Share

Bab. 63

Penulis: Daeng Sanngin
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-17 17:17:11

“Makasih banyak sudah diantar saking sayangnya sampai-sampai di antar sampai depan pintu lagi,” ucapnya Esra sebelum memasuki rumahnya untuk berpamitan dengan Rian.

Rian terkekeh mendengarnya, “Kamu selalu ucapin makasih, apapun yang Abang berikan pasti kamu ngucapin makasih,” ujarnya Rian.

Esra tersenyum manis,” kan memang gitu anjurannya dan kebiasaan yang diajarkan dalam agama kita yaitu mengucapkan ucapan makasih banyak kalau mendapatkan pertolongan dari siapapun nggak pandang bulu apakah itu calon suami atau istri.”

“Iya yah Bu guru cantik, muridmu ini paham dengan apa yang kamu katakan. Kalau gitu Abang pamit yah, titip salam sama Mama Papa. Insya Allah besok pagi Abang yang akan menjemput dan mengantarmu ke rumah sakit,” Rian memperlihatkan senyuman terlebarnya.

Esra melebarkan senyumannya mendengar balasannya Rian,tetapi tiba-tiba tanpa permisi dan meminta ijin terlebih dahulu, Rian langsung mencium pipinya Esra ketika Esra berbalik badan berniat berjalan masuk ke dalam rumahn
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 63

    “Makasih banyak sudah diantar saking sayangnya sampai-sampai di antar sampai depan pintu lagi,” ucapnya Esra sebelum memasuki rumahnya untuk berpamitan dengan Rian.Rian terkekeh mendengarnya, “Kamu selalu ucapin makasih, apapun yang Abang berikan pasti kamu ngucapin makasih,” ujarnya Rian.Esra tersenyum manis,” kan memang gitu anjurannya dan kebiasaan yang diajarkan dalam agama kita yaitu mengucapkan ucapan makasih banyak kalau mendapatkan pertolongan dari siapapun nggak pandang bulu apakah itu calon suami atau istri.”“Iya yah Bu guru cantik, muridmu ini paham dengan apa yang kamu katakan. Kalau gitu Abang pamit yah, titip salam sama Mama Papa. Insya Allah besok pagi Abang yang akan menjemput dan mengantarmu ke rumah sakit,” Rian memperlihatkan senyuman terlebarnya.Esra melebarkan senyumannya mendengar balasannya Rian,tetapi tiba-tiba tanpa permisi dan meminta ijin terlebih dahulu, Rian langsung mencium pipinya Esra ketika Esra berbalik badan berniat berjalan masuk ke dalam rumahn

  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 61

    “Makasih banyak atas niat baiknya Bu Aisyah, tapi maaf bukan waktu yang tepat untuk menjawab permintaannya ibu lagian putri kami juga tidak ada saat ini dan kami tidak mengetahui keberadaannya,” imbuhnya Pak Irfan.Bu Rasmi memegangi punggung tangan calon besannya, “Kami sebagai orang tuanya tidak pernah mengambil keputusan apapun dalam hidup anak-anak kami tanpa meminta persetujuan dari mereka.”Bu Aisyah tersenyum simpul,” kami akan menunggu sampai Elma kembali dan kami akan membantu kalian mencari Elma dan cucu kita. Aku yakin mereka pasti baik-baik saja dan hanya bersembunyi dari kejaran Ebrahim yang dikiranya akan memisahkan mereka dan aku yang akan menjadi jaminannya kalau putraku Ebrahim tidak bakalan merebut hak asuh baby Athalla.”“Kami juga berjanji akan secepatnya menemukan calon istrinya putraku dan cucu pertama kami jadi kalian tenang dan jangan pernah berfikir yang aneh-aneh,” sahutnya Pak Kharis.“Yakin dan percayalah kalau Elma dan baby Athalla pasti baik-baik saja. Ma

