Share

MENGEJAR SANG PENGUASA

Author: Ema Ryosa
last update Last Updated: 2025-01-10 00:38:45

"Silahkan duduk."

Dengan setengah hati wanita itu mempersilahkan Samantha duduk.

Melihat penampilan Samantha yang sederhana dan tidak mengikuti mode mungkin dia berpikir Samantha akan kikuk dengan sekeliling yang meneriakkan kemewahan.

Samantha tidak pernah gentar dengan kekayaan, semewah apa pun, semegah apa pun, akan tetapi siang hari ini memang dia tidak terlalu percaya diri karena dia tidak sepenuhnya jujur dan itu tidak pernah terjadi dalam hidupnya. Jadi dia gugup dan nervous, akan tetapi jika dia tidak melanjutkan rencananya dia takut Tristan akan diambil darinya.

Dia tahu Tristan bukan haknya tapi dia ingin memastikan Tristan mendapat perawatan dan mendapat kasih sayang yang baik sebelum dia melepaskannya.

Samantha pun mengambil majalah yang kebetulan memasang wajah Tina, sang super model sebagai covernya.

Tampilan Tina di cover itu begitu ceria karena foto itu diambil jauh sebelum Tina masuk rumah sakit.

Samantha merasa matanya basah.

Untungnya setelah mempersilahkan Samantha duduk maka sekretaris itu langsung menuju pintu di sebelah kanan yang tertutup rapat.

"Mr Navarell maaf_"

"Aku sudah bilang padamu, Jangan ganggu aku, Leda!"

"Maafkan saya, akan tetapi wanita di luar sana memaksa saya untuk mengatakan...ehm untuk menyampaikan pesannya_"

"Perintahku bukan dengan pengecualian, catat, Da! Bahkan Johana sekali pun harus kau tolak, khusus hari ini tanpa pengecualian... mau dia wanita atau pria atau banci, membawa pesan atau tidak, tidak ada bedanya. Jadi sekarang keluarlah suruh dia buat janji dulu! Setelah itu kamu kembali ke sini... aku mau pesan makan siang, tidak ada waktu untuk keluar makan."

"Yes, Sir." Sebenarnya perintahnya sudah jelas, bahkan teman dekat Mr Navarell yang terakhir, yaitu Johana juga dilarang mengganggu, apalagi wanita lain, dari alam maya pula.

Leda keluar dari ruangan menutup pintu dengan perlahan, lalu menemui wanita yang menurutnya menarik dan segar, walau tidak cantik dan dandanannya tidak mengikuti mode yang berlaku, seperti ketinggalan zaman tapi tetap terlihat memikat dengan caranya sendiri.

Dengan langkah tegap, Leda menghampiri wanita yang terlihat sedang menatap wajah di cover majalah.

'mungkin dia sedang berkhayal seandainya dia menjadi wanita itu maka semua pintu tidak akan tertutup baginya tak terkecuali pintu Mr Navarell yang baru saja menolaknya,' kata Leda dalam hati.

"Ehm ehm...." Leda berusaha menarik perhatian wanita itu dan berhasil. Kini wanita itu balas menatapnya.

"Saya sudah menyampaikan tentang kedatangan Anda akan tetapi Mr Navarell masih sangat sibuk jadi tidak bisa menemui Anda saat ini."

Nampak wanita itu menganggukkan kepala sambil berpikir.

"Beliau bilang Anda harus buat janji dahulu, atau jika penting saya bisa sisipkan dipertemuan besok, Anda mau pagi banget atau malam di atas jam 8?"

Mendengar penawaran Leda nampak wanita itu membuka mulutnya akan mengatakan sesuatu tetapi mendadak dia menahannya dan kembali mengatupkan rahangnya.

Leda bisa melihat ada kesedihan di mata wanita pirang lembut dihadapannya, juga ada kemarahan, kejengkelan.

"Kau sudah menyampaikan pesanku bahwa aku wanita dari Alam Maya dan dia tetap menolak ku?"

Dengan ragu-ragu Leda menganggukkan kepalanya.

"Baiklah seperti janjiku tidak akan membuat keributan, hanya tolong sampaikan pesanku dan kutip setiap kata persis seperti apa yang aku katakan yaitu : kau akan menyesal karena pernah menolak...DIA!"

