Cit!!Suara decitan ban mobil yang menabrak Ebrahim beradu dengan aspal semakin menambah suasana semakin caos tidak terkendali.Bruk!!Brak!!Prang!!Bunyi suara dentuman yang cukup keras membuat semua perhatian tertuju kepada tabrakan tersebut.Tubuhnya Ebrahim terlempar beberapa meter setelah tubuhnya terdorong oleh sebuah mobil mewah yang melaju dengan kecepatan yang cukup tinggi.Kecelakaan itu membuat perhatian semua pengguna jalan memperhatikan dari jauh apa yang sedang terjadi, sehingga terjadilah kemacetan lalu lintas.“Dokter Ebrahim!” Teriak Arshaka yang berlari bak atlet lari.Rian yang lebih duluan sampai, gegas menolong Ebrahim yang sudah terlempar jauh ketika tubuhnya terbanting keras mengenai kap sebuah mobil mewah yang menabraknya.“Ebra!” Teriak Rian yang berlari ke arah Ebrahim yang sudah terbaring lemah di atas aspal yang bersimbah darah.Beberapa orang berkerumun mengelilingi tubuhnya Ebrahim dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. Ada tetesan cairan kental berwar
“Bagaimana tugas yang aku berikan padamu? apa kamu sudah mendapatkan hasil tes DNAnya?” Tanyanya seorang wanita paruh baya yang duduk di sebuah sofa ketika melihat kedatangan anak buah kepercayaannya.Pria dewasa yang diperkirakan usianya sekitar 40an itu mengambil sebuah map di dalam tas kerjanya.“Silahkan Nyonya sendiri yang memeriksa dan melihatnya,” pintanya pria itu sedikit membungkuk di depan majikannya.Wanita itu gegas mengambil map tersebut kemudian membacanya dengan seksama semua tulisan yang tertera di atas kertas berlogo sebuah rumah sakit swasta terbaik di ibu kota Jakarta.“Alhamdulillah, baby Athalla adalah cucu kandungku. Aku sudah curiga kenapa wajah mereka sama dan ternyata feelingku benar kalau baby Athalla adalah pewarisku,” ucapnya yang tersenyum penuh haru bahagia.Rona bahagia terlihat dari raut wajahnya saking bahagianya mendapatkan kabar gembira yang tak pernah terbayangkan olehnya meskipun dia sudah curiga.Beliau tidak berani berasumsi berlebihan sehingga m
“Rian! Hubungi pengacara terbaik kita! Sampaikan kepada tim pengacara keluarga kita kalau mereka harus dihukum seberat-beratnya!” Titahnya. “Siap Tuan Muda Ebrahim!” balasnya Rian kemudian menghubungi nomor ponselnya pengacara terbaik yang mereka miliki. Elma menatap intens pria yang merangkulnya dan berbicara lantang dan tegas di depan orang-orang kalau dia akan membuat perhitungan dengan orang yang telah menghina dan memfitnah Elma dan bayinya. “Kenapa malah dia yang muncul disaat seperti ini? Kenapa selalu saja Dokter Ebrahim yang muncul disaat genting seperti dahulu, ketika aku melahirkan.” Elma menatap intens pria yang pernah membuatnya terpesona pada pandangan pertama. Elma masih kebingungan dengan apa yang terjadi saat ini. “Ya Allah, apa jangan-jangan dia menganggap kalau baby Athalla adalah putranya?” batinnya Elma yang merasa nyaman dalam pelukannya. Elma berusaha untuk melepaskan lingkaran tangannya Ebrahim di pinggangnya tapi, bukannya melepaskan pegangan tanganny
“Assalamualaikum, selamat pagi jagoannya umma,” ucapnya Elma ketika menyadari kalau putranya sudah bangun dari tidurnya pagi ini. Baby Athalla memainkan kedua kakinya ketika mendengar suara ummanya. Elma menggendong putranya sambil menimangnya. “Putranya Umma pasti sudah capek bobo terus kan? Jadi pagi ini kita akan berangkat ke rumah sakit. Baby Athalla mau diimunisasi, jangan nangis yah,” Elma berjalan ke arah balkon kamarnya yang cahaya matahari langsung mengenai wajahnya ketika pintunya terbuka lebar. Elma selalu melakukan kegiatan seperti ini setiap harinya. Dia akan mengenalkan putranya kepada alam langsung agar baby Athalla fisiknya lebih siap untuk beraktifitas di luar ruangan. Tanpa disadarinya apa yang dilakukannya ternyata, diam-diam ada yang mengambil gambar ibu dan anak itu. Berselang beberapa menit kemudian.. “Sudah cukup berjemurnya pagi ini, kita lanjut besok pagi. Baby Athalla harus mandi, sudah mandi Umma berikan asi agar kenyang cepat gede,” ucapnya Elma