  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 60

    Cit!!Suara decitan ban mobil yang menabrak Ebrahim beradu dengan aspal semakin menambah suasana semakin caos tidak terkendali.Bruk!!Brak!!Prang!!Bunyi suara dentuman yang cukup keras membuat semua perhatian tertuju kepada tabrakan tersebut.Tubuhnya Ebrahim terlempar beberapa meter setelah tubuhnya terdorong oleh sebuah mobil mewah yang melaju dengan kecepatan yang cukup tinggi.Kecelakaan itu membuat perhatian semua pengguna jalan memperhatikan dari jauh apa yang sedang terjadi, sehingga terjadilah kemacetan lalu lintas.“Dokter Ebrahim!” Teriak Arshaka yang berlari bak atlet lari.Rian yang lebih duluan sampai, gegas menolong Ebrahim yang sudah terlempar jauh ketika tubuhnya terbanting keras mengenai kap sebuah mobil mewah yang menabraknya.“Ebra!” Teriak Rian yang berlari ke arah Ebrahim yang sudah terbaring lemah di atas aspal yang bersimbah darah.Beberapa orang berkerumun mengelilingi tubuhnya Ebrahim dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. Ada tetesan cairan kental berwar

  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 59

    “Bagaimana tugas yang aku berikan padamu? apa kamu sudah mendapatkan hasil tes DNAnya?” Tanyanya seorang wanita paruh baya yang duduk di sebuah sofa ketika melihat kedatangan anak buah kepercayaannya.Pria dewasa yang diperkirakan usianya sekitar 40an itu mengambil sebuah map di dalam tas kerjanya.“Silahkan Nyonya sendiri yang memeriksa dan melihatnya,” pintanya pria itu sedikit membungkuk di depan majikannya.Wanita itu gegas mengambil map tersebut kemudian membacanya dengan seksama semua tulisan yang tertera di atas kertas berlogo sebuah rumah sakit swasta terbaik di ibu kota Jakarta.“Alhamdulillah, baby Athalla adalah cucu kandungku. Aku sudah curiga kenapa wajah mereka sama dan ternyata feelingku benar kalau baby Athalla adalah pewarisku,” ucapnya yang tersenyum penuh haru bahagia.Rona bahagia terlihat dari raut wajahnya saking bahagianya mendapatkan kabar gembira yang tak pernah terbayangkan olehnya meskipun dia sudah curiga.Beliau tidak berani berasumsi berlebihan sehingga m

  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 58

    “Rian! Hubungi pengacara terbaik kita! Sampaikan kepada tim pengacara keluarga kita kalau mereka harus dihukum seberat-beratnya!” Titahnya. “Siap Tuan Muda Ebrahim!” balasnya Rian kemudian menghubungi nomor ponselnya pengacara terbaik yang mereka miliki. Elma menatap intens pria yang merangkulnya dan berbicara lantang dan tegas di depan orang-orang kalau dia akan membuat perhitungan dengan orang yang telah menghina dan memfitnah Elma dan bayinya. “Kenapa malah dia yang muncul disaat seperti ini? Kenapa selalu saja Dokter Ebrahim yang muncul disaat genting seperti dahulu, ketika aku melahirkan.” Elma menatap intens pria yang pernah membuatnya terpesona pada pandangan pertama. Elma masih kebingungan dengan apa yang terjadi saat ini. “Ya Allah, apa jangan-jangan dia menganggap kalau baby Athalla adalah putranya?” batinnya Elma yang merasa nyaman dalam pelukannya. Elma berusaha untuk melepaskan lingkaran tangannya Ebrahim di pinggangnya tapi, bukannya melepaskan pegangan tanganny

  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 57

    “Assalamualaikum, selamat pagi jagoannya umma,” ucapnya Elma ketika menyadari kalau putranya sudah bangun dari tidurnya pagi ini. Baby Athalla memainkan kedua kakinya ketika mendengar suara ummanya. Elma menggendong putranya sambil menimangnya. “Putranya Umma pasti sudah capek bobo terus kan? Jadi pagi ini kita akan berangkat ke rumah sakit. Baby Athalla mau diimunisasi, jangan nangis yah,” Elma berjalan ke arah balkon kamarnya yang cahaya matahari langsung mengenai wajahnya ketika pintunya terbuka lebar. Elma selalu melakukan kegiatan seperti ini setiap harinya. Dia akan mengenalkan putranya kepada alam langsung agar baby Athalla fisiknya lebih siap untuk beraktifitas di luar ruangan. Tanpa disadarinya apa yang dilakukannya ternyata, diam-diam ada yang mengambil gambar ibu dan anak itu. Berselang beberapa menit kemudian.. “Sudah cukup berjemurnya pagi ini, kita lanjut besok pagi. Baby Athalla harus mandi, sudah mandi Umma berikan asi agar kenyang cepat gede,” ucapnya Elma