Setelah mengatakan hal itu, wanita itu pun meninggalkan ruangan dan menuju lift, sebelum masuk, Leda sempat melihatnya menghampiri security dan berbincang, Leda menebak mungkin dia minta petunjuk arah pulang.

Leda melihat wanita itu untuk terakhir kali, lalu berbalik kembali ke ruangan Mr Navarell.

"Jadi, Anda ingin makan yang berat? Sedang? Atau ringan, Sir?"

"Sedang."

"Baiklah."

Bukannya pergi Leda malah bertahan sambil samar terlihat menggerakkan kakinya.

"Kenapa?" tanya Chase yang sudah hafal dengan bahasa tubuh sekretarisnya.

"Wanita itu sudah pergi."

"Bagus, berarti tugasmu sudah selesai, jadi kenapa kau malah berdiri di situ?"

Leda bingung harus menjawab apa.

"Wanita itu sudah pergi tanpa meninggalkan jejak parfumnya seperti biasa?" Chase berkata sambil tersenyum sinis, dia bisa mengira siapa wanita-wanita yang gemar sekali datang tanpa perjanjian, wanita yang mungkin pernah diajaknya makan malam atau memang pernah berkencan dengannya akan tetapi sebenarnya mereka semua sudah tahu bahwa tidak akan pernah ada lanjutan tapi seringkali mereka mencoba keberuntungannya dengan datang tanpa janji.

Leda menggeleng lalu tersenyum.

"Kenapa kau tersenyum?"

"Sebenarnya wanita itu menyampaikan pesan kedua, tapi karena Anda masih sibuk saya akan menyampaikannya besok saja, Mr Navarell."

"Apa pesan keduanya? Nomor kamar? Nomor ponsel? Lenyapkan, tidak usah kau simpan."

Kembali Leda menggeleng lalu mulai membuka mulutnya dan mengatakan sama persis seperti apa yang diperintahkan oleh wanita itu.

"Aku harus menyampaikan pesan ini sesuai instruksinya dia bilang kamu kutip persis seperti aslinya yaitu : kau akan menyesal karena pernah menolak dia."

Chase duduk tegak dikursinya.

'ada yang aneh, biasa wanita wanita itu akan berkata menyesal karena membuang mereka, tapi menyesal karena membuang...dia? Apa maksudnya?' pikir Chase.

"Wanita itu pernah ke sini? Kau tahu siapa dia?"

Tanya Chase dengan tubuh kembali bersandar di kursinya. Leda menggeleng.

"Tentu saja aku tidak mengenalnya, dia dari...alam lain."

Chase mencerna kalimat Leda, dan sontak Chase berdiri.

"Apa pesannya yang pertama?"

"Katakan wanita dari Alam Maya ingin bert_"

Belum selesai kalimat Leda, dia melihat Mr Navarell menghambur ke pintu dan melangkah menuju ke lift.

Melihat lift yang masih jauh dari lantai l, Chase menuju tangga melingkar, Chase bukan menuruni anak tangga satu demi satu akan tetapi beberapa sekaligus.

Dengan cepat Chase turun hingga sampai di lantai 17 perjalanannya harus terhenti.

"Maaf Pak, sedang ada perbaikan, mohon meneruskan perjalanan lewat lift atau tangga darurat, Pak." Dengan sopan mandor itu memberi solusi tanpa dia tahu siapa orang sedang dihadapinya.

Tanpa sadar Chase mengacak-acak rambutnya sambil berjalan ke arah lift.

Para karyawan yang sedang antri di depan lift segera menepi, memberi kesempatan bos besar mereka untuk masuk lift duluan.

Bukannya kembali naik, Chase malah turun.

Lalu dia teringat sesuatu.

Cepat-cepat Chase mengeluarkan ponsel dari sakunya.

Dia mengirim pesan singkat dan jelas.

(Kembalilah!)

Chase menunggu.

{Terlambat}

(Kau dimana?)

{Di jalan}

(Aku ke tempatmu)

{Akan ku pertimbangkan}

(Shittt)

{Mengumpat? Bukankah itu harusnya dalam hati saja?}

Chase tersenyum, wanita bermulut tajam ini selalu bisa membuatnya tersenyum, tanpa usaha bahkan tanpa dia tahu.

