Share

Berondong Tante Elsa
Berondong Tante Elsa
Penulis: Evey Rachmawathy

Berondong Tante Elsa

Dia seorang pemuda yang tampan, gagah serta baik hati, di umur lima belas tahun, di usia segitu seharusnya bersenang-senang tetapi tidak dengan pemuda itu. Dia harus bekerja keras membanting tulang untuk mendapat sesuap nasi.

Hidupnya yang sebatang kara membuat dia harus bekerja keras, ayahnya pergi entah kemana sedangkan ibunya sudah meninggal semenjak dia berumur lima tahun. Dia di asuh oleh tante yang kejam, setiap hari ada saja makian terhadapnya.

"Aditttttt!"teriak Tantenya."Cepat kesini!"perintahnya lagi sambil berkacak pinggang.

"Iya,Tan,"jawab pemuda itu sambil berlari.

"Bersihkan semua ini!"perintah Tante itu di ikuti anggukan kepalanya lalu pemuda itu mengambil sapu dan menyapu bekas makanan tantenya itu.

Ya, Adit namanya nama panjangnya Aditya Pratama seharusnya duduk di bangku SMA, tapi karena tidak ada biaya dia harus berhenti sekolah.

Adit mempunyai sahabat yang baik bernama Nalendra Prasetya atau sering di panggil dengan sebutan Endra. Kehidupan sahabatnya itu berbeda dengan Adit, Endra dari keluarga berkecukupan karena ayahnya seorang direktur di perusahaan ternama di kota itu.

Endra sahabat baik dari SD sampai SMP, keluarganya selalu menyambut hangat kehadiran Adit dan selalu di beri kasih sayang.

Adit mempunyai seorang Tante yang di panggil Tante Desi. Tante Desi suka barang mewah, ia tidak sungkan meminta uang kepada Adit untuk membeli barang itu bila tidak di penuhi cambuklah berbicara.

Pernah Tante Desi menginginkan sebuah tas yang mahal harganya lalu dia meminta uang kepada Adit, tetapi pemuda itu tidak mempunyai uang, wanita itu mencambuk hingga berkali-kali sehingga luka itu membekas.

Gaya hidup Tante Desi membuat hidup Adit berantakan juga membuat pemuda itu putus sekolah. Adit hanya pasrah dan diam menerima perlakuan seperti itu,dia hanya berdoa supaya tantenya bisa menjadi baik.

Hingga dia terjerat hutang oleh reinternir yang kejam dia bernama Tante Elsa, ia pengusaha sukses tetapi wanita itu meminjamkan uang dengan bunga yang sangat tinggi.

Setiap orang yang meminjam pasti terkena bunga yang sangat tinggi dan bila tidak bisa mengembalikan atau membayar pasti ada yang di bawa untuk jaminan, tetapi bila sudah lunas maka barang itu akan di kembalikan.

Tante Elsa berumur tiga puluh tahun tetapi belum menikah karena dia trauma dengan kekasihnya yang meninggalkannya degan wanita lain.

Tok

Tok

Tok

"Buka!"teriak bodyguard Tante Elsa

Tante Desi yang sedang melihat televisi menjadi keget ketika ketukan pintu yang kasar itu. Wanita itu pun lari menuju pintu belakang dan membuka pintu belakang tetapi naas bagi Tante Desi, Tante Elsa sudah menghadang di pintu belakang.

"Mau kemana kamu! cepat bayar hutangmu!" perintah Tante Elsa yang berjalan maju.

"Ti-ti-tidak, ke-ke-kemana Tan-Tante,"balas Tante Desi sambil mundur ke belakang."Beri saya waktu dua hari untuk mencari uang itu.

"Ok, baiklah,"jawab Tante Elsa sambil berkeliling mencari barang yang nantinya akan ia sita lalu Tante Elsa pun pergi.

Tante Desi pun bernapas lega karena masih was-was tapi dia bingung harus mencari uang di mana padahal wanita itu tidak bekerja sama sekali. Tante Desi mempunyai hutang sebesar lima juta kepada Tante Elsa.

Sore telah datang di sambut dengan mentari yang hampir tenggelam serta burung-burung pulang ke sarangnya begitu pula dengan Adit yang pulang ke rumah.