  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 56

    “Stop Pak,” Erina menepuk-nepuk punggung lebar suaminya sambil sedikit berteriak seolah sedang memakai jasa ojek pengkolan.Arshaka mengehentikan laju kendaraannya kemudian menoleh ke belakang sambil tersenyum.“Ongkosnya cuma 15 ribu, bayarnya pake sayang dan cinta yang tulus hingga kakek nenek,” ucapnya Arshaka bercanda.Erina menutup mulutnya berpura-pura terkejut mendengar perkataan suaminya.“Pak, kenapa bayarannya mehong banget!?” Protesnya Erina.“Lah kalau mahal jalan kaki saja Bu,” balasnya Arshaka bergurau.Erina seakan-akan berfikir lama,”Kalau gitu, aku setuju dengan penawarannya. Tapi, nggak apa-apa aku ikhlas dan ridho bayarnya,” Erina mengecup pipinya Arshaka. “Aku panjar dulu yah, Pak!”Arshaka geleng-geleng kepala sambil mengambil beberapa kantong plastik belanjaannya dengan belanjaannya sendiri.“Istriku ada-ada saja,” ucapnya Arshaka terkekeh.“Mas, dari supermarket?” Tanyanya ketika melihat beberapa kantong kresek.“Belum sempat, rencananya pengen barengan sama ist

  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 55

    Hatinya Arshaka berbunga-bunga karena berhasil membelikan hadiah untuk istrinya dari hasil jerih payahnya sendiri selama sebulan. Arshaka menyimpan barang belanjaannya dengan sangat hati-hati. Karena ia tidak ingin barang belanjaannya rusak.“Alhamdulillah, makasih banyak ya Allah aku bisa beliin istriku hadiah kecil. Moga saja Erina menyukainya meski hanya pakaian murah,” gumamnya sebelum menggeber tunggangannya menuju jalan raya.Sedangkan di tempat lain…Erina berjalan ke arah dapur karena ingin membuat susu khusus ibu hamil. Dia melirik ke arah jam dinding. Jam dinding menunjukkan pukul empat sore lewat beberapa menit.Erina membuka lemari kabinetya dan memeriksa beberapa makanan cemilan yang biasanya dibelikan oleh suaminya,tapi ternyata sudah kosong melompong.“Yah, wafer, biskuit sama kripiknya habis,” gumamnya Erina sambil satu persatu mengecek laci lemari kabinetya.Erina berjalan ke arah kamarnya ingin mengganti pakaian rumahannya dengan pakaian yang lebih tertutup. Erina me

  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 54

    Semua orang tampak panik hingga berteriak histeris dan seketika heboh karena melihat perkelahian dua pria dewasa di sekitar area parkiran. Termasuk Esra yang sangat terkejut, ketika tiba-tiba Rian datang dan tanpa ba bi bu langsung menghajar Dhanis.Rian menarik paksa tangannya Dhanis yang memeluk tubuhnya Esra dengan kuat kemudian memukulnya.Bugh!!“Dasar brengsek! Berani-beraninya memeluk calon istriku!” geramnya RianRian kembali melayangkan kepalan tinjunya untuk kedua kalinya tepat di wajahnya Dhanis yang tidak sanggup menghindar.“Bulshit! Kamu memang pria gila! Kamu akan aku hajar agar ngerti dengan apa yang sudah kamu perbuat,” murka Rian.“Stop!” Esra menjerit menahan tubuhnya Rian untuk berhenti bertindak brutal dan kriminal.Esra memeluk kuat-kuat tubuh tinggi tegapnya Rian yang terus berontak ingin memukul Dhanis yang sudah terjatuh terduduk ke atas aspal.“Dia harus diberikan pelajaran agar tahu diri dan paham posisinya ada dimana!” geramnya.Rian yang berusaha untuk men

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status