(Kembali! Kita akan bicara)

{Tunggulah}

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   PLAKKK!

    Chase menunggu di kantornya dengan gelisah, dia tahu begitu melihat bayi yang akan di bawa wanita bermulut tajam itu, dia bisa langsung pastikan itu anaknya atau bukan, itu keturunan Navarell atau bukan!Tak lama pintu terbuka. Chase mengerutkan keningnya. Wanita yang berdiri di pintu segera masuk dan menutup pintu di belakangnya. Mereka saling memandang, kerutan di kening Chase makin dalam. Chase masih belum bersuara hingga suara lembut memecah kesunyian. "Kau memang pria plin plan." Chase terkejut dan seketika mengangkat keningnya. "Kau memang bermulut tajam," balas Chase. "Tadi..kau menyuruhku kembali, tapi sekarang..hanya melihat wajahmu aku tahu bahwa kau menginginkanku pergi, apa namanya kalau bukan tidak berpendirian?" "Aku mengira kau membawa bayimu, untuk apa kau sudah payah menemuiku tanpa membawa bayimu? Aku bermaksud memastikan bahwa itu memang keturunan Navarell, tapi sekarang aku tahu pasti dia bukan anakku." "Dari

    Last Updated : 2025-01-10
  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   GAIRAH TERPENDAM

    Tujuh hari berlalu sejak insiden wanita jelek dan bermulut tajam di kantornya. Sore ini Chase bergegas ke rumah kakeknya yang menyuruh dia datang segera. 'nggak biasanya kakek mempercepat perjalanannya, memangnya apa yang sangat penting? Pasti tentang pengambilalihan perusahaan yang ujung-ujungnya sudah bisa di tebak, aku harus menikah!' Chase bermonolog dalam hati, karena kedekatannya dengan sang kakek, seringkali dia bisa menebak apa yang akan kakek lakukan bahkan sebelum sang kakek bilang. Di teras Chase melompati dua anak tangga sekaligus lalu begitu sampai di ruang tamu langkahnya terhenti. Wanita bermulut tajam itu sedang duduk di samping kakeknya. "Kau? Berani-beraninya kau menemui kakekku? Kau memang parah!""Diam Chase." "Kakek, jangan dengarkan dia." "Duduk, Chase!""Kakek..""Dengarkan kakek, waktumu hanya tinggal 8 bulan, pilihannya kau menikahi Samantha atau semua saham kakek, kakek jual kepada pemilik saham yang lain." "

    Last Updated : 2025-02-06
  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   SURPRISE!!

    DELAPAN BULAN KEMUDIAN.Chase baru saja turun dari jet pribadinya, dia sedang berdiri mengamati sekitar mencari kekasih terakhir yang memaksa untuk menjemputnya. Chase selalu lebih merasa nyaman jika sopir yang akan menjemputnya karena mereka lebih tepat waktu dibandingkan orang lain. Seperti saat ini, sudah tiga menit dia mencari belum juga terlihat tanda kehadiran kekasihnya. Tiba-tiba terdengar bunyi suara barang jatuh tidak jauh dari tempatnya berdiri.Chase melihat seorang wanita paruh baya sedang kerepotan dengan seorang anak kecil. "Mana Mommy..mommy." anak kecil itu awalnya merengek lama kelamaan meraung. Saat melewati Chase, si kecil meronta hingga nyaris jatuh dari gendongan kalau saja Chase tidak reflek menangkapnya.Si kecil memandang pria besar di hadapannya lalu dia menangis pelan, tidak lagi meronta-ronta, mungkin dia sudah bisa mengerti bahwa ada orang asing yang akan memarahi jika dia nakal.Ibu itu pun berhenti, duduk di kursi kemudian memberi si kecil minum

    Last Updated : 2025-02-08
  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   PERTEMUAN TAK DISENGAJA