Saat itu juga Adit melihat mobil mewah milik Tante Elsa yang sedang menagih di tempat lain. Tante Elsa melihat sekilas pemuda itu yang berjalan berlawanan.

Tante Desi sangatlah senang melihat Adit dari kejahuan.

"Aditttt!" teriak Tante Desi lalu Adit berlari menuju wanita itu.

"A-ada apa Tan," jawab Adit gugup

"Dalam dua hari kamu harus mendapatkan uang lima juta!"perintah Tante Desi

"Ta-ta-tapi --?"belum menyempurnakan kalimatnya Tante Desi langsung memotongnya.

"Tidak ada tapi-tapian! Pokonya kamu harus mendapatkan uang itu!"perintah Tante Desi.

Tanpa ada jawaban Adit pun undur diri, dia berpikir bagaimana mendapatkan sejumlah uang itu. Lima juta tidaklah sedikit bagi pemuda itu, ingin meminjam sahabat tetapi tidak enak hati.

Adit terus berpikir bagaimana cara mendapatkan uang sebanyak itu, hingga di tidak bisa berkonsentrasi melakukan apa saja misalnya, mencuci piring, mencuci baju serta membersihkan rumah, setelah semua selesai pemuda itu rebahan di atas ranjang dan akhirnya ia tertidur.

Malam pun telah menutup dengan sendirinya,. Mentari tampak sangat gagah menyinari bumi, bunga bermekaran sedangkan burung bernyanyi riang.

Tapi tidak dengan Adit dari pagi dia melakukan kegiatan di pagi hari. Lalu bergegas untuk bekerja lebih giat hari ini karena permintaan dari Tante Desi.

Siang pun berjalan dengan sendirinya, mentari yang gagah itu berada di tengah-tengah bumi sehingga bisa merasakan panas di tubuhnya,

begitu juga dengan Adit dia belum juga istirahat karena ingin memenuhi permintaan Tante Desi tak ada.

Siang pun bergulir mentari pun condong ke barat sore pun telah tiba tapi saat itu awan hitam menutupi matahari hujan mulai turun tetapi Adit tetap bekerja hanya untuk memenuhi permintaan tantenya itu.

Uang yang di kumpulan oleh Adit masih kurang banyak sehingga harus tetap bekerja walau hujan datang, dia memanggul beras, Bawang putih, bawang merah, kentang 1 sak.

Itu pun uangnya masih kurang sehingga harus tetep bekerja tanpa kenal lelah. Sore berganti senja dan senja pun berganti malam tak ada sinar rembulan dan kemerlip cahaya bintang semua masih tertutup awan, walaupun begitu dia tetap semangat.

Malam telah larut hujan pun berhenti tinggal menyisakan dingin yang merasuk ke dalam kulit, Adit masih tetap bekerja uang yang dia peroleh serasa cukup dan besuk lagi untuk mencari sisanya.

Tok

Tok

Tok

"Tante ini Adit,"ucap pemuda itu yang mengigil kedinginan.

Tante Desi membuka pintu,"Mana uangnya!"pinta wanita itu seraya tangan di atas lalu Adit memberikan semua uang yang ada di kantong celananya.

"Apa cuma segini?"teriak Tante Desi sambil berkacak pinggang.

"I--iya Tante, saya cuma dapat segini,"balasnya sambil menunduk.

"Banyak juga! Cepat masuk sana dan beres-beres rumah,"ucap Tante Desi seraya mengibas-ngibaskan uang itu untuk kipas angin.

Adit menjadi heran kenapa sikap Tante Desi mulai berubah yang dahulu wanita itu selalu menyuruh pemuda itu untuk tidur di luar rumah karena uang kurang, tetapi saat ini tidak dia di perbolehkan masuk ke rumah.

Adit pun berganti mandi lalu berganti pakaian setelah itu pemuda itu membersihkan semua rumah hingga bersih dan mengkilap. Selesai , bersih-bersih Adit langsung di kamar dan rebahan di kamar sambil mendengarkan sebuah lagu dari Sheila on 7 yang berjudul Seberapa pantaskah, itu grup band favorit nya

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status