Share

WANITA DARI ALAM MAYA

Penulis: Ema Ryosa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-10 00:23:38

Daun yang berguguran mengiringi langkah Samantha memasuki rumah sakit.

Hari ini dia akan membawa pulang Tristan Navarell, dia menamai si baby persis sesuai permintaan terakhir Tina.

Karena persalinan yang sulit Tina akhirnya meninggal dunia dan dua bulan lamanya Tristan harus dirawat intensif di rumah sakit.

Samantha menghampiri ruang pembayaran dan administrasi.

"Bu, saya akan membayar biaya perawatan pasien VViP 901."

"Bik Bu, silahkan duduk saya cek terlebih dahulu."

Samantha hanya mengangguk sambil berharap secepatnya dapat diselesaikan, karena sejak dia kehilangan Tina, Samantha selalu merasa susah bernafas jika sudah masuk area rumah sakit. Dia tahu itu psikis, karena kenangan akan Tina, akan tetapi sesaknya nyata hingga dia harus sering-sering mengirup nafas panjang.

"Bu, tagihannya sudah nol."

"Nggak mungkin, karena Tina tidak punya siapa-siapa."

"Ok, saya cek kembali."

Sambil menunggu, Samantha mengirim pesan kepada Bianca yang sudah kembali ke Irlandia untuk melanjutkan shooting filmnya yang sempat tertunda karena dia pulang untuk pemakaman Tina.

Mereka bertiga bersahabat erat sudah sejak lama.

(Bi, kau sudah membayar tagihan rumah sakit Tina?)

{Tidak. Kenapa? Limitmu habis? Limitku belum terpakai hari ini, aku bisa transfer sekarang, kirim saja nomor rekening rumah sakitnya, Tha.}

(Bukan karena limit, tapi tagihannya sudah nol, Bi)

{Kok bisa? Ayah Tristan yang bayar? Pria Sultan sialan-mu itu?}

(Nggak mungkin, aku janji meneleponnya tapi begitu Tina meninggal, aku sibuk hingga tidak menghubunginya)

{Jadi siapa yang bayar?}

(Tunggu, aku akan cari tahu)

{Kabari aku segera, Tha. Bye bye}

Samantha menutup ponselnya dan memandang petugas keuangan yang sedang menunggu untuk menjelaskan.

"Yah, jadi gimana?"

"Iya Bu, sudah terbayar."

"Saya tinggalkan alamat email yang bisa dihubungi jika nanti telah ditemukan kesalahannya."

"Baik, Bu."

Samantha pun berlalu menuju kamar Tristan.

Begitu masuk kamar Tristan, Samantha langsung melepas hoodienya, kacamata dan wig yang bikin gerah.

Setelah mencuci tangan Samantha pun menggendong Tristan.

Saat menimang dan merasakan bobot mungil nan lembut ditangannya kembali air mata Samantha mengalir.

Saat itulah dia berjanji akan menjaga Tristan dengan nyawanya, dia tidak akan menyerahkan Tristan begitu saja kepada ayahnya, kalau perlu dia akan menggantikan posisi Tina, toh mereka berdua mabok bukan?

Yang penting dia akan terus bisa menjaga Tristan di sampingnya.

Setelah meninggalkan rumah sakit, Samantha dan Tristan tiba di rumah disambut oleh pengasuh yang sudah dipesannya jauh-jauh hari.

Dengan mengandalkan orang-orang yang menjadi fans fanatiknya dia meminta dicarikan wanita pengalaman yang sudah agak berumur untuk menjaga Tristan, menggantikan Samantha disela-sela kesibukannya.

**

Pagi ini Samantha bangun lebih pagi, dia mendapat kabar bahwa Pria Sultan itu sedang berada di Brisbane, kantor pusat PT MSS Global.

Jadi Samantha berencana untuk pergi ke Brisbane, dia sudah bertanya dengan jelas bahwa usia bayi dibawah 1 bulan yang tidak diijinkan terbang kecuali ada ijin medis.