    Samantha-pun kembali mencium anaknya sambil tak hentinya bersyukur dalam hati karena dia tetap memakai penyamarannya. Dia tidak mengira akan kembali bertemu dengan Chase Navarell.Delapan bulan yang lalu Chase mengusirnya dan dia pergi dengan hati lega karena dia sudah berusaha melakukan tugasnya mencari ayah kandung Tristan, kalau Chase menolak berarti tugasnya sudah selesai, dia akan merawat dan membesarkan anak Tina seperti janjinya pada almarhum sahabatnya itu.Walaupun dengan adanya Tristan dia harus mengurangi jadwal show-nya.Tadinya sebelum naik pesawat, dia sempat berpikir hanya memakai kacamata hitam saja, tapi dia mengurungkan niatnya karena saat dalam penyamaran jadi gadis kedodoran yang sederhana dengan wig dan kacamata vintagenya, dia bisa lebih leluasa karena tidak ada fans dan para paparazi yang membuntutinya. Untunglah nalurinya membantu menyelamatkan dirinya dari keadaan yang lebih rumit karena ternyata dia bertemu dengan Chase Navarell, penguasa arogan yang mengh

    Last Updated : 2025-02-10
  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   KALIAN MEMUAKKAN

    "Ya, dulu kau butuh istri untuk memuluskan rencanamu!" Gumam Samantha. Samantha bisa melihat Chase memahami maksudnya, tapi tidak ada kalimat tanggapan yang keluar dari mulut pria tampan arogan itu.Saat itu mulai terdengar bel dari mobil yang mengantri di belakang mereka. "Naiklah!" Samantha melirik antrian mobil yang makin panjang, dengan terpaksa Samantha masuk diikuti oleh Mrs Barbara. Chase menatap Samantha dan Tristan yang sudah merebahkan kepalanya karena lelah."Aku bisa menggantikanmu menggendongnya." Chase menawarkan diri untuk menggendong Tristan.Samantha terdiam lalu menggeleng.Tiba-tiba Tristan mengangkat kepalanya dan memandang Chase lalu tersenyum.Samantha terkejut melihat Tristan yang biasanya tidak mudah dekat dengan orang baru, selama apa mereka berdua berkomunikasi sebelum Samantha tiba? Tristan memandang Mommy-nya, lalu memandang Chase sambil membuka mulut mungilnya. "Dada..da." Raut wajah Chase berubah

    Last Updated : 2025-02-11
  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   RUMIT

    Chase sangat heran karena tubuh Samantha begitu ringan, rasanya seperti sedang menggendong Tristan. “Apa saja yang dia lakukan sampai tubuhnya sangat ringan seperti seorang bayi?”batin Chase penuh dengan rasa penasaran.Karena sulit dipahami bagi nalar Chase, tubuh Samantha yang terlihat besar beratnya terlalu ringan. Sambil menggendong, Chase berusaha menekan rasa herannya.Selama dalam perjalanan Samantha masih tetap tertidur, tidak terbangun sama sekali, akan tetapi saat Chase membaringkannya Samantha segera terbangun dan keheranan melihat Chase sedang bersamanya...di dalam kamar tidurnya."Kau belum ... belum pulang?” tanya Samantha sambil mulai menutup mata, dia berusaha menunggu jawaban atas pertanyaan yang dia lontarkan. Sepertinya jawaban paling sederhana pun tidak bisa langsung Samantha cerna, karena begitu payah tubuhnya."Aku akan tinggal." "Tinggal?""Aku tidak akan pulang, aku tetap di sini!" ucap Chase dengan sangat yakin."Kau tidak bisa tinggal ... di sini,”

    Last Updated : 2025-02-13
  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   TERPANA

    Pagi tiba dengan cepat, alarm alam yang membangunkan Samantha, membuatnya spontan terduduk. Samantha pun bangun, masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah lima menit, Samantha keluar hanya dengan selembar handuk yang melilit tubuhnya dengan rambut yang masih basah.Setelah mengeringkan rambutnya, Samantha pun memakai pakaian favoritnya jika sedang di rumah saja yaitu dress rumah yang tipis tanpa menggunakan bra, baginya seakan menanggalkan segala kekangan, melepaskan segala kerumitan. Setelah menyisir rambut dan memakai krim wajah Samantha pun siap melaksanakan tugasnya sebagai seorang ibu full time. Tidak ada konser.Tidak ada wawancara.Tidak ada show apapun.Bahkan Samantha telah menginstruksikan manajernya bahwa hari ini ponselnya mati!Dia ingin bermain dan mengurus Tristan, setelah tiga hari meninggalkan Tristan dengan pengasuh.Dengan berjingkat Samantha keluar dari kamarnya dan akan pergi ke kamar Tristan, akan tetapi sampai di ruang tengah, langkahnya t

