintah, lebih baik dia tidur sejak tadi.“Kau sebut itu naik pangkat? Tuan Rev hanya mena
“Lizzie... Apa kau mengikutiku diam-diam?” nada suara Elena terkesan kalau ia tak senang apabila Lizzie benar-benar telah menguntit malam itu.“Maafkan saya, Nona. Tolong dengarkan dulu penjelasan saya. Kalau memang bagi Nona itu adalah sebuah kesalahan, maka saya akan terima seandainya saya dipecat,” Lizzie memohon.Elena diam sesaat. “Baiklah, aku ingin mendengar alasanmu. Katakan apa yang terjadi malam itu dan sudah sejauh mana yang kau tahu?” Lizzie mengumpulkan keberanian sebelum bercerita dengan mengambil nafas dalam-dalam.“Malam itu saat kami disuruh tidur awal, sebenarnya aku sudah curiga kalau Nona akan melakukan sesuatu. Tapi aku tak tahu apa itu. Jadi, aku pura-pura tidur nyenyak dan mengendap keluar diam-diam untuk mengikutimu. Tapi sungguh, aku melakukan itu karena takut sesuatu terjadi padamu. Kami punya tanggung jawab untuk mengawasi dan melindungi Nona. Kalau sampai gagal, Tuan Rev pasti tak akan tinggal diam. Aku juga masih ingin tetap bekerja karena tak mau lagi ke
“Cara apalagi yang kau maksud, Honey? Kau sudah memeriksa ponsel mereka kan? Lagi pula, kenapa hanya Diane dan Amber yang kau curigai? Housemaid di rumah kita bukan hanya mereka, jadi yang lain pun patut dipertanyakan kalau memang benar mereka melakukan hal yang tak baik.” Caitlyn masih berusaha membela para bawahannya. Reviano berjalan mendekati istrinya. “Caitlyn, aku sangat heran mengapa kau begitu membela mereka? Padahal seharusnya, sebagai orang yang pertama kali dikirimi video, kau juga harus mencari tahu siapa manusia lancang itu. Kau bahkan diperas kan? Jadi, apakah karena yang sedang dipermalukan adalah aku, maka kau tak peduli sama sekali?” “Aku hanya tak mau berburuk sangka dengan orang yang telah mengabdi cukup lama padaku. Diane dan Amber bukanlah orang lain. Aku tak mau mereka diperlakukan seperti seorang penjahat. Aku yakin, kau melakukan ini karena terpengaruh cerita Elena yang mengada-ngada. Kau benar-benar telah dibutakan, Honey.” “Mengada-ngada atau tidak, bisa ki