Usia Tristan sudah dua bulan lebih maka Tristan bisa terbang tanpa ijin medis khusus.

Samantha sudah mengosongkan jadwalnya, dia harus melaksanakan pesan terakhir sahabatnya, karena itu dia akan membawa Tristan menemui ayahnya.

Sejak telepon lebih dari dua bulan yang lalu, sudah dua kali dia menerima telepon dari pria itu tapi tidak diterimanya, dia masih merasakan kesedihan jika harus membahas tentang Tina.

Melalui orang yang sama dengan yang memberikan nomor pribadi Chase Navarell kepadanya, dia juga mendapatkan alamat dimana dia bisa menemui Chase Navarell.

Hampir saja Samantha lupa menggenakan penyamarannya, kacamata tebal dan baju kebesarannya juga wig pirang yang menurut Samantha norak! Bianca yang membelikannya buat Samantha dan Bianca bilang itu wig pirang dari rambut asli, yang terbaik yang pernah ada.

Setelah bercermin dia pun berangkat dengan Tristan dalam pelukannya, di temani oleh Mrs Barbara yang mendorong trolly dan koper mereka.

Samantha yakin bahkan tanpa wig pun rasanya para pemburu berita akan susah mengenalinya karena dengan adanya Tristan, siapa yang mengira bahwa dia adalah Samantha si gadis penyanyi dengan predikat kesepian seperti judul lagunya 'solitaire' yang begitu terkenal.

Sampai di hotel Samantha memberi Tristan susu terlebih dahulu.

Menunggu Tristan tertidur barulah Samantha bersiap untuk meninggalkan hotel menuju ke kantor Navarell Group.

"Mrs Barbara, tolong jaga Tristan baik-baik saya usahakan pergi tidak lama tapi kalau ada apa-apa pakai ponsel ini saja. Ini sudah langsung terhubung hanya dengan nomor saya atau nomor Bianca."

Pengasuh paruh baya itu mengangguk dengan santun.

Memang Samantha tidak memberitahu kepada Mrs Barbara bahwa sebenarnya Tristan bukan anaknya, Samantha tidak ingin ada kebocoran yang tidak diinginkan.

Jadi Mrs Barbara tahunya Tristan adalah anak Samantha hanya saja mungkin dia bertanya-tanya dalam hati di mana ayahnya, untunglah mereka tidak tinggal di dunia timur.

Samantha pun meninggalkan rumah dan menuju ke kantor pusat PT MSS Global, di gedung Navarell Group.

Sampai di lantai 38 Samantha keluar dari lift dan langsung menghampiri petugas yang ada di balik meja.

"Selamat siang ada yang bisa saya bantu?"

"Selamat siang, saya mau bertemu dengan Mr Chase Navarell."

"Kau salah satu wanita kiriman Kakeknya?" tanya wanita di balik meja itu.

Samantha menggeleng.

'kakek siapa?' batin Samantha.

Wanita di balik meja itu memandang Samantha dengan tajam, kemudian menunduk menatap buku yang dipegangnya, dia membolak balik buku ditangannya.

Samantha menyela kegiatan wanita itu yang dianggapnya buang-buang waktu.

"Aku tidak buat janji sebelumnya."

Wanita itu perlahan berdiri dan menarik nafas panjang seakan lega karena ternyata Samantha belum buat janji.

Samantha heran, kenapa dia lega? Takut tersaingi?

Nggak mungkin pria itu tertarik pada Samantha yang cukup berisi di dada dan pantatnya.

Kalau melihat seleranya terhadap Tina, yang dahulunya super model dengan tubuh langsing tanpa lemak, maka Samantha tidak akan diliriknya sama sekali, apa lagi dengan penyamaran rambut pirang dan kacamata vintage yang bagi Samantha norak banget, dia tahu bahwa penampilannya bisa di golongkan si gadis buruk rupa.

"Maaf, kalau belum buat janji tidak bisa."

"Katakan saja dia pasti akan menerimaku."