    Last Updated : 2025-02-14
  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   Bukan Pagi Biasa

    Hal yang langka!Bukannya terpukau akan kecantikan Bianca, Chase hanya mengangguk lalu kembali memusatkan perhatian pada Samantha.Bianca aktris papan atas yang sedang naik daun, tapi Chase seakan tidak mengenalnya sama sekali!“Oh My Godness," gumam Bianca lirih.Samantha merasa geli melihat reaksi Bianca, biasanya para pria yang akan jatuh bangun mengejar Bianca, akan tetapi pagi ini memang bukan pagi yang biasa. Dalam hati Samantha yakin sebentar lagi saat kesadarannya sudah pulih, Chase akan ganti mengejar Bianca.Bianca berjalan mendekat dengan mengulurkan tangannya, tatapannya memuja Chase, sorot matanya begitu kagum. Sebaliknya Chase menatapnya formal lalu menyambut uluran tangan Bianca yang langsung menjerit tanpa suara. Samantha berpikir mungkin Bianca merasakan besarnya tangan Chase yang begitu maskulin dan kasar.Bianca maju lagi, Chase spontan memundurkan sedikit tubuhnya, seolah menghindar.'Hmm...baru bangun tidur jadi nggak sadar ada wanita cantik dihadapannya,' b

    Last Updated : 2025-02-15

Latest chapter

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   SEE YOU SOON...

    Alana Drew! Penyanyi favoritnya!Dokter Dominic berusaha melegakan tenggorokannya sebelum menjawab pertanyaan Samantha. "Benar, ada yang bisa saya bantu Ms Alana Drew?" Samantha tidak terkejut mendengar panggilan itu karena dia tahu wajahnya yang tanpa penyamaran pasti langsung dikenali di manapun dia berada."Aku harap kau merahasiakan keberadaan ku disini," pinta Samantha."Jangan kuatir, apa yang bisa saya bantu?""Anak saya merengek dan gelisah sejak bangun." "Baiklah, saya akan periksa, mungkin bisa dibaringkan dahulu? Siapa namanya?" "Tristan, dokter." Samantha segera membaringkan Tristan yang seketika menangis dengan keras ketika merasa kehilangan pelukan ibunya."Wow, wow...keras sekali anak Mommy menangis, anak hebat...mari kita lihat apa yang salah ya." Dengan lembut dan sambil berbicara dokter Dominic melakukan pemeriksaan menyeluruh dan kondisi Tristan yang menangis tidak menjadi halangan, terlihat bahwa sang dokt

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   HOT BUT SMOOTH 5 : NYARISSSS

    Tidak adanya penolakan dari Samantha membuat gairah Chase naik secepat kilat, 'tubuh' nya membengkak sempurna. Chase makin menekankan tubuhnya, memeluk istrinya erat-erat seakan bisa meredakan gairahnya. "Sayang, masih ada yang ingin kau katakan?" tanya Chase, sejenak melepaskan ciumannya. Samantha menggeleng. "Aku dimaafkan?" Samantha kembali menggeleng. Chase terkejut. "Kita sama-sama salah, Chase. Tidak ada yang perlu dimaafkan." "Kita mulai awal yang baru ya, Sayang. Tanpa perjanjian! Selamanya kau adalah Mrs Navarell!" Kembali Chase melanjutkan cumbu rayu yang sempat terhenti. Chase selalu tahu bahwa istrinya bisa begitu cepat menaikkan gairah dan hasratnya. Akan tetapi hari ini sangat luar biasa hebat. Chase menurunkan tangannya dan meremas bokong Samantha, lalu menekan tubuh Samantha makin rapat dengan gerakan yang begitu sensual, hingga terdengar