“Stop Pak,” Erina menepuk-nepuk punggung lebar suaminya sambil sedikit berteriak seolah sedang memakai jasa ojek pengkolan.Arshaka mengehentikan laju kendaraannya kemudian menoleh ke belakang sambil tersenyum.“Ongkosnya cuma 15 ribu, bayarnya pake sayang dan cinta yang tulus hingga kakek nenek,” ucapnya Arshaka bercanda.Erina menutup mulutnya berpura-pura terkejut mendengar perkataan suaminya.“Pak, kenapa bayarannya mehong banget!?” Protesnya Erina.“Lah kalau mahal jalan kaki saja Bu,” balasnya Arshaka bergurau.Erina seakan-akan berfikir lama,”Kalau gitu, aku setuju dengan penawarannya. Tapi, nggak apa-apa aku ikhlas dan ridho bayarnya,” Erina mengecup pipinya Arshaka. “Aku panjar dulu yah, Pak!”Arshaka geleng-geleng kepala sambil mengambil beberapa kantong plastik belanjaannya dengan belanjaannya sendiri.“Istriku ada-ada saja,” ucapnya Arshaka terkekeh.“Mas, dari supermarket?” Tanyanya ketika melihat beberapa kantong kresek.“Belum sempat, rencananya pengen barengan sama ist
Hatinya Arshaka berbunga-bunga karena berhasil membelikan hadiah untuk istrinya dari hasil jerih payahnya sendiri selama sebulan. Arshaka menyimpan barang belanjaannya dengan sangat hati-hati. Karena ia tidak ingin barang belanjaannya rusak.“Alhamdulillah, makasih banyak ya Allah aku bisa beliin istriku hadiah kecil. Moga saja Erina menyukainya meski hanya pakaian murah,” gumamnya sebelum menggeber tunggangannya menuju jalan raya.Sedangkan di tempat lain…Erina berjalan ke arah dapur karena ingin membuat susu khusus ibu hamil. Dia melirik ke arah jam dinding. Jam dinding menunjukkan pukul empat sore lewat beberapa menit.Erina membuka lemari kabinetya dan memeriksa beberapa makanan cemilan yang biasanya dibelikan oleh suaminya,tapi ternyata sudah kosong melompong.“Yah, wafer, biskuit sama kripiknya habis,” gumamnya Erina sambil satu persatu mengecek laci lemari kabinetya.Erina berjalan ke arah kamarnya ingin mengganti pakaian rumahannya dengan pakaian yang lebih tertutup. Erina me
Semua orang tampak panik hingga berteriak histeris dan seketika heboh karena melihat perkelahian dua pria dewasa di sekitar area parkiran. Termasuk Esra yang sangat terkejut, ketika tiba-tiba Rian datang dan tanpa ba bi bu langsung menghajar Dhanis.Rian menarik paksa tangannya Dhanis yang memeluk tubuhnya Esra dengan kuat kemudian memukulnya.Bugh!!“Dasar brengsek! Berani-beraninya memeluk calon istriku!” geramnya RianRian kembali melayangkan kepalan tinjunya untuk kedua kalinya tepat di wajahnya Dhanis yang tidak sanggup menghindar.“Bulshit! Kamu memang pria gila! Kamu akan aku hajar agar ngerti dengan apa yang sudah kamu perbuat,” murka Rian.“Stop!” Esra menjerit menahan tubuhnya Rian untuk berhenti bertindak brutal dan kriminal.Esra memeluk kuat-kuat tubuh tinggi tegapnya Rian yang terus berontak ingin memukul Dhanis yang sudah terjatuh terduduk ke atas aspal.“Dia harus diberikan pelajaran agar tahu diri dan paham posisinya ada dimana!” geramnya.Rian yang berusaha untuk men
“Biarlah waktu menjawab segala kebenaran yang ada dan kalaupun mereka menyalahkanku nggak apa-apa, gue siap bertanggung jawab atas segala kesalahan yang terjadi,” batinnya Rian.Rian ingin secepatnya mereka menyadari kalau baby Athalla adalah putranya Ebrahim, tetapi ia juga enggan untuk berterus terang kepada mereka semua apa yang sebenarnya terjadi.Semua orang terdiam mendengarkan ucapan Pak Kharis abinya Ebrahim yang memang anti Clara.“Umma barengan kamu saja, aku banyak kerjaan soalnya,” usulnya Rian sambil menghabiskan sisa makanannya.“Kenapa kali ini Lo nolak bertemu dengan calon istrimu, bukannya Lo selalu gercep mau ketemuan dengan Bu guru cantik,” sindirnya Ebrahim.“Kalau bukan karena Lo yang harus kerja di rumah sakit, gue nggak bakalan repot-repot menggantikan posisi Lo,” balasnya Rian sambil meraih punggung tangan Bu Aisyah.Alisnya Ebrahim terangkat mendengar ucapannya Rian, “Jadi Lo ceritanya nggak ikhlas?”Rian cekikan melihat raut wajahnya Ebrahim yang seperti tida
Kedua pasutri itu selalu terlihat mesra kapanpun dan dimanapun. Panah asmara cinta sudah tertancap indah dan paten di dalam sanubari keduanya yang setiap saat selalu membara dan hangat diantara keduanya.Meskipun awalnya pernikahan mereka terjadi karena paksaan dan desakan dari orang-orang yang menganggap mereka sedang berbuat tak senonoh.Erina terkagum-kagum melihat penampilan Arshaka yang memakai atasan kemeja dan celana jeans biru tua. Lengannya sedikit gulung ke atas.“Masya Allah, pengen ngarungin Mas Shaka kalau gini,” pujinya Erina yang selalu terpana dengan penampilan suami brondongnya.Arshaka tersenyum lembut sambil mengusap perutnya Erina yang semakin membuncit.“Kalau kamu ngarungin suamimu ini, gimana caranya bisa beli sebongkah berlian?” candanya Arshaka.“Haha! Iya yah nggak bisa beli mobil Lamborghini juga kalau Mas Shaka nggak kerja,” balasnya Erina yang bercanda pula.Arshaka mengecup sekilas bibirnya Erina,” kamu tenang saja jangan banyak pikiran. Suamimu ini akan