Wanita itu terdiam, seperti sedang berusaha meredam kejengkelannya.

"Baiklah, nama Anda?"

Samantha terdiam, tidak mungkin sang penguasa itu tahu namanya.

"Katakan saja ada wanita dari Alam Maya."

Wanita itu tersenyum lebar sambil menatap Samantha sinis.

"Aku serius! Katakan...kalau dia menolak aku tidak akan membuat keributan, aku akan pulang dan tidak akan pernah menginjakkan kaki lagi di kantor ini."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
jacehunter1212
very very like this story
goodnovel comment avatar
Valentinus Johanadyatma
thor lanjut teyus ya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   SURPRISEEEE....

    Chase terkejut.Dalam bayangannya dia melihat istrinya terbaring lemah tak berdaya bahkan mungkin masih belum siuman.Akan tetapi yang ada di depan matanya sungguh luar biasa, membuatnya terkejut karena ternyata Samantha sedang duduk bersandar dengan baju hamil (?) berwarna peach yang lembut dan saat ini dia sedang tersenyum mesra.Chase menutup matanya lalu kembali membukanya dengan perlahan. Kali ini dia melihat senyum Samantha semakin lebar. "Sweetheart, ini masih rumah sakit kan?"Tanya Chase sambil memandang ke sekeliling mereka. Samantha mengangguk. "Aku terlalu cemas membayangkan apa yang akan terjadi sehingga aku mengancam dokter yang merawat mu, bahkan aku berniat membuat perjanjian dengan para malaikat_""Kemarilah, Sayang." Potong Samantha.Chase mendekat, duduk di sisi ranjang sambil memegang kedua tangan Samantha yang berada di atas pangkuannya. "Apa yang terjadi di luar?" Giliran Samantha yang bertanya. Chase mem

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   SOMETHING HAPPEN

    Chase seketika berlari keluar kamar, begitu sampai di depan kamar Chase tertegun karena dia melihat Samantha terduduk di anak tangga."Sweetheart?" "Kepleset." Bisikan lirih yang Samantha sampaikan bagaikan suara bom yang menerjang gendang telinga Chase. Seketika Chase melesat mendapatkan Samantha, menggendongnya sambil berlari turun langsung menuju ke garasi. Chase seperti kesetanan apalagi saat dia merasa tangannya yang membopong Samantha...basah.Kecemasan Chase tidak mereda walau mereka telah sampai di rumah sakit. Dokter segera menerima Samantha, membawanya ke ruang periksa kemudian Samantha pindah ke ruang one day care. Selama proses itu Chase masih belum boleh menjenguk istrinya. Chase terduduk di kursi tunggu, saat itulah dia ingat belum memberi kabar ke orangtua dan sanak saudara akan tetapi teleponnya tertinggal di rumah. Jadilah Chase sendirian di ruang tunggu. Satu jam, dua jam, tiga jam...Ruang one day care t

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   HANYA BERSAMAMU...

    Hasrat Samantha makin menjadi-jadi ketika lidah Chase menyapunya perlahan. Ini tidak cukup dan tidak lagi bisa ditahan, dia bisa gila. "Sayang...Papa Daddy..." Samantha mendengar tawa teredam yang berusaha Chase tahan, namun ia terlalu terhanyut oleh sentuhan dan permainan lidah Chase sehingga pikirannya teralihkan untuk mencari tahu apa yang terjadi. Ia merasa sudah hampir sampai, ia bisa membayangkan saat pelepasan melandanya ia akan hancur berkeping-keping saking kuatnya hasrat yang melanda dirinya. Chase masih sibuk dengan lidah dan bibirnya, mendarat di kulit hangat Samantha, mencicipi bagian-bagian yang menuntut perhatiannya. "Yeah...yeah...Sayang." Kembali Samantha mendesis ketika lidah Chase memberinya lebih banyak tekanan, membuat pinggulnya otomatis melenting. "Sayang..Daddy, jangan menyiksaku terlalu lama, please Sayang...please!" Samantha merasa tubuhnya telah luar biasa panas. Sedikit lagi. Hampir samp