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   PERJANJIAN BERAKHIR

    Sepanjang hari irama Chase melambat, dia menghitung sisa waktu sampai ke pukul 12 malam, saat perjanjian berakhir."Bos, ada tawaran besar dari klien kita, line satu." "Bereskan." Chase langsung memberikan instruksi lisan kepada wakilnya. "Bro, nggak nanya sebesar apa?" "Bereskan, Lim." "Oke." Kembali Chase melihat dokumen di hadapannya, akan tetapi fokusnya sudah bercabang. Dia merencanakan untuk memberi perhatian dan waktu sepenuhnya bagi Samantha saat mereka telah bertemu dan menemukan kata sepakat nanti. Giliran Chase yang menelepon Salim. "Lim, kemari." Hanya selang sesaat Salim sudah mengetuk pintu ruangan Chase. "Gitu lah, Bro! Top! Apapun yang terjadi bisnis is number one! Aku sambungkan langsung dengan klien kita, ok?" Chase langsung mengangkat wajahnya. "Kau belum bereskan?" Giliran Salim yang bingung."Sudah, tapi nggak tuntas karena dia minta bertemu langsung dengan decision maker." "Kan aku udah kasih kamu wewenang khusus, Lim. Kamu tinggal bilang kan kalau

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   SURPRISE

    Chase bersama Salim sedang menghadiri gala dinner dari perusahaan rekanan yang cukup besar yang diselenggarakan di sebuah hotel berbintang lima. Chase mengupayakan datang karena mereka telah mengirim undangan sudah lama sekali. Mereka sedang duduk di meja undangan VVIP ketika sang pembawa acara mulai membuka rangkaian acara."Salim, kenapa acara baru dimulai?" Gumam Chase heran. Salim yang mendengar kalimat Chase hanya diam saja, memang Chase tidak tahu karena undangan Salim yang pegang. "Kau akan terhibur malam ini, duduk santai sajalah, Bos." "Tiga puluh menit lagi aku akan pergi.""Lhaaa, belum juga pegang tangan dengan Mr Ramji." "Kau saja yang tinggal, bilang mendadak aku ada urusan penting." Chase berusaha menahan diri, sebenarnya jangankan tiga puluh menit lagi, sebenarnya tadi Chase enggan untuk datang. Sejak Samantha pergi, hari hari hidupnya hanya dihabiskan dikantor, sendiri dengan dokumen, dikelilingi dinding-dinding kantor yang membisu, menghitung detik demi de

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   MERINDUKANMU...SANGAT!

    Bianca menatap wajah jelita sahabatnya yang sedang memandang dengan tanda tanya besar di matanya. Melihat temannya hanya diam saja, Bianca berinisiatif untuk mengorek isi hati Samantha. "Gimana pendapatmu setelah mendengar ceritaku?" Nampak Samantha menggigit bibirnya."Mungkin apa yang dilakukannya terdorong oleh tanggung jawab yang besar terhadap Tristan." "Wrong answer, pilih jawaban lain." Nampak Samantha sedang berpikir mencari jawaban lain. "Mungkin dia takut kakeknya marah?""Kau yang lebih mengenalnya, menurutmu dia takut?" Samantha menggeleng. "Kalau kau lihat wajahnya kau akan tahu seberapa dalam kesedihannya, itu yang mendorong dia melintasi samudra secepatnya." Samantha tidak menjawab, tapi anehnya kondisinya sudah jauh lebih baik dibanding saat Bianca datang."Kalau kau tanya apa yang memicu kesedihannya, hanya kalian berdua yang bisa jawab? Urusan ranjang terpanas? Gaya terheboh? Atau_""Bi, memangnya besok kamu nggak ada shooting film?" Samantha memotong untuk

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   (BUKAN) PUNGGUK MERINDUKAN BULAN

    "Kenapa? Apa Tristan sakit?" tanya Chase mengingat kebiasaan Samantha yang sangat cemas saat Tristan sakit. "Tristan sehat," jawab Arnold. "Istriku..apakah dia baik-baik saja?" Arnold tidak menjawab, dia memandang Chase dengan tajam."Tadinya tidak, tapi sekarang dia sudah baik-baik saja, aku katakan padanya di bumi ada berjuta-juta pria yang mau mati bagi dia."Chase maju dan langsung mengangkat kerah leher Arnold. "Samantha istriku, selamanya dia istriku!" "Kalau itu yang ada di benakmu, seharusnya yang keluar dari mulutmu bukan hal yang menyakitkan hatinya." Chase menggertakkan giginya menahan rasa marah, bukan kepada Arnold, lebih kepada diri sendiri karena kalimat Arnold seketika mengingatkan dia akan kebodohannya menyuruh Samantha pulang! "Kalian apa-apaan sih?" teriakan Bianca membuyarkan lamunan Chase.Segera Chase melepaskan cengkeramannya lalu berlalu meninggalkan kedua sahabat Samantha, dia berjalan dengan posisi bahu turu

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   SELAMANYA KAU ISTRIKU!

    Dokumen? Chase ngeri mendengar kalimat Bianca. Seketika Chase mengambil ponselnya lalu mencoba menghubungi Samantha. Chase memandang layar, dia sangat gelisah. Dia ingin sekali mendengar suara istrinya. 'Pleaseeee Sam! Please angkat, Sam.' Waktu terus berputar.... Detik demi detik terasa sangat lama hingga akhirnya telepon diangkat. Ada yang berdesir di dada Chase saat menunggu suara lembut yang dirindukannya. Chase senang sekaligus sedih, banyak sekali yang ingin dia katakan namun lidahnya kelu. "Chase?" Chase sampai tidak bisa berkata-kata, lehernya tersumbat. Bahkan iya kesulitan untuk menelan salivanya, pikirannya tiba-tiba kosong seolah ada sesuatu yang membuatnya takut, sebuah kata yang tak ingin ia dengar keluar dari bibir Samantha. "Chase?" kembali Samantha bertanya. Chase menarik nafas sebelum menjawab pertanyaan istrinya. "Sayang....kamu di mana?" "Maaf aku sudah jauh, tapi kalau kamu mau mengirim dokumen perc_" "CUKUP, SAM! Tidak akan ada percera

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   COMPLICATED

    "Mom?" "Hai, Sayang." Mereka saling berpelukan, lalu Chase mempersilahkan ibunya masuk, sebaliknya Chase turun dari teras menuju mobil ibunya. Chase membuka pintu..lKosong... Chase terdiam dalam posisi kepala tertunduk sambil memegang pintu dalam waktu yang cukup lama. Lalu dia berbalik dan kembali masuk ke dalam rumah dan duduk di hadapan ibunya. Sambil menangkupkan kedua tangannya, Chase bertanya. "Samantha yang mengirim Mom ke sini?" Nampak raut keheranan di wajah ibunda Chase. "Mom, Samantha pasti marah karena kejadian kemarin, sampai dia mengirim Mom ke sini." Tidak terdengar jawaban apapun dari ibunya membuat Chase menegakkan badannya dan memandang ibundanya. "Betul kan, Mom?" Ibunda Chase menggelengkan kepala perlahan. Chase mengernyit melihat gelengan ibunya. "Istriku tidak pergi menemui, Mom?" tanya Chase dengan kecemasan yang kental mewarnai suaranya. Siapapun pasti bisa menangkap nada saya

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   PENYESALAN YANG DALAM

    Deg!Samantha kebingungan, nge-blank...'Aku yakin banget kan menuju rumah Mama, tadi aku punya alasan masuk akal, kenapa sekarang jadi nggak ada?' Samantha menarik nafas panjang...lalu ingat. "Oh, kan Samantha baru pulang dari Aussie, Ma." "Oh iya, Mama sampai lupa, ini langsung dari bandara ya, maklum Mama udah tua, Sam." Samantha diam saja, tidak membenarkan kalimat ibu mertuanya. "Maafkan Sam, Ma.' batin Samantha, dia merasa bersalah karena tidak bercerita secara utuh tentang apa yang terjadi. "Ma, Sam jemput Tristan dulu ya." "Yukkk.." Sedang mereka berjalan menuju kamar Tristan, Samantha mendadak teringat sesuatu. "Oh ya Ma, boleh Samantha titip ini, Ma?" Ibu mertuanya berbalik dan menatap apa yang Samantha pegang.Jam tangan! "Ini jam tangan siapa?" "Ini jam tangan ayahnya Tristan, Mam. Sejauh ini kami belum berhasil menemukan siapa pemilik jam tangan ini, jadi boleh titip dulu di Mama, mungkin Mama punya cara lain untuk menemukan siapa pemilik jam tangan ini, Ma."

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status