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   HOT AND SMOOTH 9 : PIJAT ++

    "Setelah ini? Apa?" Chase bertanya dengan perasaan melambung di udara. Sejak hamil memang istrinya sudah tak terhitung berapa kali mengambil inisiatif duluan agar mereka bercinta. Yah mungkin hormon kehamilan yang membuat istrinya begitu bergairah."Setelah ini PIJAT ya." Pijat???? 'Astagaaa, ternyata perkiraannya salah total,' pikir Chase. "Ok Sayang, mau pijat tradisional, pijat urat, pijat akupuntur, pijat kecantikan?""Pijat plus plus." Seketika senyum Chase merekah.Ternyata....sesuai dengan dugaan awal. "Oke," jawab Chase dengan suara parau.Chase membalikkan tubuh Samantha menghadap ke wastafel. "Cuci tangan dulu ya."Chase menyalakan keran air lalu membawa kedua tangan Samantha dan meletakkannya di bawah kucuran air hangat. Lalu sesaat kemudian tangan Chase berpindah ke dada Samantha. Samantha tersenyum dan memandang kaca, dia melihat tangan kecoklatan yang sedang menangkup kedua dadanya, kepala suaminya menunduk sedang mengecup bahunya. Pemandangan yang memicu gair

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   MASA BAHAGIA

    "Bukan nggak mau minggir." "Lalu?" Dengan perlahan Samantha berbalik dan memandang wajah suaminya yang aura maskulinnya tumpah ruah. "Bukan nggak mau, Daddy...tapi kuncinya ilang." Chase masih mencerna panggilan Daddy yang mendatangkan kebahagiaan ketika kalimat terakhir meresap di benaknya. "Kuncinya hilang?" "Hilang." "Hilangnya dimana?" "Nggak tahu, Sayang." "Kok balik lagi, tadi kan udah Daddy!" Samantha tertawa. 'Yang hamil siapa, yang aleman siapa.' Samantha hanya tersenyum tanpa menyuarakan apa yang ada di pikirannya."Masa Tristan panggil Papa, adiknya panggil Daddy, ntar anak ke 3, ke 4, manggil apa?" "Father, Bapak, Papi, Abi, Momo, masih cukup panggilannya sampai anak ke 7." Samantha bahagia membayangkan dirinya dikelilingi oleh anak-anaknya. Sambil terkekeh-kekeh Samantha berusaha bersuara. "Yang standard dong, kalau panggilan nggak standart ya sampai anak 50 juga nyampai." Chase membelalakkan matanya. "Anak lima puluh? LIMA PULUH? Mau nandingi Ku

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   TAK TERLUPAKAN

    Hari-hari yang Chase lalui begitu berbeda. Memiliki Samantha dan Tristan dalam hidupnya sudah lebih dari yang dibayangkan, apalagi kini akan hadir buah cintanya dengan Samantha! ASTAGAAAAA... Rasanya tak terkatakan! Rasanya luar biasa.Chase tak pernah berpikir bahwa dia bisa berubah begitu tidak masuk akal.Dia tidak akan membiarkan Samantha capek sedikitpun, bahkan Chase membawa semua bawaan Samantha hingga Samantha ngambek dan protes. "Biarin Samantha beraktifitas normal dong. Kalau nggak boleh bawa apa-apa malah bingung, hamil apa sakit?"Chase hanya terdiam, lalu maju dan memeluk istrinya."Kehamilan anak pertama itu harus dijaga dengan hati-hati, kan belum pengalaman.""Samantha udah pengalaman rawat Tristan." Bisik Samantha. "Itu kalau udah lahir, pas hamil kan belum, ayolah Sayang tenangkan hatiku, biarkan aku menjagamu." "Kamu bukan menjagaku, Sayang. Kamu terlalu memanjakan aku.""Ok, nanti kalau sudah lahir aku

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status